Monday, October 20, 2008
Sunday, October 19, 2008
Ku tinggalkan cinta kerana mencari cinta Allah
Tanggal 18 oktober, sepupu ku fikri bin Mazlan meninggalkan kami. Arwah kemalangan dan koma selama 3hari. Punca kematian adalah kerana saraf utamanya putus dan kepalanya mengalami hentakan peringkat keempat(paling kritikal). Terlalu singkat hidupni. Arwah baru berumur 14tahun. Baru seminggu aku bersembang dengan arwah. Tiba-tiba dia sudah pergi. macam tidak percaya tapi inilah hakikatnya. Aku tersentak seketika selepas dibuai dalam mimpi yang panjang. Tiba-tiba aku terfikir, apa bekalan aku menghadap Yang Esa? Apa persiapan aku andai nyawa aku diambil secara tiba-tiba?
Seharian aku termenung. Terlintas di fikiran ku untuk mengubah kehidupanku.Tetapi bagaimana. Aku diberi 2 pilihan. Pertama bersama si dia dan terus hanyut dalam lautan cinta kami. Kedua, putuskan hubungan yang telah mencambah 3tahun ini dan kembali menjadi muslimah sebenar.. Terlalu sukar kerana aku hanya ada si dia sebagai temanku.
Aku meminta dia membuat pilihan. Dia menerima pilihan kedua tapi dengan satu janji dariku. Ya..aku janji.Aku janji untuk menjadi muslimah sebenar dan mencari kehidupan yang inginku miliki. Dan dia akan sentiasa melihatku dari jauh sambil mencari rezeki bagi melamar diriku. Aku akan tunggu dia andai dia adalah jodoh untukku.
Perancangan aku sekarang ialah mencari seorang muslimah yang sebenar yang dapat membimbing aku kerana aku tidak mampu lakukannya seorang diri. Doakan aku.
Wednesday, October 15, 2008
Ayat-Ayat Cinta
Barangsiapa yang hafal dan mengamalkan tujuh kalimah ini akan dimuliakan oleh Allah dan malaikat dan akan diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih di lautan..
1.bismillahhirrahmannirrahim: pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2.alhamdulliah:pada tiap-tiap habis melakukan sesuatu.
3.astagfirrullah:jika tersilap mengatakan sesuatu yang buruk.
4.insyaallah:jika ingin muelakukan sesuatu pada masa akan datang.
5.lahaulawalaquataillahbillah:bila tidak dapat melakukan sesuatu yang agak berat atau melihat sesuatu yang buruk.
6.innalillah:jika menghadapi musibah atau melihat kematian.
7.laailaahaillallah:bacalah sepanjang siang dan malam sebanyak-banyaknya.
Amalkanlah selalu moga-moga kita tergolong dikalangan orang yang terpilih oleh Allah.
Ways to Say I Love You in Another Language
Afrikaans - Ek is lief vir jou
American - Have a beer
Australian - 'ave another
Arabic - Ana Ahebak / Ana Bahibak
Cantonese - Ngo Oi Nei
Chinese - Gnoy oy na
Danish - Jeg eisker dig
Dutch - Ik hou van jou
English - I love you
Finnish - Mina rakastan sinua
French - Je t'aime / Je t'adore
German - Ich liebe Dich
Greek - S'agape
Hawaiian - Aloha wau ia 'oe
Hebrew - Ani ohevet ota
Indonesian - Saya cinta padamu
Italian - Ti amo
Japanese - Anata wa, dai suki desu
Korean - Sa Lang Hae / Na No Sa Lan Hei
Mandarin - Wo Ai Ni
Norwegian - Jeg eisker deg
Persian - Tora Doost Darem
Romanian - Te iubesc
Russian - Ya tebya liubliu
Spanish - Te quiero / Te amo / Yo amor tu
Swahili - Naku panda
Swedish - Jag alskar dig
Swiss German - Ch-ha di garn
Tagolog - Mahal kita / Inilbig kita
Turkish - Seni seviyorum
Vietnamese - Toi yeu em
American - Have a beer
Australian - 'ave another
Arabic - Ana Ahebak / Ana Bahibak
Cantonese - Ngo Oi Nei
Chinese - Gnoy oy na
Danish - Jeg eisker dig
Dutch - Ik hou van jou
English - I love you
Finnish - Mina rakastan sinua
French - Je t'aime / Je t'adore
German - Ich liebe Dich
Greek - S'agape
Hawaiian - Aloha wau ia 'oe
Hebrew - Ani ohevet ota
Indonesian - Saya cinta padamu
Italian - Ti amo
Japanese - Anata wa, dai suki desu
Korean - Sa Lang Hae / Na No Sa Lan Hei
Mandarin - Wo Ai Ni
Norwegian - Jeg eisker deg
Persian - Tora Doost Darem
Romanian - Te iubesc
Russian - Ya tebya liubliu
Spanish - Te quiero / Te amo / Yo amor tu
Swahili - Naku panda
Swedish - Jag alskar dig
Swiss German - Ch-ha di garn
Tagolog - Mahal kita / Inilbig kita
Turkish - Seni seviyorum
Vietnamese - Toi yeu em
Love Poem
When I saw you for the first time, I knew you were the one.
You didn’t say a word to me, but love was in the air.
When you held my hand, pulled me into your world.
From that on my life has changed for good.Now I’ll never feel lonely again, because you’re in my life.
Love, how can I explain to you, the way I feel inside, when I think of you.
I thank you for everything that you’ve showed me.Don’t you ever forget that I love you.
Love, I know that someday will soon you’ll be right next to me.Holding me so tight,so I’ll always be yours.
Although we can’t be together now,remember I am here for you, when I know you’re there for me.
Whenever I long to be with you,I just close my eyes and pretend you’re here.
I see you. I touch you. I feel you.I will nothing can ever change what I feel inside.
How long must I be far away from you.I don’t know dear, but I know we are one.
You didn’t say a word to me, but love was in the air.
When you held my hand, pulled me into your world.
From that on my life has changed for good.Now I’ll never feel lonely again, because you’re in my life.
Love, how can I explain to you, the way I feel inside, when I think of you.
I thank you for everything that you’ve showed me.Don’t you ever forget that I love you.
Love, I know that someday will soon you’ll be right next to me.Holding me so tight,so I’ll always be yours.
Although we can’t be together now,remember I am here for you, when I know you’re there for me.
Whenever I long to be with you,I just close my eyes and pretend you’re here.
I see you. I touch you. I feel you.I will nothing can ever change what I feel inside.
How long must I be far away from you.I don’t know dear, but I know we are one.
Hadis untuk Berkasih Sayang
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal." (Q.S. Al-Hujuraat [49]:13).
"mawaddatuhu taduumu likulli haulin, wa hal kullun mawaddatuhu taduumu", kasih sayangnya (manusia) selalu kekal untuk segala hal yang menakutkan, dan apakah setiap orang itu kasih sayangnya selalu kekal. (Jawaahirul Balaaghah:407).
Rasulullah saw. bersabda, "Man laa yarhaminnaasa laa yarhamhullaah" Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya. (H.R. Turmudzi).
Rasulullah saw. bersabda, "Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi." Wahai Rasulullah, "Semua kami pengasih," jawab mereka. Berkata Rasulullah, "Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia)." (H.R. Ath-Thabrani).
Ditegaskan hadis Rasulullah saw., Laa tunza'ur rahmatu illaa min syaqiyyin. Rasa kasih sayang tidaklah dicabut melainkan hanya dari orang-orang yang celaka. (H.R. Ibn. Hibban).
"mawaddatuhu taduumu likulli haulin, wa hal kullun mawaddatuhu taduumu", kasih sayangnya (manusia) selalu kekal untuk segala hal yang menakutkan, dan apakah setiap orang itu kasih sayangnya selalu kekal. (Jawaahirul Balaaghah:407).
Rasulullah saw. bersabda, "Man laa yarhaminnaasa laa yarhamhullaah" Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya. (H.R. Turmudzi).
Rasulullah saw. bersabda, "Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi." Wahai Rasulullah, "Semua kami pengasih," jawab mereka. Berkata Rasulullah, "Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia)." (H.R. Ath-Thabrani).
Ditegaskan hadis Rasulullah saw., Laa tunza'ur rahmatu illaa min syaqiyyin. Rasa kasih sayang tidaklah dicabut melainkan hanya dari orang-orang yang celaka. (H.R. Ibn. Hibban).
Doa Seorang Kekasih
YA ALLAH….
Jika aku jatuh cinta… Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya kepadaMu…
Untuk menyintaiMu… Hanya kepadaMu…
YA MUHAIMIN….
Jika aku jatuh cinta…Jagalah cintaku padanya…
Agar tidak melebihi cintaku padaMu…
YA RAHMAN…
Jika aku jatuh hati, Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut padaMu…
Agar tidak terjatuh aku…Dalam jurang cintaMu…
YA RABBANA…
Jika aku jatuh hati… Jagalah hatiku padanya…
Agar tidak berpaling hati padaMu…
YA RABBUL IZZATI….
Jika aku rindu...Rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalanMu…
YA ALLAH…
Jika aku rindu…Jagalah rindu aku padanya agar tidak lalai…
Aku merindukan SyurgaMu…
YA RABBI…
Jika aku menikmati cinta kekasihMu…Janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat
Di sepertiga malam terakhirMu…
YA ALLAH...
Jika Engkau halalkan aku merindui kekasihMu…Jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku
Pada cinta hakiki dan rindu abadi…
YA FATTAH….
Engkau mengetahui bahawa hati2 ini telah berhimpun dalam cinta padaMu…
Telah berjumpa pada taatMu…Telah bersatu dalam dakwah padaMuTelah berpadu dalam membela syariatMu….
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya..kekalkanlah cintanya…Tunjukkanlah jalan-jalannya…
Penuhilah hati2 inidengan NurMu yang tiada pernah pudar…
Lapangkanlah dada-dada kami…Dengan kelimpahan keimanan padaMu…
Dan keindahan tawakkal di jalanMu…
AMIN..YA RABBAL ALAMIN…..
Jika aku jatuh cinta… Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya kepadaMu…
Untuk menyintaiMu… Hanya kepadaMu…
YA MUHAIMIN….
Jika aku jatuh cinta…Jagalah cintaku padanya…
Agar tidak melebihi cintaku padaMu…
YA RAHMAN…
Jika aku jatuh hati, Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut padaMu…
Agar tidak terjatuh aku…Dalam jurang cintaMu…
YA RABBANA…
Jika aku jatuh hati… Jagalah hatiku padanya…
Agar tidak berpaling hati padaMu…
YA RABBUL IZZATI….
Jika aku rindu...Rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalanMu…
YA ALLAH…
Jika aku rindu…Jagalah rindu aku padanya agar tidak lalai…
Aku merindukan SyurgaMu…
YA RABBI…
Jika aku menikmati cinta kekasihMu…Janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat
Di sepertiga malam terakhirMu…
YA ALLAH...
Jika Engkau halalkan aku merindui kekasihMu…Jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku
Pada cinta hakiki dan rindu abadi…
YA FATTAH….
Engkau mengetahui bahawa hati2 ini telah berhimpun dalam cinta padaMu…
Telah berjumpa pada taatMu…Telah bersatu dalam dakwah padaMuTelah berpadu dalam membela syariatMu….
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya..kekalkanlah cintanya…Tunjukkanlah jalan-jalannya…
Penuhilah hati2 inidengan NurMu yang tiada pernah pudar…
Lapangkanlah dada-dada kami…Dengan kelimpahan keimanan padaMu…
Dan keindahan tawakkal di jalanMu…
AMIN..YA RABBAL ALAMIN…..
10 TIPS FOR MARIED COUPLES
1. Talk things out. Remember that communication is the key.
2. Always hold one another and provide comfort.
3. Pay attention to your partner's needs.
4. Be honest and open.
5. Always make each other laugh.
6. Support one another in all endeavors.
7. Understand that you are a pair.
8. Share your feelings.
9. Touch a lot - it feels good!
10. Tell your partner you love them every day!
2. Always hold one another and provide comfort.
3. Pay attention to your partner's needs.
4. Be honest and open.
5. Always make each other laugh.
6. Support one another in all endeavors.
7. Understand that you are a pair.
8. Share your feelings.
9. Touch a lot - it feels good!
10. Tell your partner you love them every day!
7 Hari-hariku
(sekadar pelajaran untuk hatiku yang lalai)
Hari isnin…..ku mulai hari ini dengan segala duniaku.....tidurku begitu lelap setelah akhir pekan bersama pacarku.... kerana mimpi indah bangunku hingga pukul 7.....akhirnya kutinggalkan solat subuh ku ..... begitu sibuknya duniaku .....solat zuhur kuselesaikan saat azan asar hampir berkumandang .....begitu juga solat maghrib dan solat isyak kutunaikan hampir bersamaan ....dan kupulang ke rumah jam 12 malam ........dan tahajudku tertinggal bersama mimpi berikutnya ....
Hari selasa ......seperti biasa subuhku ketinggalan .... apalagi dhuha malas kukerjakan ...dan aku mulai rindu dgn kekasihku ..... padahal baru 2 hari yang lalu ku bermadu kasih dengannya .......kenapa ku tak rindu dengan solat subuhku yang sudah sebulan ini tertinggal terus....dan hari inipun ... solat zuhur dan solat asar tidak kukerjakan ...........solat maghrib dan solat isyak masih seperti biasa ......Tidur ku pun jam 12 malam setelah bercengkrama mesra dgn kekasihku selama 7 jam ... dan tahajudku tertinggal bersama mimpi indahku .......
Hari rabu ......Seperti biasa subuh dan dhuhaku sudah tak ingat lagi .......tapi wajah kekasihku masih seperti melekat erat dari benakku ...apalagi kemarin dia memberikan sebuah novel best seller .... dan hari ini dalam waktu 7 jam .... aku telah selesai membacanya .....hingga Solat zuhur , Asar kutinggalkan .......padahal untuk baca Al-qur'an saja sangat berat sekali walau cuma 1 a'in ...dan sudah berapa lama aku tidak menyentuh kitab suci itu .... Tapi masih untung solat mahgrib ku tak tertinggal .....Tapi solat Isyak sedih tak ingat lagi .... kuterlelap dalam rimba tidurku ....dan tahajudku tertinggal bersama mimpi berikutnya ....
Hari khamis .....Seperti biasa subuh dan dhuhaku sudah tak ingat lagi .......ditambah solat zuhur dan solat asar .... ku tinggal kerana ada meeting dengan pimpinan perusahaanku .......sampai jam 7 malam lagi Solat magrib aku lupa .... tapi solat isya kukerjakan .... itupun kerana ada ta'lim di masjid ....tetapi anehnya aku lebih suka mencari bahan hiburan dengan teman kiri-kananku....begitu lancarnya rangkaian kata-kata yang kubuat .... padahal ba'da isya tadi .... betapa sulitnya ku merangkai do'a ......sampai ta'lim itu selesai .....yang kuingat hanya do'a penutup saja ............. Malamnya kekasihku menelefonku ...... putus cinta ... ya ...dia memutuskan cintanya ...dan akupun tak bisa tidur dibuatnya ... sambil menangis ......padahal aku tak pernah menangis waktu mengucapkan istigfar ....Akhirnya kupejamkan mata ini saat sudah terlalu malam .... ya nasibdan tahajudku tertinggal bersama mimpi sedihku .........
Hari jumaat ...Seperti biasa subuh dan dhuhaku sudah tak ingat lagi .......ku mulai hariku dengan melamun dan melamun ....merenungi nasib cintaku yang lalu ..... ya sudah lah tidakmahu difikir apalagi ...ku mulai dengan solat jumaat .... aku pilih shaf paling belakang sambil bersandar pada dinding dibelakangku .....supaya lebih santai ...... mulailah khatib menyampaikan khutbahnya .....dan tiba-tiba ..... seorang disampingku membangunkan tidurku bersamaan dengan Iqomat .... aduh malunya ... ...tapi cuek aja lah ....hari ini tambah parah .... aku broken heart ..... aku habiskan waktu di club malam ....bersama masalah-masalahku dan sebotol bir .... hingga solat maghrib, isyak ..... sudah tak teringat lagi ......dan tahajudku tertinggal bersama malangnya nasibku .........
Hari Sabtu ......Seperti biasa subuh dan dhuhaku sudah kulupa .......aku libur kerja .... tapi buat janji dengan teman-temanku .... untuk refreshing lah .....kuhabiskan waktu di mall , bioskop , cafe .... dan teman wanita tentunya ...demi memuaskan nafsu mata dan perutku kuhabiskan sekian juta rupiah .....padahal diperempatan lampu merah tadi ..... ada seorang pengemis wanita tua mengetuk kaca keretaku ..... hanya uang recehan saja kuberikan ... itupun tanpa menoleh ....bakhilnya diriku ........ akhirnya .... solat zuhur , asar, maghrib dan Isyak kutinggalkan dengan mudahnya ..dan tak merasa berdosa lagi .....malamnya aku sibuk menonton acara bola sepak di televisyen sampai dinihari .....dan tahajudku tertinggal dan tertinggal lagi .........
Hari ahad ....setelah letih begadang .... aku bermalas-malasan di tempat tidurku yang empuk ....Janganka solat dhuha ... Solat subuh dan zuhur saja sudah tak ingat lagi .....dan aku tersentak ....Ya ALLAH .... Ya ILAHI ..... innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun ...sebuah SMS mengkhabarkan seorang teman telah terbujur kaku di pembaringannya ...terbalut kain kafan dan sebuah liang lahat ...... sendirian .....padahal baru kemarin ....... bersenang-senang bersamanya ...........setengah tidak percaya ..... begitu cepat ajal menjemputnya .....tanpa pilih kasih .....tanpa melihat tua atau muda ...... tanpa berguna sihat atau sakit ..........dan ....akhirnya .... aku segera cepat-cepat mengambil wudhu dan berangkat ke masjid ....takut mati ..... ya takut mati ....... !!!!!!! semoga kelalaian ku menjadi kefahaman hatiku dan hidayah atas ku
Hari isnin…..ku mulai hari ini dengan segala duniaku.....tidurku begitu lelap setelah akhir pekan bersama pacarku.... kerana mimpi indah bangunku hingga pukul 7.....akhirnya kutinggalkan solat subuh ku ..... begitu sibuknya duniaku .....solat zuhur kuselesaikan saat azan asar hampir berkumandang .....begitu juga solat maghrib dan solat isyak kutunaikan hampir bersamaan ....dan kupulang ke rumah jam 12 malam ........dan tahajudku tertinggal bersama mimpi berikutnya ....
Hari selasa ......seperti biasa subuhku ketinggalan .... apalagi dhuha malas kukerjakan ...dan aku mulai rindu dgn kekasihku ..... padahal baru 2 hari yang lalu ku bermadu kasih dengannya .......kenapa ku tak rindu dengan solat subuhku yang sudah sebulan ini tertinggal terus....dan hari inipun ... solat zuhur dan solat asar tidak kukerjakan ...........solat maghrib dan solat isyak masih seperti biasa ......Tidur ku pun jam 12 malam setelah bercengkrama mesra dgn kekasihku selama 7 jam ... dan tahajudku tertinggal bersama mimpi indahku .......
Hari rabu ......Seperti biasa subuh dan dhuhaku sudah tak ingat lagi .......tapi wajah kekasihku masih seperti melekat erat dari benakku ...apalagi kemarin dia memberikan sebuah novel best seller .... dan hari ini dalam waktu 7 jam .... aku telah selesai membacanya .....hingga Solat zuhur , Asar kutinggalkan .......padahal untuk baca Al-qur'an saja sangat berat sekali walau cuma 1 a'in ...dan sudah berapa lama aku tidak menyentuh kitab suci itu .... Tapi masih untung solat mahgrib ku tak tertinggal .....Tapi solat Isyak sedih tak ingat lagi .... kuterlelap dalam rimba tidurku ....dan tahajudku tertinggal bersama mimpi berikutnya ....
Hari khamis .....Seperti biasa subuh dan dhuhaku sudah tak ingat lagi .......ditambah solat zuhur dan solat asar .... ku tinggal kerana ada meeting dengan pimpinan perusahaanku .......sampai jam 7 malam lagi Solat magrib aku lupa .... tapi solat isya kukerjakan .... itupun kerana ada ta'lim di masjid ....tetapi anehnya aku lebih suka mencari bahan hiburan dengan teman kiri-kananku....begitu lancarnya rangkaian kata-kata yang kubuat .... padahal ba'da isya tadi .... betapa sulitnya ku merangkai do'a ......sampai ta'lim itu selesai .....yang kuingat hanya do'a penutup saja ............. Malamnya kekasihku menelefonku ...... putus cinta ... ya ...dia memutuskan cintanya ...dan akupun tak bisa tidur dibuatnya ... sambil menangis ......padahal aku tak pernah menangis waktu mengucapkan istigfar ....Akhirnya kupejamkan mata ini saat sudah terlalu malam .... ya nasibdan tahajudku tertinggal bersama mimpi sedihku .........
Hari jumaat ...Seperti biasa subuh dan dhuhaku sudah tak ingat lagi .......ku mulai hariku dengan melamun dan melamun ....merenungi nasib cintaku yang lalu ..... ya sudah lah tidakmahu difikir apalagi ...ku mulai dengan solat jumaat .... aku pilih shaf paling belakang sambil bersandar pada dinding dibelakangku .....supaya lebih santai ...... mulailah khatib menyampaikan khutbahnya .....dan tiba-tiba ..... seorang disampingku membangunkan tidurku bersamaan dengan Iqomat .... aduh malunya ... ...tapi cuek aja lah ....hari ini tambah parah .... aku broken heart ..... aku habiskan waktu di club malam ....bersama masalah-masalahku dan sebotol bir .... hingga solat maghrib, isyak ..... sudah tak teringat lagi ......dan tahajudku tertinggal bersama malangnya nasibku .........
Hari Sabtu ......Seperti biasa subuh dan dhuhaku sudah kulupa .......aku libur kerja .... tapi buat janji dengan teman-temanku .... untuk refreshing lah .....kuhabiskan waktu di mall , bioskop , cafe .... dan teman wanita tentunya ...demi memuaskan nafsu mata dan perutku kuhabiskan sekian juta rupiah .....padahal diperempatan lampu merah tadi ..... ada seorang pengemis wanita tua mengetuk kaca keretaku ..... hanya uang recehan saja kuberikan ... itupun tanpa menoleh ....bakhilnya diriku ........ akhirnya .... solat zuhur , asar, maghrib dan Isyak kutinggalkan dengan mudahnya ..dan tak merasa berdosa lagi .....malamnya aku sibuk menonton acara bola sepak di televisyen sampai dinihari .....dan tahajudku tertinggal dan tertinggal lagi .........
Hari ahad ....setelah letih begadang .... aku bermalas-malasan di tempat tidurku yang empuk ....Janganka solat dhuha ... Solat subuh dan zuhur saja sudah tak ingat lagi .....dan aku tersentak ....Ya ALLAH .... Ya ILAHI ..... innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun ...sebuah SMS mengkhabarkan seorang teman telah terbujur kaku di pembaringannya ...terbalut kain kafan dan sebuah liang lahat ...... sendirian .....padahal baru kemarin ....... bersenang-senang bersamanya ...........setengah tidak percaya ..... begitu cepat ajal menjemputnya .....tanpa pilih kasih .....tanpa melihat tua atau muda ...... tanpa berguna sihat atau sakit ..........dan ....akhirnya .... aku segera cepat-cepat mengambil wudhu dan berangkat ke masjid ....takut mati ..... ya takut mati ....... !!!!!!! semoga kelalaian ku menjadi kefahaman hatiku dan hidayah atas ku
Penantian Seorang Suami
sebuah hospital, empat orang suami yang sedang menunggu pasangan masing-masing untuk bersalin. Sungguh berdebar keempat-empat orang suami tersebut. Seketika penantian suami pertama berakhir apabila jururawat keluar dengar mengkhabarkan kepadanya yang isterinya sudah selamat melahirkan anak.
Yang menyeronokkan si suami, dia mendapat anak kembar dua. Kebetulan juga yg ianya berkerja di Menara Kembar KLCC.
Dalam beberapa minit sahaja keluar pula jururawat yg kedua dan bertemu dgn suami yg kedua. Terkejut bercampur gembira apabila ia mendapat tahu yang dia mendapat kembar tiga, kebetulan juga yang dia berkerja kat '3M Corporation'.
Selang beberapa minit, keluar pula jururawat yg ketiga dengan berita gembira buat suami yg ketiga kerana ia dapat kembar empat. Ehh, secara kebetulan si suami bekerja kat 'Carrefour'. Gembira sungguh si suami.
Dalam kegembiraan ketiga-tiga suami tersebut, mereka baru terasa ade seorang lagi suami yang sedang saat genting untuk menerima cahaya mata. Keadaannya sungguh merisaukan. Lalu ketiga-tiga suami tadi perasan dengan keadaan suami tersebut dan bertanyakan kenapa boleh jadi begitu. Lalu dengan muka yang penuh risau, ia menyatakan yang dia sekarang ni bekerja dengan 'Seven-Eleven'....
Yang menyeronokkan si suami, dia mendapat anak kembar dua. Kebetulan juga yg ianya berkerja di Menara Kembar KLCC.
Dalam beberapa minit sahaja keluar pula jururawat yg kedua dan bertemu dgn suami yg kedua. Terkejut bercampur gembira apabila ia mendapat tahu yang dia mendapat kembar tiga, kebetulan juga yang dia berkerja kat '3M Corporation'.
Selang beberapa minit, keluar pula jururawat yg ketiga dengan berita gembira buat suami yg ketiga kerana ia dapat kembar empat. Ehh, secara kebetulan si suami bekerja kat 'Carrefour'. Gembira sungguh si suami.
Dalam kegembiraan ketiga-tiga suami tersebut, mereka baru terasa ade seorang lagi suami yang sedang saat genting untuk menerima cahaya mata. Keadaannya sungguh merisaukan. Lalu ketiga-tiga suami tadi perasan dengan keadaan suami tersebut dan bertanyakan kenapa boleh jadi begitu. Lalu dengan muka yang penuh risau, ia menyatakan yang dia sekarang ni bekerja dengan 'Seven-Eleven'....
Jangan Menangis Sayang
Maksud firman Allah
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami kejalan yang lurus. (Iaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) yang sesat.
(Al Fatihah:1 - 9)
"Apabila hati terikat dengan Allah, kembalilah wanita dengan asal fitrah kejadiannya, menyejukkan hati dan menjadi perhiasan kepada dunia - si gadis dengan sifat sopan dan malu, anak yang taat kepada ibu bapa, isteri yang menyerahkan kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya pada suami."
Bait-bait kata itu aku tatapi dalam-dalam. Penuh penghayatan. Kata- kata yang dinukilkan dalam sebuah majalah yang ku baca. Alangkah indahnya jika aku bisa menjadi perhiasan dunia seperti yang dikatakan itu. Ku bulatkan tekad di hatiku. Aku ingin menjadi seorang gadis yang sopan, anak yang taat kepada ibu bapaku dan aku jua ingin menjadi seorang isteri yang menyerahkan kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya untuk suami, kerana Allah.
Menjadi seorang isteri....kepada insan yang disayangi..... idaman setiap wanita. Alhamdulillah, kesyukuran aku panjatkan ke hadrat Ilahi atas nikmat yang dikurniakan kepadaku. Baru petang tadi, aku sah menjadi seorang isteri setelah mengikat tali pertunangan 6 bulan yang lalu. Suamiku, Muhammad Harris, alhamdulillah menepati ciri-ciri seorang muslim yang baik. Aku berazam untuk menjadi isteri yang sebaik mungkin kepadanya.
"Assalamualaikum," satu suara menyapa pendengaranku membuatkan aku gugup seketika. "Waalaikumusalam," jawabku sepatah. Serentak dengan itu, ku lontarkan satu senyuman paling ikhlas dan paling manis untuk suamiku. Dengan perlahan dia melangkah menghampiriku.
"Ain buat apa dalam bilik ni ? Puas abang cari Ain dekat luar tadi. Rupanya kat sini buah hati abang ni bersembunyi. `' Aku tersenyum mendengar bicaranya.Terasa panas pipiku ini. Inilah kali pertama aku mendengar ucapan `abang' dari bibirnya. Dan itulah juga pertama kali dia membahasakan diriku ini sebagai `buah hati' nya. Aku sungguh senang mendengar ucapan itu. Perlahan-lahan ku dongakkan wajahku dan aku memberanikan diri menatap pandangan matanya. Betapa murninya sinaran cinta yang terpancar dari matanya, betapa indahnya senyumannya, dan betapa bermaknanya renungannya itu. Aku tenggelam dalam renungannya, seolah-olah hanya kami berdua di dunia ini. Seketika aku tersedar kembali ke alam nyata.
"Ain baru je masuk. Nak mandi. Lagipun dah masuk Maghrib kan ? `' ujarku. `' Ha'ah dah maghrib. Ain mandi dulu. Nanti abang mandi dan kita solat Maghrib sama-sama ye ? `'Dia tersenyum lagi. Senyum yang menggugah hati kewanitaanku. Alangkah beruntungnya aku memilikimu, suamiku. Selesai solat Maghrib dan berdoa, dia berpusing mengadapku. Dengan penuh kasih, kusalami dan kucium tangannya. Lama. Aku ingin dia tahu betapa dalam kasih ini hanya untuknya. Dan aku dapat merasai tangannya yang gagah itu mengusap kepalaku dengan lembut. Dengan perlahan aku menatap wajahnya.
"Abang....." aku terdiam seketika. Terasa segan menyebut kalimah itu dihadapannya. Tangan kami masih lagi saling berpautan. Seakan tidak mahu dilepaskan.Erat terasa genggamannya.
"Ya sayang..." Ahhh....bicaranya biarpun satu kalimah, amat menyentuh perasaanku. "Abang... terima kasih atas kesudian abang memilih Ain sebagai isteri biarpun banyak kelemahan Ain. Ain insan yang lemah, masih perlu banyak tunjuk ajar dari abang. Ain harap abang sudi pandu Ain. Sama-sama kita melangkah hidup baru, menuju keredhaan Allah." Tutur bicaraku ku susun satu persatu.
`'Ain, sepatutnya abang yang harus berterima kasih kerana Ain sudi terima abang dalam hidup Ain. Abang sayangkan Ain. Abang juga makhluk yang lemah, banyak kekurangan. Abang harap Ain boleh terima abang seadanya. Kita sama-sama lalui hidup baru demi redhaNya."
`'Insya Allah abang....Ain sayangkan abang. `' `'Abang juga sayangkan Ain. Sayang sepenuh hati abang.'' Dengan telekung yang masih tersarung, aku tenggelam dalam pelukan suamiku.
Hari-hari yang mendatang aku lalui dengan penuh kesyukuran. Suamiku, ternyata seorang yang cukup penyayang dan penyabar. Sebagai wanita aku tidak dapat lari daripada rajuk dan tangis. Setiap kali aku merajuk apabila dia pulang lewat, dia dengan penuh mesra memujukku. membelaiku. Membuatku rasa bersalah. Tak wajar kusambut kepulangannya dengan wajah yang mencuka dan dengan tangisan. Bukankah aku ingin menjadi perhiasan yang menyejukkan hati suami?Sedangkan Khadijah dulu juga selalu ditinggalkan Rasulullah untuk berkhalwat di Gua Hira'. Lalu, kucium tangannya, kupohon ampun dan maaf. Kuhadiahkan senyuman untuknya. Katanya senyumku bila aku lepas menangis, cantik! Ahhh....dia pandai mengambil hatiku.
Aku semakin sayang padanya. Nampaknya hatiku masih belum sepenuhnya terikat dengan Allah. Lantaran itulah aku masih belum mampu menyerahkan seluruh kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya untuk suami.
`' Isteri yang paling baik ialah apabila kamu memandangnya, kamu merasa senang, apabila kamu menyuruh, dia taat dan apabila kamu berpergian, dia menjaga maruahnya dan hartamu . `'
Aku teringat akan potongan hadis itu. Aku ingin merebut gelaran isteri solehah. Aku ingin segala yang menyenangkan buat suamiku. Tuturku ku lapis dengan sebaik mungkin agar tidak tercalar hatinya dengan perkataanku. Kuhiaskan wajahku hanya untuk tatapannya semata. Makan minumnya kujaga dengan sempurna. Biarpun aku jua sibuk lantaran aku juga berkerjaya. Pernah sekali, aku mengalirkan air mata lantaran aku terlalu penat menguruskan rumah tangga apabila kembali dari kerja. Segalanya perlu aku uruskan. Aku terasa seperti dia tidak memahami kepenatanku sedangkan kami sama-sama memerah keringat mencari rezeki. Namun, aku teringat akan kisah Siti Fatimah, puteri Rasulullah yang menangis kerana terlalu penat menguruskan rumah tangga. Aku teringat akan besarnya pahala seorang isteri yang menyiapkan segala keperluan suaminya.
Hatiku menjadi sejuk sendiri. ' Ya Allah, aku lakukan segala ini ikhlas keranaMu. Aku ingin mengejar redha suamiku demi untuk mengejar redhaMu. Berilah aku kekuatan, Ya Allah.'
`' Ain baik, cantik. Abang sayang Ain. `' Ungkapan itu tidak lekang dari bibirnya. Membuatkan aku terasa benar-benar dihargai. Tidak sia- sia pengorbananku selama ini. Betapa bahagianya menjadi isteri yang solehah. Kehidupan yang ku lalui benar-benar bermakna, apatah lagi dengan kehadiran 2 orang putera dan seorang puteri. Kehadiran mereka melengkapkan kebahagiaanku. Kami gembira dan bersyukur kepada Allah atas nikmat yang dikurniakan kepada kami.
Namun, pada suatu hari, aku telah dikejutkan dengan permintaannya yang tidak terduga.
"Ain.....abang ada sesuatu nak cakap dengan Ain."
"Apa dia abang?" tanyaku kembali. Aku menatap wajahnya dengan penuh kasih.
`' Ain isteri yang baik. Abang cukup bahagia dengan Ain. Abang bertuah punya Ain sebagai isteri," bicaranya terhenti setakat itu. Aku tersenyum. Namun benakku dihinggap persoalan.
Takkan hanya itu?
"Abang ada masalah ke?" Aku cuba meneka.
"Tidak Ain. Sebenarnya......," bicaranya terhenti lagi. Menambah kehairanan dan mencambahkan kerisauan di hatiku. Entah apa yang ingin diucapkannya.
"Ain......abang.....abang nak minta izin Ain...... untuk berkahwin lagi," ujarnya perlahan namun sudah cukup untuk membuat aku tersentak. Seketika aku kehilangan kata.
"A.....Abang.....nak kahwin lagi?" aku seakan tidak percaya mendengar permintaannya itu. Ku sangka dia telah cukup bahagia dengannku. Aku sangka aku telah memberikan seluruh kegembiraan padanya. Aku sangka hatinya telah dipenuhi dengan limpahan kasih sayangku seorang Rupanya aku silap. Kasihku masih kurang. Hatinya masih punya ruang untuk insan selain aku.
Tanpa bicara, dia mengangguk.
`' Dengan siapa abang ? `' Aku bertanya. Aku tidak tahu dari mana datang kekuatan untuk tidak mengalirkan air mata. Tapi....hatiku... hanya Allah yang tahu betapa azab dan pedih hati ini.
`' Faizah. Ain kenal dia, kan ? `'
Ya, aku kenal dengan insan yang bernama Faizah itu. Juniorku di universiti. Rakan satu jemaah. Suamiku aktif dalam jemaah dan aku tahu Faizah juga aktif berjemaah. Orangnya aku kenali baik budi pekerti, sopan tingkah laku, indah tutur kata dan ayu paras rupa. Tidakku sangka, dalam diam suamiku menaruh hati pada Faizah.
" A....Abang......Apa salah Ain abang?" nada suaraku mula bergetar. Aku cuba menahan air mataku daripada gugur. Aku menatap wajah Abang Harris sedalam-dalamnya. Aku cuba mencari masih adakah cintanya untukku.
"Ain tak salah apa-apa sayang. Ain baik. Cukup baik. Abang sayang pada Ain."
"Tapi....Faizah. Abang juga sayang pada Faizah.... bermakna..... sayang abang tidak sepenuh hati untuk Ain lagi."
"Ain.....sayang abang pada Ain tidak berubah. Ain cinta pertama abang. Abang rasa ini jalan terbaik. Tugasan dalam jemaah memerlukan abang banyak berurusan dengan Faizah....Abang tak mahu wujud fitnah antara kami. Lagipun....abang lelaki Ain. Abang berhak untuk berkahwin lebih dari satu. `'
Bicara itu kurasakan amat tajam, mencalar hatiku. Merobek jiwa ragaku. Aku mengasihinya sepenuh hatiku. Ketaatanku padanya tidak pernah luntur. Kasih sayangku padanya tidak pernah pudar. Aku telah cuba memberikan layanan yang terbaik untuknya. Tapi inikah hadiahnya untukku? Sesungguhnya aku tidak menolak hukum Tuhan. Aku tahu dia berhak. Namun, alangkah pedihnya hatiku ini mendengar ucapan itu terbit dari bibirnya. Bibir insan yang amat ku kasihi.
Malam itu, tidurku berendam air mata. Dalam kesayuan, aku memandang wajah Abang Harris penuh kasih. Nyenyak sekali tidurnya. Sesekali terdetik dalam hatiku, bagaimana dia mampu melelapkan mata semudah itu setelah hatiku ini digurisnya dengan sembilu. Tidak fahamkah dia derita hati ini? Tak cukupkah selama ini pengorbananku untuknya? Alangkah peritnya menahan kepedihan ini. Alangkah pedihnya!
Selama seminggu, aku menjadi pendiam apabila bersama dengannya. Bukan aku sengaja tetapi aku tidak mampu membohongi hatiku sendiri. Tugasku sebagai seorang isteri aku laksanakan sebaik mungkin, tapi aku merasakan segalanya tawar. Aku melaksanakannya tidak sepenuh hati. Oh Tuhan.....ampuni daku. Aku sayang suamiku, tapi aku terluka dengan permintaannya itu.
Apabila bertembung dua kehendak, kehendak mana yang harus dituruti. Kehendak diri sendiri atau kehendak Dia ? Pastinya kehendak Dia. Apa lagi yang aku ragukan? Pasti ada hikmah Allah yang tersembunyi di sebalik ujian yang Dia turunkan buatku ini. Aku berasa amat serba- salah berada dalam keadaan demikian. Aku rindukan suasana yang dulu. Riang bergurau senda dengan suamiku. Kini, aku hanya terhibur dengan keletah anak-anak. Senyumku untuk Abang Harris telah tawar, tidak berperisa. Yang nyata, aku tidak mampu bertentang mata dengannya lagi. Aku benar-benar terluka. Namun, Abang Harris masih seperti dulu. Tidak jemu dia memelukku setelah pulang dari kerja walau sambutan hambar. Tidak jemu dia mencuri pandang merenung wajahku walau aku selalu melarikan pandangan dari anak matanya. Tidak jemu ucapan kasihnya untukku. Aku keliru.
Benar-benar keliru. Adakah Abang Harris benar-benar tidak berubah sayangnya padaku atau dia hanya sekadar ingin mengambil hatiku untuk membolehkan dia berkahwin lagi? `Oh Tuhan...berilah aku petunjukMu.' Dalam kegelapan malam, aku bangkit sujud menyembahNya, mohon petunjuk dariNya. Aku mengkoreksi kembali matlamat hidupku.
Untuk apa segala pengorbananku selama ini untuk suamiku ? Untuk mengejar cintanya atau untuk mengejar redha Allah ? Ya Allah, seandainya ujian ini Engkau timpakan ke atasku untuk menguji keimananku, ku rela Ya Allah. Aku rela.
Biarlah. Bukan cinta manusia yang kukejar. Aku hanya mengejar cinta Allah. Cinta manusia hanya pemangkin. Bukankah aku telah berazam, aku inginkan segala yang menyenangkan buat suamiku? Dengan hati yang tercalar seguris luka, aku mengizinkan Abang Harris berkahwin lagi. Dan, demi untuk mendidik hati ini, aku sendiri yang menyampaikan hasrat Abang Harris itu kepada Faizah. Suamiku pada mulanya agak terkejut apabila aku menawarkan diri untuk merisik Faizah.
"Ain?......Ain serius?"
"Ya abang. Ain sendiri akan cakap pada Faizah. Ain lakukan ini semua atas kerelaan hati Ain sendiri. Abang jangan risau...Ain jujur terhadap abang. Ain tak akan khianati abang. Ain hanya mahu lihat abang bahagia," ujarku dengan senyuman tawar. Aku masih perlu masa untuk mengubat luka ini. Dan inilah satu caranya. Ibarat menyapu ubat luka. Pedih, tetapi cepat sembuhnya.
Aku mengumpul kekuatan untuk menjemput Faizah datang ke rumahku. Waktu itu, suamiku tiada di rumah dan dia telah memberi keizinan untuk menerima kedatangan Faizah. Faizah dengan segala senang hati menerima undanganku. Sememangnya aku bukanlah asing baginya. Malah dia juga mesra dengan anak-anakku.
`'Izah......akak jemput Izah ke mari sebab ada hal yang akak nak cakapkan, `' setelah aku merasakan cukup kuat, aku memulakan bicara.
`'Apa dia, Kak Ain. Cakaplah, `' lembut nada suaranya.
"Abang Harris ada pernah cakap apa-apa pada Faizah?"
"Maksud Kak Ain, Ustaz Harris?" Ada nada kehairanan pada suaranya. Sememangnya kami memanggil rakan satu jemaah dengan panggilan Ustaz dan Uztazah. Aku hanya mengangguk.
"Pernah dia cakap dia sukakan Izah?"
"Sukakan Izah? Isyyy....tak mungkinlah Kak Ain. Izah kenal Ustaz Harris. Dia kan amat sayangkan akak. Takkanlah dia nak sukakan saya pula. Kenapa Kak Ain tanya macam tu? Kak Ain ada dengar cerita dari orang ke ni? `'
'Tidak Izah. Tiada siapa yang membawa cerita......." Aku terdiam seketika. "Izah, kalau Kak Ain cakap dia sukakan Izah dan nak ambil Izah jadi isterinya, Izah suka?" Dengan amat berat hati, aku tuturkan kalimah itu.
"Kak Ain!" jelas riak kejutan terpapar di wajahnya. `'Apa yang Kak Ain cakap ni ? Jangan bergurau hal sebegini Kak Ain, `' kata Faizah seakan tidak percaya. Mungkin kerana aku sendiri yang menutur ayat itu.Isteri kepada Muhammad Harris sendiri merisik calon isteri kedua suaminya.
"Tidak Izah. Akak tak bergurau......Izah sudi jadi saudara Kak Ain?" ujarku lagi. Air mataku seolah ingin mengalir tapi tetap aku tahan. Faizah memandang tepat ke wajahku.
"Kak Ain. Soal ini bukan kecil Kak Ain. Kak Ain pastikah yang......Ustaz Harris.....mahu... melamar saya?"
Dari nada suaranya, aku tahu Faizah jelas tidak tahu apa-apa. Faizah gadis yang baik. Aku yakin dia tidak pernah menduga suamiku akan membuat permintaan seperti ini. Lantas, aku menceritakan kepada Faizah akan hasrat suamiku. Demi untuk memudahkan urusan jemaah, untuk mengelakkan fitnah. Faizah termenung mendengar penjelasanku.
"Kak Ain.....saya tidak tahu bagaimana Kak Ain boleh hadapi semuanya ini dengan tabah. Saya kagum dengan semangat Kak Ain. Saya minta maaf kak. Saya tak tahu ini akan berlaku. Saya tak pernah menyangka saya menjadi punca hati Kak Ain terluka," ujarnya sebak.
Matanya kulihat berkaca-kaca.
"Izah...Kak Ain tahu kamu tak salah. Kak Ain juga tak salahkan Abang Harris. Mungkin dia fikir ini jalan terbaik. Dan akak tahu, dia berhak dan mampu untuk melaksanakannya. Mungkin ini ujian untuk menguji keimanan Kak Ain."
"Kak...maafkan Izah." Dengan deraian air mata, Faizah meraihku ke dalam pelukannya. Aku juga tidak mampu menahan sebak lagi. Air mataku terhambur jua. Hati wanita. Biarpun bukan dia yang menerima kepedihan ini, tetapi tersentuh jua hatinya dengan kelukaan yang ku alami. Memang hanya wanita yang memahami hati wanita yang lain.
"Jadi...Izah setuju?" Soalku apabila tangisan kami telah reda.
`'Kak Ain....ini semua kejutan buat Izah. Izah tak tahu nak cakap. Izah tak mahu lukakan hati Kak Ain."
"Soal Kak Ain....Izah jangan risau, hati Kak Ain... Insya Allah tahulah akak mendidiknya. Yang penting akak mahu Abang Harris bahagia. Dan akak sebenarnya gembira kerana Faizah pilihannya. Bukannya gadis lain yang akak tak tahu hati budinya. Insya Allah Izah. Sepanjang Kak Ain mengenali Abang Harris dan sepanjang akak hidup sebumbung dengannya, dia seorang yang baik, seorang suami yang soleh, penyayang dan penyabar. Selama ini akak gembira dengan dia. Dia seorang calon yang baik buat Izah. `'
"Akak.....Izah terharu dengan kebaikan hati akak. Tapi bagi Izah masa dan Izah perlu tanya ibu bapa Izah dulu."
"Seeloknya begitulah. Kalau Izah setuju, Kak Ain akan cuba cakap pada ibu bapa Izah."
Pertemuan kami petang itu berakhir. Aku berasa puas kerana telah menyampaikan hasrat suamiku. `Ya Allah.....inilah pengorbananku untuk membahagiakan suamiku. Aku lakukan ini hanya semata-mata demi redhaMu.'
Pada mulanya, keluarga Faizah agak keberatan untuk membenarkan Faizah menjadi isteri kedua Abang Harris. Mereka khuatir Faizah akan terabai dan bimbang jika dikata anak gadis mereka merampas suami orang. Namun, aku yakinkan mereka akan kemampuan suamiku. Alhamdulillah, keluarga Faizah juga adalah keluarga yang menitikberatkan ajaran agama. Akhirnya, majlis pertunangan antara suamiku dan Faizah diadakan jua.
"Ain.....abang minta maaf sayang," ujar suamiku pada suatu hari, beberapa minggu sebelum tarikh pernikahannya dengan Faizah.
"Kenapa?"
"Abang rasa serba salah. Abang tahu abang telah lukakan hati Ain. Tapi....Ain sedikit pun tidak marahkan abang. Ain terima segalanya demi untuk abang.Abang terharu. Abang....malu dengan Ain."
"Abang....syurga seorang isteri itu terletak di bawah tapak kaki suaminya. Redha abang pada Ain Insya Allah, menjanjikan redha Allah pada Ain. Itu yang Ain cari abang. Ain sayangkan abang. Ain mahu abang gembira.Ain anggap ini semua ujian Allah abang. `' `'Ain....Insya Allah abang tak akan sia-siakan pengorbanan Ain ini. Abang bangga sayang. Abang bangga punya isteri seperti Ain. Ain adalah cinta abang selamanya. Abang cintakan Ain."
"Tapi...abang harus ingat. Tanggungjawab abang akan jadi semakin berat. Abang ada dua amanah yang perlu dijaga. Ain harap abang dapat laksanakan tanggungjawab abang sebaik mungkin."
"Insya Allah abang akan cuba berlaku seadilnya." Dengan lembut dia mengucup dahiku. Masih hangat seperti dulu. Aku tahu kasihnya padaku tidak pernah luntur. Aku terasa air jernih yang hangat mula membasahi pipiku. Cukuplah aku tahu, dia masih sayangkan aku seperti dulu walaupun masanya bersamaku nanti akan terbatas.
Pada hari pertama pernikahan mereka, aku menjadi lemah. Tidak bermaya. Aku tiada daya untuk bergembira. Hari itu sememangnya amat perit bagiku walau aku telah bersedia untuk menghadapinya. Malam pertama mereka disahkan sebagai suami isteri adalah malam pertama aku ditinggalkan sendirian menganyam sepi. Aku sungguh sedih. Maha hebat gelora perasaan yang ku alami. Aku tidak mampu lena walau sepicing pun.
Hatiku melayang terkenangkan Abang Harris dan Faizah. Pasti mereka berdua bahagia menjadi pengantin baru. Bahagia melayari kehidupan bersama, sedangkan aku ? Berendam air mata mengubat rasa kesepian ini. Alhamdulillah. Aku punya anak-anak. Merekalah teman bermainku.
Seminggu selepas itu, barulah Abang Harris pulang ke rumah. Aku memelukknya seakan tidak mahu ku lepaskan. Seminggu berjauhan, terasa seperti setahun. Alangkah rindunya hati ini. Sekali lagi air mata ku rembeskan tanpa dapat ditahan.
" Kenapa sayang abang menangis ni? Tak suka abang balik ke?" ujarnya lembut.
"Ain rindu abang. Rindu sangat. `' Tangisku makin menjadi-jadi. Aku mengeratkan pelukanku. Dan dia juga membalas dengan penuh kehangatan.
"Abang pun rindu Ain. Abang rindu senyuman Ain. Boleh Ain senyum pada abang ? `' Lembut tangannya memegang daguku dan mengangkat wajahku.
`'Abang ada teman baru. Mungkinkah abang masih rindu pada Ain ? `' Aku menduga keikhlasan bicaranya.
'Teman baru tidak mungkin sama dengan yang lama. Kan abang dah kata, sayang abang pada Ain masih seperti dulu. Tidak pernah berubah, malah semakin sayang. Seminggu abang berjauhan dari Ain, tentulah abang rindu. Rindu pada senyuman Ain, suara Ain, masakan Ain, sentuhan Ain. Semuanya itu tiada di tempat lain, hanya pada Ain saja. Senyumlah sayang, untuk abang. `'
Aku mengukir senyum penuh ikhlas. Aku yakin dengan kata-katanya. Aku tahu sayangnya masih utuh buatku.
Kini, genap sebulan Faizah menjadi maduku. Aku melayannya seperti adik sendiri. Hubungan kami yang dulunya baik bertambah mesra. Apa tidaknya, kami berkongsi sesuatu yang amat dekat di hati. Dan, Faizah, menyedari dirinya adalah orang baru dalam keluarga, sentiasa berlapang dada menerima teguranku. Katanya, aku lebih mengenali Abang Harris dan dia tidak perlu bersusah payah untuk cuba mengorek sendiri apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh Abang Harris. Aku, sebagai kakak, juga sentiasa berpesan kepada Faizah supaya sentiasa menghormati dan menjaga hati Abang Harris. Aku bersyukur, Faizah tidak pernah mengongkong suamiku. Giliran kami dihormatinya.
Walaupun kini masa untuk aku bersama dengan suamiku terbatas, tetapi aku dapat merasakan kebahagiaan yang semakin bertambah apabila kami bersama. Benarlah, perpisahan sementara menjadikan kami semakin rindu. Waktu bersama, kami manfaatkan sebaiknya. Alhamdulillah, suamiku tidak pernah mengabaikan aku dan Faizah. Aku tidak merasa kurang daripada kasih sayangnya malah aku merasakan sayangnya padaku bertambah. Kepulangannya kini sentiasa bersama sekurang-kurangnya sekuntum mawar merah. Dia menjadi semakin penyayang, semakin romantik. Aku rasa aku harus berterima kasih pada Faizah kerana kata suamiku, Faizahlah yang selalu mengingatkannya supaya jangan mensia-siakan kasih sayangku padanya. Memang aku tidak dapat menafikan, adakalanya aku digigit rindu apabila dia pulang untuk bersama-sama dengan Faizah. Rindu itu, aku ubati dengan zikrullah. Aku gunakan kesempatan ketiadaannya di rumah dengan menghabiskan masa bersama Kekasih Yang Agung. Aku habiskan masaku dengan mengalunkan ayat-ayatNya sebanyak mungkin. Sedikit demi sedikit kesedihan yang ku alami mula pudar. Ia diganti dengan rasa ketenangan. Aku tenang beribadat kepadaNya. Terasa diriku ini lebih hampir dengan Maha Pencipta. Soal anak-anak, aku tidak mempunyai masalah kerana sememangnya aku mempunyai pembantu rumah setelah aku melahirkan anak kedua. Cuma, sewaktu mula-mula dulu, mereka kerap juga bertanya kemana abah mereka pergi, tak pulang ke rumah. Aku terangkan secara baik dengan mereka. Mereka punyai ibu baru. Makcik Faizah. Abah perlu temankan Makcik Faizah seperti abah temankan mama. Anak-anakku suka bila mengetahui Faizah juga menjadi `ibu' mereka. Kata mereka, Makcik Izah baik.Mereka suka ada dua ibu. Lebih dari orang lain.Ahhh...anak-anak kecil. Apa yang kita terapkan itulah yang mereka terima. Aku tidak pernah menunjukkan riak kesedihan bila mereka bertanya tentang Faizah. Bagiku Faizah seperti adikku sendiri.
Kadang-kadang, bila memikirkan suamiku menyayangi seorang perempuan lain selain aku, memang aku rasa cemburu, rasa terluka. Aku cemburu mengingatkan belaian kasihnya itu dilimpahkan kepada orang lain.Aku terluka kerana di hatinya ada orang lain yang menjadi penghuni. Aisyah, isteri Rasulullah jua cemburukan Khadijah, insan yang telah tiada. Inikan pula aku, manusia biasa. Tapi..... ku kikis segala perasaan itu. Cemburu itukan fitrah wanita, tanda sayangkan suami. Tetapi cemburu itu tidak harus dilayan. Kelak hati sendiri yang merana. Bagiku, kasih dan redha suami padaku itu yang penting, bukan kasihnya pada orang lain. Selagi aku tahu, kasihnya masih utuh buatku, aku sudah cukup bahagia. Dan aku yakin, ketaatan, kesetiaan dan kasih sayang yang tidak berbelah bahagi kepadanya itulah kunci kasihnya kepadaku. Aku ingin nafasku terhenti dalam keadaan redhanya padaku, supaya nanti Allah jua meredhai aku.Kerana sabda Rasulullah s.a.w
"Mana-mana wanita (isteri) yang meninggal dunia dalam keadaan suaminya meredhainya, maka ia akan masuk ke dalam syurga." (Riwayat at-Tirmizi, al-Hakim dan Ibnu Majah).
Sungguh bukan mudah aku melalui semuanya itu. Saban hari aku berperang dengan perasaan. Perasaan sayang, luka, marah, geram, cemburu semuanya bercampur aduk. Jiwaku sentiasa berperang antara kewarasan akal dan emosi. Pedih hatiku hanya Tuhan yang tahu. KepadaNyalah aku pohon kekuatan untuk menempuhi segala kepedihan itu. KepadaNyalah aku pinta kerahmatan dan kasih sayang, semoga keresahan hati ini kan berkurangan. Namun, jika aku punya pilihan, pastinya aku tidak mahu bermadu. Kerana ia sesungguhnya memeritkan. Perlukan ketabahan dan kesabaran.
Walau bagaimanapun, aku amat bersyukur kerana suamiku tidak pernah mengabaikan tanggungjawabnya. Dan aku juga bersyukur kerana menjadi intan terpilih untuk menerima ujian ini.
renungkanlah...
DisakitkanNya kita sekejap tapi cepat-cepat disembuhkan semula kerana cintaNya,disusahkan sedikit agar insaf,namun segera disenangkan semula.Itulah belaianNya.Dimarahkan juga kadang-kadang kerana sayang,namun tidak lama kerana kasihNya.Dipanggil-panggil kepadaNya,untuk meminta itu dan ini,Tuhan amat melayani hambaNya,tapi si hamba tidak peduli langsung!
#E-mel ini dipetik hasil nukilan Ustazah Suhaila bt. Abd.Ghani,Johor Darul Takzim...untuk renungan kita semua...
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami kejalan yang lurus. (Iaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) yang sesat.
(Al Fatihah:1 - 9)
"Apabila hati terikat dengan Allah, kembalilah wanita dengan asal fitrah kejadiannya, menyejukkan hati dan menjadi perhiasan kepada dunia - si gadis dengan sifat sopan dan malu, anak yang taat kepada ibu bapa, isteri yang menyerahkan kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya pada suami."
Bait-bait kata itu aku tatapi dalam-dalam. Penuh penghayatan. Kata- kata yang dinukilkan dalam sebuah majalah yang ku baca. Alangkah indahnya jika aku bisa menjadi perhiasan dunia seperti yang dikatakan itu. Ku bulatkan tekad di hatiku. Aku ingin menjadi seorang gadis yang sopan, anak yang taat kepada ibu bapaku dan aku jua ingin menjadi seorang isteri yang menyerahkan kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya untuk suami, kerana Allah.
Menjadi seorang isteri....kepada insan yang disayangi..... idaman setiap wanita. Alhamdulillah, kesyukuran aku panjatkan ke hadrat Ilahi atas nikmat yang dikurniakan kepadaku. Baru petang tadi, aku sah menjadi seorang isteri setelah mengikat tali pertunangan 6 bulan yang lalu. Suamiku, Muhammad Harris, alhamdulillah menepati ciri-ciri seorang muslim yang baik. Aku berazam untuk menjadi isteri yang sebaik mungkin kepadanya.
"Assalamualaikum," satu suara menyapa pendengaranku membuatkan aku gugup seketika. "Waalaikumusalam," jawabku sepatah. Serentak dengan itu, ku lontarkan satu senyuman paling ikhlas dan paling manis untuk suamiku. Dengan perlahan dia melangkah menghampiriku.
"Ain buat apa dalam bilik ni ? Puas abang cari Ain dekat luar tadi. Rupanya kat sini buah hati abang ni bersembunyi. `' Aku tersenyum mendengar bicaranya.Terasa panas pipiku ini. Inilah kali pertama aku mendengar ucapan `abang' dari bibirnya. Dan itulah juga pertama kali dia membahasakan diriku ini sebagai `buah hati' nya. Aku sungguh senang mendengar ucapan itu. Perlahan-lahan ku dongakkan wajahku dan aku memberanikan diri menatap pandangan matanya. Betapa murninya sinaran cinta yang terpancar dari matanya, betapa indahnya senyumannya, dan betapa bermaknanya renungannya itu. Aku tenggelam dalam renungannya, seolah-olah hanya kami berdua di dunia ini. Seketika aku tersedar kembali ke alam nyata.
"Ain baru je masuk. Nak mandi. Lagipun dah masuk Maghrib kan ? `' ujarku. `' Ha'ah dah maghrib. Ain mandi dulu. Nanti abang mandi dan kita solat Maghrib sama-sama ye ? `'Dia tersenyum lagi. Senyum yang menggugah hati kewanitaanku. Alangkah beruntungnya aku memilikimu, suamiku. Selesai solat Maghrib dan berdoa, dia berpusing mengadapku. Dengan penuh kasih, kusalami dan kucium tangannya. Lama. Aku ingin dia tahu betapa dalam kasih ini hanya untuknya. Dan aku dapat merasai tangannya yang gagah itu mengusap kepalaku dengan lembut. Dengan perlahan aku menatap wajahnya.
"Abang....." aku terdiam seketika. Terasa segan menyebut kalimah itu dihadapannya. Tangan kami masih lagi saling berpautan. Seakan tidak mahu dilepaskan.Erat terasa genggamannya.
"Ya sayang..." Ahhh....bicaranya biarpun satu kalimah, amat menyentuh perasaanku. "Abang... terima kasih atas kesudian abang memilih Ain sebagai isteri biarpun banyak kelemahan Ain. Ain insan yang lemah, masih perlu banyak tunjuk ajar dari abang. Ain harap abang sudi pandu Ain. Sama-sama kita melangkah hidup baru, menuju keredhaan Allah." Tutur bicaraku ku susun satu persatu.
`'Ain, sepatutnya abang yang harus berterima kasih kerana Ain sudi terima abang dalam hidup Ain. Abang sayangkan Ain. Abang juga makhluk yang lemah, banyak kekurangan. Abang harap Ain boleh terima abang seadanya. Kita sama-sama lalui hidup baru demi redhaNya."
`'Insya Allah abang....Ain sayangkan abang. `' `'Abang juga sayangkan Ain. Sayang sepenuh hati abang.'' Dengan telekung yang masih tersarung, aku tenggelam dalam pelukan suamiku.
Hari-hari yang mendatang aku lalui dengan penuh kesyukuran. Suamiku, ternyata seorang yang cukup penyayang dan penyabar. Sebagai wanita aku tidak dapat lari daripada rajuk dan tangis. Setiap kali aku merajuk apabila dia pulang lewat, dia dengan penuh mesra memujukku. membelaiku. Membuatku rasa bersalah. Tak wajar kusambut kepulangannya dengan wajah yang mencuka dan dengan tangisan. Bukankah aku ingin menjadi perhiasan yang menyejukkan hati suami?Sedangkan Khadijah dulu juga selalu ditinggalkan Rasulullah untuk berkhalwat di Gua Hira'. Lalu, kucium tangannya, kupohon ampun dan maaf. Kuhadiahkan senyuman untuknya. Katanya senyumku bila aku lepas menangis, cantik! Ahhh....dia pandai mengambil hatiku.
Aku semakin sayang padanya. Nampaknya hatiku masih belum sepenuhnya terikat dengan Allah. Lantaran itulah aku masih belum mampu menyerahkan seluruh kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya untuk suami.
`' Isteri yang paling baik ialah apabila kamu memandangnya, kamu merasa senang, apabila kamu menyuruh, dia taat dan apabila kamu berpergian, dia menjaga maruahnya dan hartamu . `'
Aku teringat akan potongan hadis itu. Aku ingin merebut gelaran isteri solehah. Aku ingin segala yang menyenangkan buat suamiku. Tuturku ku lapis dengan sebaik mungkin agar tidak tercalar hatinya dengan perkataanku. Kuhiaskan wajahku hanya untuk tatapannya semata. Makan minumnya kujaga dengan sempurna. Biarpun aku jua sibuk lantaran aku juga berkerjaya. Pernah sekali, aku mengalirkan air mata lantaran aku terlalu penat menguruskan rumah tangga apabila kembali dari kerja. Segalanya perlu aku uruskan. Aku terasa seperti dia tidak memahami kepenatanku sedangkan kami sama-sama memerah keringat mencari rezeki. Namun, aku teringat akan kisah Siti Fatimah, puteri Rasulullah yang menangis kerana terlalu penat menguruskan rumah tangga. Aku teringat akan besarnya pahala seorang isteri yang menyiapkan segala keperluan suaminya.
Hatiku menjadi sejuk sendiri. ' Ya Allah, aku lakukan segala ini ikhlas keranaMu. Aku ingin mengejar redha suamiku demi untuk mengejar redhaMu. Berilah aku kekuatan, Ya Allah.'
`' Ain baik, cantik. Abang sayang Ain. `' Ungkapan itu tidak lekang dari bibirnya. Membuatkan aku terasa benar-benar dihargai. Tidak sia- sia pengorbananku selama ini. Betapa bahagianya menjadi isteri yang solehah. Kehidupan yang ku lalui benar-benar bermakna, apatah lagi dengan kehadiran 2 orang putera dan seorang puteri. Kehadiran mereka melengkapkan kebahagiaanku. Kami gembira dan bersyukur kepada Allah atas nikmat yang dikurniakan kepada kami.
Namun, pada suatu hari, aku telah dikejutkan dengan permintaannya yang tidak terduga.
"Ain.....abang ada sesuatu nak cakap dengan Ain."
"Apa dia abang?" tanyaku kembali. Aku menatap wajahnya dengan penuh kasih.
`' Ain isteri yang baik. Abang cukup bahagia dengan Ain. Abang bertuah punya Ain sebagai isteri," bicaranya terhenti setakat itu. Aku tersenyum. Namun benakku dihinggap persoalan.
Takkan hanya itu?
"Abang ada masalah ke?" Aku cuba meneka.
"Tidak Ain. Sebenarnya......," bicaranya terhenti lagi. Menambah kehairanan dan mencambahkan kerisauan di hatiku. Entah apa yang ingin diucapkannya.
"Ain......abang.....abang nak minta izin Ain...... untuk berkahwin lagi," ujarnya perlahan namun sudah cukup untuk membuat aku tersentak. Seketika aku kehilangan kata.
"A.....Abang.....nak kahwin lagi?" aku seakan tidak percaya mendengar permintaannya itu. Ku sangka dia telah cukup bahagia dengannku. Aku sangka aku telah memberikan seluruh kegembiraan padanya. Aku sangka hatinya telah dipenuhi dengan limpahan kasih sayangku seorang Rupanya aku silap. Kasihku masih kurang. Hatinya masih punya ruang untuk insan selain aku.
Tanpa bicara, dia mengangguk.
`' Dengan siapa abang ? `' Aku bertanya. Aku tidak tahu dari mana datang kekuatan untuk tidak mengalirkan air mata. Tapi....hatiku... hanya Allah yang tahu betapa azab dan pedih hati ini.
`' Faizah. Ain kenal dia, kan ? `'
Ya, aku kenal dengan insan yang bernama Faizah itu. Juniorku di universiti. Rakan satu jemaah. Suamiku aktif dalam jemaah dan aku tahu Faizah juga aktif berjemaah. Orangnya aku kenali baik budi pekerti, sopan tingkah laku, indah tutur kata dan ayu paras rupa. Tidakku sangka, dalam diam suamiku menaruh hati pada Faizah.
" A....Abang......Apa salah Ain abang?" nada suaraku mula bergetar. Aku cuba menahan air mataku daripada gugur. Aku menatap wajah Abang Harris sedalam-dalamnya. Aku cuba mencari masih adakah cintanya untukku.
"Ain tak salah apa-apa sayang. Ain baik. Cukup baik. Abang sayang pada Ain."
"Tapi....Faizah. Abang juga sayang pada Faizah.... bermakna..... sayang abang tidak sepenuh hati untuk Ain lagi."
"Ain.....sayang abang pada Ain tidak berubah. Ain cinta pertama abang. Abang rasa ini jalan terbaik. Tugasan dalam jemaah memerlukan abang banyak berurusan dengan Faizah....Abang tak mahu wujud fitnah antara kami. Lagipun....abang lelaki Ain. Abang berhak untuk berkahwin lebih dari satu. `'
Bicara itu kurasakan amat tajam, mencalar hatiku. Merobek jiwa ragaku. Aku mengasihinya sepenuh hatiku. Ketaatanku padanya tidak pernah luntur. Kasih sayangku padanya tidak pernah pudar. Aku telah cuba memberikan layanan yang terbaik untuknya. Tapi inikah hadiahnya untukku? Sesungguhnya aku tidak menolak hukum Tuhan. Aku tahu dia berhak. Namun, alangkah pedihnya hatiku ini mendengar ucapan itu terbit dari bibirnya. Bibir insan yang amat ku kasihi.
Malam itu, tidurku berendam air mata. Dalam kesayuan, aku memandang wajah Abang Harris penuh kasih. Nyenyak sekali tidurnya. Sesekali terdetik dalam hatiku, bagaimana dia mampu melelapkan mata semudah itu setelah hatiku ini digurisnya dengan sembilu. Tidak fahamkah dia derita hati ini? Tak cukupkah selama ini pengorbananku untuknya? Alangkah peritnya menahan kepedihan ini. Alangkah pedihnya!
Selama seminggu, aku menjadi pendiam apabila bersama dengannya. Bukan aku sengaja tetapi aku tidak mampu membohongi hatiku sendiri. Tugasku sebagai seorang isteri aku laksanakan sebaik mungkin, tapi aku merasakan segalanya tawar. Aku melaksanakannya tidak sepenuh hati. Oh Tuhan.....ampuni daku. Aku sayang suamiku, tapi aku terluka dengan permintaannya itu.
Apabila bertembung dua kehendak, kehendak mana yang harus dituruti. Kehendak diri sendiri atau kehendak Dia ? Pastinya kehendak Dia. Apa lagi yang aku ragukan? Pasti ada hikmah Allah yang tersembunyi di sebalik ujian yang Dia turunkan buatku ini. Aku berasa amat serba- salah berada dalam keadaan demikian. Aku rindukan suasana yang dulu. Riang bergurau senda dengan suamiku. Kini, aku hanya terhibur dengan keletah anak-anak. Senyumku untuk Abang Harris telah tawar, tidak berperisa. Yang nyata, aku tidak mampu bertentang mata dengannya lagi. Aku benar-benar terluka. Namun, Abang Harris masih seperti dulu. Tidak jemu dia memelukku setelah pulang dari kerja walau sambutan hambar. Tidak jemu dia mencuri pandang merenung wajahku walau aku selalu melarikan pandangan dari anak matanya. Tidak jemu ucapan kasihnya untukku. Aku keliru.
Benar-benar keliru. Adakah Abang Harris benar-benar tidak berubah sayangnya padaku atau dia hanya sekadar ingin mengambil hatiku untuk membolehkan dia berkahwin lagi? `Oh Tuhan...berilah aku petunjukMu.' Dalam kegelapan malam, aku bangkit sujud menyembahNya, mohon petunjuk dariNya. Aku mengkoreksi kembali matlamat hidupku.
Untuk apa segala pengorbananku selama ini untuk suamiku ? Untuk mengejar cintanya atau untuk mengejar redha Allah ? Ya Allah, seandainya ujian ini Engkau timpakan ke atasku untuk menguji keimananku, ku rela Ya Allah. Aku rela.
Biarlah. Bukan cinta manusia yang kukejar. Aku hanya mengejar cinta Allah. Cinta manusia hanya pemangkin. Bukankah aku telah berazam, aku inginkan segala yang menyenangkan buat suamiku? Dengan hati yang tercalar seguris luka, aku mengizinkan Abang Harris berkahwin lagi. Dan, demi untuk mendidik hati ini, aku sendiri yang menyampaikan hasrat Abang Harris itu kepada Faizah. Suamiku pada mulanya agak terkejut apabila aku menawarkan diri untuk merisik Faizah.
"Ain?......Ain serius?"
"Ya abang. Ain sendiri akan cakap pada Faizah. Ain lakukan ini semua atas kerelaan hati Ain sendiri. Abang jangan risau...Ain jujur terhadap abang. Ain tak akan khianati abang. Ain hanya mahu lihat abang bahagia," ujarku dengan senyuman tawar. Aku masih perlu masa untuk mengubat luka ini. Dan inilah satu caranya. Ibarat menyapu ubat luka. Pedih, tetapi cepat sembuhnya.
Aku mengumpul kekuatan untuk menjemput Faizah datang ke rumahku. Waktu itu, suamiku tiada di rumah dan dia telah memberi keizinan untuk menerima kedatangan Faizah. Faizah dengan segala senang hati menerima undanganku. Sememangnya aku bukanlah asing baginya. Malah dia juga mesra dengan anak-anakku.
`'Izah......akak jemput Izah ke mari sebab ada hal yang akak nak cakapkan, `' setelah aku merasakan cukup kuat, aku memulakan bicara.
`'Apa dia, Kak Ain. Cakaplah, `' lembut nada suaranya.
"Abang Harris ada pernah cakap apa-apa pada Faizah?"
"Maksud Kak Ain, Ustaz Harris?" Ada nada kehairanan pada suaranya. Sememangnya kami memanggil rakan satu jemaah dengan panggilan Ustaz dan Uztazah. Aku hanya mengangguk.
"Pernah dia cakap dia sukakan Izah?"
"Sukakan Izah? Isyyy....tak mungkinlah Kak Ain. Izah kenal Ustaz Harris. Dia kan amat sayangkan akak. Takkanlah dia nak sukakan saya pula. Kenapa Kak Ain tanya macam tu? Kak Ain ada dengar cerita dari orang ke ni? `'
'Tidak Izah. Tiada siapa yang membawa cerita......." Aku terdiam seketika. "Izah, kalau Kak Ain cakap dia sukakan Izah dan nak ambil Izah jadi isterinya, Izah suka?" Dengan amat berat hati, aku tuturkan kalimah itu.
"Kak Ain!" jelas riak kejutan terpapar di wajahnya. `'Apa yang Kak Ain cakap ni ? Jangan bergurau hal sebegini Kak Ain, `' kata Faizah seakan tidak percaya. Mungkin kerana aku sendiri yang menutur ayat itu.Isteri kepada Muhammad Harris sendiri merisik calon isteri kedua suaminya.
"Tidak Izah. Akak tak bergurau......Izah sudi jadi saudara Kak Ain?" ujarku lagi. Air mataku seolah ingin mengalir tapi tetap aku tahan. Faizah memandang tepat ke wajahku.
"Kak Ain. Soal ini bukan kecil Kak Ain. Kak Ain pastikah yang......Ustaz Harris.....mahu... melamar saya?"
Dari nada suaranya, aku tahu Faizah jelas tidak tahu apa-apa. Faizah gadis yang baik. Aku yakin dia tidak pernah menduga suamiku akan membuat permintaan seperti ini. Lantas, aku menceritakan kepada Faizah akan hasrat suamiku. Demi untuk memudahkan urusan jemaah, untuk mengelakkan fitnah. Faizah termenung mendengar penjelasanku.
"Kak Ain.....saya tidak tahu bagaimana Kak Ain boleh hadapi semuanya ini dengan tabah. Saya kagum dengan semangat Kak Ain. Saya minta maaf kak. Saya tak tahu ini akan berlaku. Saya tak pernah menyangka saya menjadi punca hati Kak Ain terluka," ujarnya sebak.
Matanya kulihat berkaca-kaca.
"Izah...Kak Ain tahu kamu tak salah. Kak Ain juga tak salahkan Abang Harris. Mungkin dia fikir ini jalan terbaik. Dan akak tahu, dia berhak dan mampu untuk melaksanakannya. Mungkin ini ujian untuk menguji keimanan Kak Ain."
"Kak...maafkan Izah." Dengan deraian air mata, Faizah meraihku ke dalam pelukannya. Aku juga tidak mampu menahan sebak lagi. Air mataku terhambur jua. Hati wanita. Biarpun bukan dia yang menerima kepedihan ini, tetapi tersentuh jua hatinya dengan kelukaan yang ku alami. Memang hanya wanita yang memahami hati wanita yang lain.
"Jadi...Izah setuju?" Soalku apabila tangisan kami telah reda.
`'Kak Ain....ini semua kejutan buat Izah. Izah tak tahu nak cakap. Izah tak mahu lukakan hati Kak Ain."
"Soal Kak Ain....Izah jangan risau, hati Kak Ain... Insya Allah tahulah akak mendidiknya. Yang penting akak mahu Abang Harris bahagia. Dan akak sebenarnya gembira kerana Faizah pilihannya. Bukannya gadis lain yang akak tak tahu hati budinya. Insya Allah Izah. Sepanjang Kak Ain mengenali Abang Harris dan sepanjang akak hidup sebumbung dengannya, dia seorang yang baik, seorang suami yang soleh, penyayang dan penyabar. Selama ini akak gembira dengan dia. Dia seorang calon yang baik buat Izah. `'
"Akak.....Izah terharu dengan kebaikan hati akak. Tapi bagi Izah masa dan Izah perlu tanya ibu bapa Izah dulu."
"Seeloknya begitulah. Kalau Izah setuju, Kak Ain akan cuba cakap pada ibu bapa Izah."
Pertemuan kami petang itu berakhir. Aku berasa puas kerana telah menyampaikan hasrat suamiku. `Ya Allah.....inilah pengorbananku untuk membahagiakan suamiku. Aku lakukan ini hanya semata-mata demi redhaMu.'
Pada mulanya, keluarga Faizah agak keberatan untuk membenarkan Faizah menjadi isteri kedua Abang Harris. Mereka khuatir Faizah akan terabai dan bimbang jika dikata anak gadis mereka merampas suami orang. Namun, aku yakinkan mereka akan kemampuan suamiku. Alhamdulillah, keluarga Faizah juga adalah keluarga yang menitikberatkan ajaran agama. Akhirnya, majlis pertunangan antara suamiku dan Faizah diadakan jua.
"Ain.....abang minta maaf sayang," ujar suamiku pada suatu hari, beberapa minggu sebelum tarikh pernikahannya dengan Faizah.
"Kenapa?"
"Abang rasa serba salah. Abang tahu abang telah lukakan hati Ain. Tapi....Ain sedikit pun tidak marahkan abang. Ain terima segalanya demi untuk abang.Abang terharu. Abang....malu dengan Ain."
"Abang....syurga seorang isteri itu terletak di bawah tapak kaki suaminya. Redha abang pada Ain Insya Allah, menjanjikan redha Allah pada Ain. Itu yang Ain cari abang. Ain sayangkan abang. Ain mahu abang gembira.Ain anggap ini semua ujian Allah abang. `' `'Ain....Insya Allah abang tak akan sia-siakan pengorbanan Ain ini. Abang bangga sayang. Abang bangga punya isteri seperti Ain. Ain adalah cinta abang selamanya. Abang cintakan Ain."
"Tapi...abang harus ingat. Tanggungjawab abang akan jadi semakin berat. Abang ada dua amanah yang perlu dijaga. Ain harap abang dapat laksanakan tanggungjawab abang sebaik mungkin."
"Insya Allah abang akan cuba berlaku seadilnya." Dengan lembut dia mengucup dahiku. Masih hangat seperti dulu. Aku tahu kasihnya padaku tidak pernah luntur. Aku terasa air jernih yang hangat mula membasahi pipiku. Cukuplah aku tahu, dia masih sayangkan aku seperti dulu walaupun masanya bersamaku nanti akan terbatas.
Pada hari pertama pernikahan mereka, aku menjadi lemah. Tidak bermaya. Aku tiada daya untuk bergembira. Hari itu sememangnya amat perit bagiku walau aku telah bersedia untuk menghadapinya. Malam pertama mereka disahkan sebagai suami isteri adalah malam pertama aku ditinggalkan sendirian menganyam sepi. Aku sungguh sedih. Maha hebat gelora perasaan yang ku alami. Aku tidak mampu lena walau sepicing pun.
Hatiku melayang terkenangkan Abang Harris dan Faizah. Pasti mereka berdua bahagia menjadi pengantin baru. Bahagia melayari kehidupan bersama, sedangkan aku ? Berendam air mata mengubat rasa kesepian ini. Alhamdulillah. Aku punya anak-anak. Merekalah teman bermainku.
Seminggu selepas itu, barulah Abang Harris pulang ke rumah. Aku memelukknya seakan tidak mahu ku lepaskan. Seminggu berjauhan, terasa seperti setahun. Alangkah rindunya hati ini. Sekali lagi air mata ku rembeskan tanpa dapat ditahan.
" Kenapa sayang abang menangis ni? Tak suka abang balik ke?" ujarnya lembut.
"Ain rindu abang. Rindu sangat. `' Tangisku makin menjadi-jadi. Aku mengeratkan pelukanku. Dan dia juga membalas dengan penuh kehangatan.
"Abang pun rindu Ain. Abang rindu senyuman Ain. Boleh Ain senyum pada abang ? `' Lembut tangannya memegang daguku dan mengangkat wajahku.
`'Abang ada teman baru. Mungkinkah abang masih rindu pada Ain ? `' Aku menduga keikhlasan bicaranya.
'Teman baru tidak mungkin sama dengan yang lama. Kan abang dah kata, sayang abang pada Ain masih seperti dulu. Tidak pernah berubah, malah semakin sayang. Seminggu abang berjauhan dari Ain, tentulah abang rindu. Rindu pada senyuman Ain, suara Ain, masakan Ain, sentuhan Ain. Semuanya itu tiada di tempat lain, hanya pada Ain saja. Senyumlah sayang, untuk abang. `'
Aku mengukir senyum penuh ikhlas. Aku yakin dengan kata-katanya. Aku tahu sayangnya masih utuh buatku.
Kini, genap sebulan Faizah menjadi maduku. Aku melayannya seperti adik sendiri. Hubungan kami yang dulunya baik bertambah mesra. Apa tidaknya, kami berkongsi sesuatu yang amat dekat di hati. Dan, Faizah, menyedari dirinya adalah orang baru dalam keluarga, sentiasa berlapang dada menerima teguranku. Katanya, aku lebih mengenali Abang Harris dan dia tidak perlu bersusah payah untuk cuba mengorek sendiri apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh Abang Harris. Aku, sebagai kakak, juga sentiasa berpesan kepada Faizah supaya sentiasa menghormati dan menjaga hati Abang Harris. Aku bersyukur, Faizah tidak pernah mengongkong suamiku. Giliran kami dihormatinya.
Walaupun kini masa untuk aku bersama dengan suamiku terbatas, tetapi aku dapat merasakan kebahagiaan yang semakin bertambah apabila kami bersama. Benarlah, perpisahan sementara menjadikan kami semakin rindu. Waktu bersama, kami manfaatkan sebaiknya. Alhamdulillah, suamiku tidak pernah mengabaikan aku dan Faizah. Aku tidak merasa kurang daripada kasih sayangnya malah aku merasakan sayangnya padaku bertambah. Kepulangannya kini sentiasa bersama sekurang-kurangnya sekuntum mawar merah. Dia menjadi semakin penyayang, semakin romantik. Aku rasa aku harus berterima kasih pada Faizah kerana kata suamiku, Faizahlah yang selalu mengingatkannya supaya jangan mensia-siakan kasih sayangku padanya. Memang aku tidak dapat menafikan, adakalanya aku digigit rindu apabila dia pulang untuk bersama-sama dengan Faizah. Rindu itu, aku ubati dengan zikrullah. Aku gunakan kesempatan ketiadaannya di rumah dengan menghabiskan masa bersama Kekasih Yang Agung. Aku habiskan masaku dengan mengalunkan ayat-ayatNya sebanyak mungkin. Sedikit demi sedikit kesedihan yang ku alami mula pudar. Ia diganti dengan rasa ketenangan. Aku tenang beribadat kepadaNya. Terasa diriku ini lebih hampir dengan Maha Pencipta. Soal anak-anak, aku tidak mempunyai masalah kerana sememangnya aku mempunyai pembantu rumah setelah aku melahirkan anak kedua. Cuma, sewaktu mula-mula dulu, mereka kerap juga bertanya kemana abah mereka pergi, tak pulang ke rumah. Aku terangkan secara baik dengan mereka. Mereka punyai ibu baru. Makcik Faizah. Abah perlu temankan Makcik Faizah seperti abah temankan mama. Anak-anakku suka bila mengetahui Faizah juga menjadi `ibu' mereka. Kata mereka, Makcik Izah baik.Mereka suka ada dua ibu. Lebih dari orang lain.Ahhh...anak-anak kecil. Apa yang kita terapkan itulah yang mereka terima. Aku tidak pernah menunjukkan riak kesedihan bila mereka bertanya tentang Faizah. Bagiku Faizah seperti adikku sendiri.
Kadang-kadang, bila memikirkan suamiku menyayangi seorang perempuan lain selain aku, memang aku rasa cemburu, rasa terluka. Aku cemburu mengingatkan belaian kasihnya itu dilimpahkan kepada orang lain.Aku terluka kerana di hatinya ada orang lain yang menjadi penghuni. Aisyah, isteri Rasulullah jua cemburukan Khadijah, insan yang telah tiada. Inikan pula aku, manusia biasa. Tapi..... ku kikis segala perasaan itu. Cemburu itukan fitrah wanita, tanda sayangkan suami. Tetapi cemburu itu tidak harus dilayan. Kelak hati sendiri yang merana. Bagiku, kasih dan redha suami padaku itu yang penting, bukan kasihnya pada orang lain. Selagi aku tahu, kasihnya masih utuh buatku, aku sudah cukup bahagia. Dan aku yakin, ketaatan, kesetiaan dan kasih sayang yang tidak berbelah bahagi kepadanya itulah kunci kasihnya kepadaku. Aku ingin nafasku terhenti dalam keadaan redhanya padaku, supaya nanti Allah jua meredhai aku.Kerana sabda Rasulullah s.a.w
"Mana-mana wanita (isteri) yang meninggal dunia dalam keadaan suaminya meredhainya, maka ia akan masuk ke dalam syurga." (Riwayat at-Tirmizi, al-Hakim dan Ibnu Majah).
Sungguh bukan mudah aku melalui semuanya itu. Saban hari aku berperang dengan perasaan. Perasaan sayang, luka, marah, geram, cemburu semuanya bercampur aduk. Jiwaku sentiasa berperang antara kewarasan akal dan emosi. Pedih hatiku hanya Tuhan yang tahu. KepadaNyalah aku pohon kekuatan untuk menempuhi segala kepedihan itu. KepadaNyalah aku pinta kerahmatan dan kasih sayang, semoga keresahan hati ini kan berkurangan. Namun, jika aku punya pilihan, pastinya aku tidak mahu bermadu. Kerana ia sesungguhnya memeritkan. Perlukan ketabahan dan kesabaran.
Walau bagaimanapun, aku amat bersyukur kerana suamiku tidak pernah mengabaikan tanggungjawabnya. Dan aku juga bersyukur kerana menjadi intan terpilih untuk menerima ujian ini.
renungkanlah...
DisakitkanNya kita sekejap tapi cepat-cepat disembuhkan semula kerana cintaNya,disusahkan sedikit agar insaf,namun segera disenangkan semula.Itulah belaianNya.Dimarahkan juga kadang-kadang kerana sayang,namun tidak lama kerana kasihNya.Dipanggil-panggil kepadaNya,untuk meminta itu dan ini,Tuhan amat melayani hambaNya,tapi si hamba tidak peduli langsung!
#E-mel ini dipetik hasil nukilan Ustazah Suhaila bt. Abd.Ghani,Johor Darul Takzim...untuk renungan kita semua...
CERPEN SEDIH TERBAIK SINGAPURA - SUATU PENYESALAN.....
Suasana didalam bilik bersalin begitu sunyi sekali. Yang kedengaran hanyalah suara rintihan Rohani menahan kesakitan hendak melahirkan. "Subhanallah....sakitnya...isk...isk...isk...isk... aduuh....Bang sakit nya tak tahan saya" keluh Rohani pada suaminya Zamri yang ketika itu ada disisinya. "Apalah awak ni....susah sangat nak bersalin. Sudah berjam-jam tapi masih tak keluar- keluar juga budak tu. Dah penat saya menunggu. Ni... mesti ada sesuatu yang tak elok yang awak sudah buat , itulah sebabnya lambat sangat nak keluar budak tu, banyak dosa agaknya." rungut Zamri kepada isterinya, Rohani pula.
Sebak hati Rohani mendengar rungutan suaminya itu, tetapi dia tidak menghiraukannya, sebaliknya, Rohani hanya mendiamkan diri sahaja dan menahan kesakitannya yang hendak melahirkan itu. Rohani tahu sudah hampir 3 jam dia berada dalam bilik bersalin itu tetapi bayinya tidak juga mahu keluar. Itu kehendak Allah Taala, Rohani tidak mampu berbuat apa apa, hanya kepada Allahlah dia berserah.Sejak Rohani mengandung ada sahaja yang tidak kena dihati Zamri terhadapnya. Zamri seolah olah menaruh perasaan benci terhadap Rohani dan anak yang dikandungnya itu. Jururawat yang bertugas datang memeriksa kandungan Rohani dan kemudian bergegas memanggil Doktor Syamsul iaitu Doktor Peribadi Rohani. Doktor Syamsul segera datang dan bergegas menyediakan keperluan menyambut kelahiran bayi Rohani itu. Rohani hanya mendiamkan diri menahan kesakitan dan kelihatan air matanya meleleh panas dipipi gebunya itu. Rohani menangis bukan kerana takut atau sakit tetapi kerana terkenang akan rungutan Zamri tadi.
Saat melahirkan pun tiba. Doktor Syamsul menyuruh Rohani meneran ..."Come on Ani. You can do it...one more...one more Ani." Kata kata peransang Doktor Syamsul itulah yang membuatkan Rohani begitu bertenaga dan dengan sekali teran sahaja kepala bayinya itu sudah pun keluar...?Alhamdulillah,? bisik Rohani apabila dia melihat sahaja bayinya yang selamat dilahirkan itu.Tiba-tiba Rohani terasa sakit sekali lagi dan dia terus meneran untuk kali keduanya, sejurus itu juga keluar seorang lagi bayi, kembar rupanya. "Tahniah Rohani, You got twin, boy and girl, putih macam You juga." Begitulah kata kata pujian dari Doktor Syamsul. "Tahniah Zamri, it's a twin" Doktor Syamsul mengucapkan tahniah kepada Zamri pula. Zamri hanya mendiamkan diri sahaja setelah menyaksikan kelahiran anak pertamanya itu, kembar pula . Doktor Syamsul memang sengaja menyuruh Zamri melihat bagaimana keadaan kelahiran anak anaknya itu. Rohani sudah mula merancang akan nama untuk anak anaknya itu. Yang lelaki akan diberi nama Mohammad Fikri dan yang perempuan akan diberi nama Farhana. Rohani merasa begitu lega sekali setelah melahirkan kembarnya itu, tetapi sesekali bila dia teringat kata kata Zamri sebelum dia melahirkan hatinya menjadi begitu sebak dan sedih sekali.
Sebenarnya memang terlalu banyak kata-kata Zamri yang membuat Rohani berasa jauh hati sekali. Terutamanya sepanjang dia mengandung. Tetapi Rohani hanya bersabar, kerana dia tahu kalau dia mengadu pada emaknya tentu dia akan dimarahi semula. Jadi dia hanya mendiamkan diri dan memendam rasa sahaja. Kedua dua anaknya, Mohammad Fikri dan Farhana telah diletakkan dibawah jagaan Nursery di Hospital Universiti Singapura (NUH) untuk memberi peluang Rohani berehat sebentar, kemudian nanti dapatlah dia menyusukan kedua kembar yang comel itu.
Tiba tiba fikiran Rohani menerbang kembali kedetik detik semasa dia mengandung dahulu. Zamri memang selalu memarahinya, ada sahaja perkara yang tidak kena. Macam macam kata kata nista yang dilemparkan kearah Rohani. Ada sahaja tuduhan yang tidak masuk akal, semuanya dihamburkan pada Rohani seolah olah melepaskan geram. Tidak sanggup rasanya Rohani menghadapi itu semua tetapi demi kestabilan kandungannya, Rohani kuatkan juga semangat dan pendiriannya. Yang paling menyedihkan sekali ialah sewaktu Rohani mula mula disahkan mengandung. Zamri tidak percaya yang Rohani mengandung anaknya, dua kali dia membuat pemeriksaan Antenatal untuk mengesahkan kandungan isterinya itu. Keraguan timbul didalam hati Zamri tentang anak dalam kandungan Rohani itu. Zamri tidak boleh menerima kenyataan yang Rohani akan mengandung sebegitu awal sekali sedangkan mereka berkahwin baru 3 bulan. Kandungan Rohani sudah masuk 2 bulan... bermakna Rohani cuma kosong selama sebulan sahaja selepas mereka berkahwin. Bagi Rohani pula itu perkara biasa sahaja yang mungkin turut dilalui oleh pasangan lain juga.Setelah membuat pemeriksaan Doktor, Rohani pulang kerumahnya dalam keadaan sedih. Pada mulanya Rohani berasa sangat gembira bila dia disahkan mengandung tetapi sebaliknya bila Zamri tidak mahu menerima anak dalam kandungannya itu, perasaannya terus berubah menjadi duka pula. Zamri menuduh yang Rohani berlaku curang, dan anak dalam kandungannya itu adalah hasil dari kecurangan Rohani sendiri. Hati isteri mana yang tidak remuk. Hati isteri mana yang tidak kecewa apabila dituduh sebegitu rupa oleh suaminya sendiri. Rohani pasrah..... .Pernah suatu ketika Rohani bertengkar dengan suaminya. "Kenapa abang berlainan sekarang ni, tak macam dulu, pelembut, suka berjenaka, ini tidak asyik nak cari kesalahan Ani sahaja. Mengapa bang?" Rohani bertanya kepada Zamri .
"Kaulah penyebab segalanya. Tak payahlah nak tunjuk baik." Tempelak Zamri. Entah jantan mana yang kau dah layan kat opis kau tu." sergah Zamri lagi. "Abang syak Ani buat hubungan dengan lelaki lain ke? Subhanallah??.Kenapa Abang syak yang bukan-bukan ni, Anikan isteri Abang yang sah, tak kanlah Ani nak buat jahat dengan orang lain pulak, Bang"? sangkal Rohani pula. "Allah dah beri kita rezeki awal, tak baik cakap macam tu. Itu semua kehendak Allah." Rohani menghampiri sambil memeluk badan suaminya tetapi Zamri meleraikan pelukannya dengan kasar sekali sehingga tersungkur Rohani dibuatnya. Serentak itu juga Rohani menangis . Zamri langsung tidak mengendahkannya. Deraian airmata Rohani semakin laju. Rohani hanya mampu menangis sahaja. Amat pedih sekali Rohani rasakan untuk menahan semua tohmahan dari Zamri, suaminya yang sah.
"Woi, benda-benda tu boleh terjadilah Ani. Kawan baik dengan bini sendiri, suami sendiri, bapak dengan anak, hah! emak dengan menantu pun boleh terjadi tau, apatah lagi macam kau ni, tau tak. Dulu tu kawan lama kau yang satu opis dengan kau tu, Amran, bukan main baik lagi budak tu dengan kau." Bentak Zamri lagi. Tanpa disangka sangka rupanya Zamri menaruh cemburu terhadap isterinya.
"Entah-entah keturunan kau, darah daging kau pun tak senonoh ....heee teruk. Nasib aku lah dapat bini macam engkau ni." kutuk Zamri lagi pada Rohani. "Bawa mengucap Bang, jangan tuduh Ani yang bukan-bukan. Ani bukan perempuan yang tak tentu arah. Walaupun Ani hanya anak angkat dalam keluarga ni, Ani bukan jenis macam tu, Ani tau akan halal haram, hukum hakam agama.Memang Ani tak pernah tau asal usul keluarga kandung Ani, tapi Ani bersyukur dan berterima kasih pada emak angkat Ani kerana menjaga Ani sejak dari kecil lagi. Ani dianggapnya seperti darah daging sendiri.? Rohani mula membangkang kata kata nista suaminya itu. "Abang jangan cuba nak menghina keluarga kandung Ani kerana walaupun mereka tidak membesarkan Ani tetapi disebabkan merekalah, Ani lahir kedunia ini.? Tambah Rohani lagi dengan sebak didada.
Semenjak peristiwa pertengkaran itulah, setiap hari Rohani terpaksa pergi ke tempat kerja Zamri apabila habis waktu bekerjanya. Sementara menunggu Zamri pulang Rohani berehat di Surau tempat Zamri bekerja. Zamri bekerja sebagai seorang salesman handphone di salah sebuah Pusat membeli belah dan kerjanya mengikut shif. Kalau Zamri bekerja shif malam terpaksalah Rohani menunggu Zamri sampai tengah malam. Begitulah keadaannya sehingga apabila perutnya semakin membesar pun Zamri masih memaksanya. Terpaksalah Rohani berbohong kepada emak dan keluarganya yang lain dengan mengatakan yang dia buat kerja overtime semata mata untuk mengelakkan pertengkaran dan tuduhan serta kata nista suaminya itu. Dengan keadaan perut semakin membesar Rohani masih gagahkan juga dirinya pergi bekerja. Kadangkala apabila Zamri tidak menjemput Rohani ditempat kerja terpaksalah Rohani berasak asak menaiki bas untuk pulang . Begitulah keadaan Rohani sehinggalah hampir pada waktu bersalinnya. Pernah sekali Rohani minta dijemput kerana dia sudah larat benar tetapi sebaliknya Zamri membalasnya dengan kata kata kesat kepadanya, perempuan tak tau berdikarilah, berlagak senang lah, lagak kaya lah, perempuan tak sedar diri lah, tak layak jadi isterilah, menyusahkan dan macam macam lagi kata kata nista dilemparkan kepadanya.
Suatu hari Zamri dalam keadaan marah telah menarik rambut Rohani dan menghantukkan kepala Rohani ke dinding...Rohani hanya mampu menangis dan menanggung kesakitan. Ini semua gara-gara Rohani hendak pergi ke rumah Mak Saudaranya yang ingin mengahwinkan anaknya di Tampines. Emak Rohani sudah seminggu pergi kesana untuk menolong Mak Saudaranya itu. Hari sudah semakin petang jadi Rohani mendesak agar bertolak cepat sikit, lagipun langit sudah menunjukkan tanda tanda hendak hujan. "Hari dah nak hujan, Bang. Elok rasanya kalau kita pergi awal sikit bolehlah tolong apa yang patut.? Pinta Rohani.Tanpa disangka sangka kata kata Rohani itu membuatkan Zamri marah dan dengan dengan tiba-tiba sahaja Zamri bangun. Dengan muka bengisnya, Zamri memandang Rohani. "Kau tahu aku penatkan, tak boleh tunggu ke, aku punya sukalah nak pergi malam ke, siang ke, tak pergi lansung ke." marah Zamri. Rohani menjawab,"Itu Ani tau, Abang kan dah berehat dari pagi tadi takkan masih penat lagi. Sepantas kilat Zamri datang kepada Rohani dan direntapnya rambut Rohani lalu di hantukkan kepala Rohani kedinding. Rohani tidak berdaya untuk menghalangnya. Ya Allah! Sungguh tergamak Zamri berbuat demikian...terasa kebas kepala Rohani dan dirasakannya mula membengkak. Pening kepala Rohani dibuatnya.
"Ya Allah, berilah aku kekuatan untuk menerima semua ini. Kau lindungilah aku dan kandunganku ini dari segala bahaya dan azab sengsara, Ya Allah.? Doa Rohani dalam hatinya dengan penuh keluhuran. Rohani memencilkan dirinya disudut dinding dan menangis sepuas puasnya.... "Bang, Ani minta maaf jika kata kata Ani tadi membuatkan Abang marah." Rohani memohon maaf kepada suaminya sambil tersedu sedu.Hari itu seperti biasa Zamri ketempat kerjanya. Tiba tiba handphonenya berbunyi. Kedengaran suara Doktor Syamsul menyuruhnya datang segera ke hospital, kerana ada sesuatu yang berlaku terhadap Rohani.
Setibanya di hospital sahaja,"Zamri, kami sudah cuba untuk menyelamatkan Rohani tapi kuasa Allah melebihi segalanya, Rohani mengalami pendarahan otak yang serius, sebelum ini pernah tak Rohani jatuh atau... kepalanya terhantuk kuat pada sesuatu kerana sebelah kanan kepalanya kelihatan bengkak dan ada tanda lebam. Mungkin kesan dah lama ? Doktor Syamsul bertanya agak serius. Dia inginkan penjelasan sebenar dari Zamri. Zamri hanya mendiamkan diri.
Serentak itu juga Zamri teringat yang dia pernah menarik rambut Rohani dan menghantukkan kepala Rohani kedinding sekuat kuatnya...dan selepas kejadian itu Zakri tidak pernah sekali pun membawa Rohani ke Klinik untuk membuat pemeriksaan kepalanya. Rohani sering mengadu sakit kepala yang teruk ...namun Zamri tidak pernah mengendahkan kesakitan Rohani itu, malah baginya Rohani hanya mengada-ngadakan cerita ......saja buat buat sakit untuk minta simpati... Sambil menekap mukanya dengan tangan Zamri menyesal...."YA ALLAH apa yang aku dah buat ni."
Doktor Syamsul menjelaskan lagi,"Doktor Zain yang merawat Rohani kerana Rohani mengadu sakit kepala yang amat sangat sewaktu dia memberi susu pada kembarnya di Nursery. Jadi Doktor Zain telah membawa Rohani ke Lab untuk membuat scanning di kepalanya dan confirm otaknya ada darah beku tapi malangnya ia sudah ditahap yang kritikal dan kami tak mampu melakukan apa-apa kerana Rohani tidak mahu di operation sebelum meminta izin dari awak Zamri.Hanya satu permintaan terakhir arwahnya, dia minta awak membaca diarinya ini. I'm really sorry Zakri. Allah lebih menyayanginya.? kata Doktor Syamsul lagi lalu menyerahkan sebuah diari yang berbalut kemas dengan kain lampin bayi yang masih baru kepada Zamri.
BAHAGIAN KEDUA
Zamri mengambil diari tersebut. Satu lembaran kesatu lembaran dibukanya. Setiap lembaran tertulis rapi tulisan tangan Rohani mencoretkan peristiwa yang berlaku padanya setiap hari. Begitu tekun sekali Zamri membacanya dan ternyata banyak sekali keluhan, kesakitan & segala luahan rasa Rohani semuanya tertera didalam diari tersebut. Dan Zamri dapati setiap peristiwa itu semuanya adalah perlakuan buruk Zamri terhadap Rohani..."Ya Allah, kenapa aku buat isteriku begini." keluh hati kecil Zamri penuh penyesalan selepas membaca setiap lembaran diari itu. Dan apabila tiba ke muka surat terakhir, tiba tiba Zamri terpandang bunga ros merah yang telah kering...membuat Zakri tertarik untuk membacanya...
Untuk suamiku yang tersayang, Zamri. "SELAMAT HARI ULANG TAHUN PERKAHWINAN KITA YANG PERTAMA PADA HARI INI."Dengan air mata yang mula bergenang Zamri memulakan bacaannya....
Assalamualaikum.
Abang... Ingat tak bunga Ros merah ni, Abang berikan pada Ani pada pertemuan pertama kita dulu. Sudah lama Ani simpan bunga tu Bang...Bunga inilah lambang kasih sayang Ani pada Abang selama ini. Ia tidak pernah berubah pun walau telah kering.....Ani teramat menyayangi Abang. Ani sentiasa menyimpan setiap hadiah yang Abang berikan pada Ani. Abang tak pernah tahu kan... Itulah salah satu buktinya betapa sayangnya Ani pada Abang..
Terlebih dahulu Ani teringin sangat nak dengar Abang panggil Ani ?AYANG? seperti kita baru baru kahwin dulu...Abang panggil Ani ?AYANG?...terasa diri Ani dimanja bila Abang panggil macam tu...walaupun Ani cuma dapat merasa panggilan ?AYANG? itu seketika sahaja. Abang sudah banyak berubah sekarang. Perkataan ?AYANG? telah hilang dan tidak kedengaran untuk Ani lagi. Kenapa? Benci sangatkah Abang pada Ani? Ani telah melakukan kesalahan yang menyinggung perasaan Abang ke?
Abang...
Tulisan ini khas Ani tujukan untuk Abang. Bacalah semoga Abang tahu betapa mendalamnya kasihsayang Ani pada Abang. Abang tentu ingatkan hari ini merupakan hari ulangtahun perkahwinan kita yang pertama dan sebagai hadiahnya Ani berikan Abang.......Mohammad Fikri dan Farhana. Buat diri Ani, Ani tak perlukan apa apa pun dari Abang cukuplah dengan kasih sayang Abang pada Ani. Ani akan pergi mencari ketenangan dan kedamaian untuk diri Ani. Ani pergi untuk menemuiNya. Ani reda Bang....
Harapan Ani, Abang jagalah kedua kembar kita tu dengan baik dan jangan sekali-kali sakiti mereka. Mereka tidak tahu apa-apa. Itulah hadiah paling berharga dari diri Ani dan mereka adalah darah daging Abang. Janganlah seksa mereka. Abang boleh seksa Ani tapi bukan mereka. Sayangilah mereka...Dan yang terakhir sekali, Ani ingin mengatakan bahawa dalam hidup ini, Ani belum pernah mengadakan apa apa hubungan dengan sesiapa pun melainkan Abang sahaja di hati Ani. Jiwa dan raga Ani hanya untuk Abang seorang.
Ribuan terima kasih Ani ucapkan kerana Abang sudi mengahwini Ani walaupun Ani cuma menumpang kasih didalam sebuah keluarga yang menjaga Ani dari kecil hinggalah Ani bertemu dengan Abang dan berkahwin. Ani harap Abang tidak akan mensia siakan kembar kita tu dan Ani tidak mahu mereka mengikut jejak kehidupan Ani yang malang ini dan hanya menumpang kasih dari sebuah keluarga yang bukan dari darah daging sendiri...tapi Ani tetap bersyukur kerana dapat mengecapi kasih sayang sepenuhnya dari keluarga angkat Ani. Ani harap sangat Abang akan sentiasa memberitahu pada kembar kita yang Ani ibunya, akan sentiasa bersama disamping mereka berdua, walaupun Ani tidak berkesempatan membelai mereka dan cuma seketika sahaja dapat mengenyangkan mereka dengan air susu Ani.
Berjanjilah pada Ani, Bang! dan ingatlah Fikri dan Farhana adalah darah daging abang sendiri...Ampunkan Ani dan halalkan segala makan minum Ani selama setahun kita hidup bersama.Sekiranya Abang masih tidak sudi untuk menerima kehadiran Fikri dan Farhana dalam hidup Abang, berilah mereka pada emak Ani supaya emak dapat menjaga kembar kita itu. Tentang segala perbelanjaannya, janganlah Abang risau kerana Ani sudah pun masukkan nama emak dalam CPF Ani. Biarlah emak yang menjaga kembar kita itu, sekurang-kurang terubat juga rindu emak sekeluarga pada Ani nanti bila memandang kembar kita. Comel anak kita kan Bang!Mohammad Fikri mengikut raut muka Abang...sejuk kata orang dan Ani yakin mesti Farhana akan mengikut iras raut wajah Ani...Ibunya...sejuk perut Ani mengandungkan mereka.Inilah satu satunya harta peninggalan yang tidak ternilai dari Ani untuk Abang. Semoga Abang masih sudi menyayangi dan mengingati Ani walaupun Ani sudah tiada lagi disisi Abang dan kembar kita.
Salam sayang terakhir dari Ani Untuk Abang dan semua.Doakanlah Kesejahteraan Ani.Ikhlas dari isterimu yang malang,
Rohani
Sehabis membaca diari tersebut, Zamri meraung menangis sekuat kuat hatinya. Dia menyesal.......menyesal.......
"Sabarlah Zamri, Allah maha berkuasa. Kuatkan semangat kau, kau masih ada Fikri dan Farhana." pujuk Zul, kawan baiknya. Zamri hanya tunduk membisu. Ya Allah...Ani, maafkan Abang. Tubuh Zamri menjadi longlai dan diari ditangannya terlepas, tiba tiba sekeping gambar dihari pernikahan antara Zamri dan Rohani terjatuh dikakinya lalu segera Zamri mengambilnya.
Belakang gambar itu tertulis "SAAT PALING BAHAGIA DALAM HIDUPKU DAN KELUARGA. SEMOGA KEGEMBIRAAN DAN KEBAHAGIAAN INI AKAN SENTIASA MENYELUBUNGIKU HINGGA KEAKHIR HAYATKU.?
Zamri terjelepuk dilantai dengan berjuta penyesalan merangkumi seluruh tubuhnya. Dia seolah olah menjadi seperti orang yang hilang akal. Satu demi satu setiap perlakuan buruknya terhadap Rohani seperti terakam dalam kepala otaknya...setiap perbuatannya...seperti wayang jelas terpampang...kenapalah sampai begini jadinya...kejamnya aku...Ani, maafkan Abang?.maafkan Abang?. Abang menyesal!Sewaktu jenazah Rohani tiba dirumah suasananya amat memilukan sekali. Zamri sudah tidak berdaya lagi untuk melihat keluarga isterinya yang begitu sedih sekali diatas pemergian anak mereka. Walaubagaimanapun emak Ani kelihatan begitu tabah dan redha. Kedua dua kembar Zamri sentiasa berada didalam pangkuan nenek mereka.
Untuk kali terakhirnya, Zamri melihat muka Rohani yang kelihatan begitu tenang, bersih dan Zamri terus mengucup dahi Rohani. "Rohani, Abang minta ampun dan maaf." bisik Zamri perlahan pada telinga Rohani sambil menangis dengan berjuta penyesalan menimpa nimpa dirinya. Apabila Zamri meletakkan kembar disisi ibunya mereka diam dari tangisan dan tangan dari bedungan terkeluar seolah-olah mengusapi pipi ibu mereka buat kali terakhir dan terlihat oleh Zamri ada titisan airmata bergenang di tepi mata Rohani. Airmata itu meleleh perlahan-lahan bila kembar itu diangkat oleh Zamri.
Kembarnya menangis semula setelah diangkat oleh Zamri dan diberikan kepada neneknya. Jenazah Rohani dibawa ke pusara. Ramai saudara mara Rohani dan Zamri mengiringi jenazah, termasuklah kedua kembar mereka. Mungkin kedua kembar itu tidak tahu apa-apa tetapi biarlah mereka mengiringi pemergian Ani, Ibu mereka yang melahirkan mereka. Amat sedih sekali ketika itu. Zamri tidak mampu berkata apa-apa melainkan menangisi pemergian Rohani yang selama ini hidup merana atas perbuatannya.
Dan akhirnya Jenazah Rohani pun selamat dikebumikan. Satu persatu saudara mara meninggalkan kawasan pusara, tinggallah Zamri keseorangan di pusara Rohani yang masih merah tanahnya...meratapi pilu pemergian isterinya itu, berderai airmata Zamri dengan berjuta juta penyesalan ...
Sambil menadah tangannya, Zamri memohon pengampunan dari yang Maha Esa...
Ya Allah?.
Kuatkan semangat hambamu ini . Hanya Kau sahaja yang mengetahui segala dosa aku pada Rohani....ampunkan aku Ya Allah....
Dalam tangisan penyesalan itu, akhirnya Zamri terlelap disisi pusara Rohani. Sempat juga dia bermimpi, Rohani datang menghampirinya, mencium tangan, mengucup dahi dan memeluk tubuhnya dengan lembut mulus.
Zamri melihat Rohani tenang dan jelas kegembiraan terpancar dimuka Rohani yang putih bersih itu. Ani..., Ani..., Ani..., nak kemana Aniiiiiii. Zamri terjaga dari lenanya. Terngiang-ngiang suara kembarnya menangis. Emak dan keluarga mertuanya itu datang mendekati Zamri. Mereka semua menyabarkannya..... Semoga Allah mencucuri rahmat keatas Rohani......
Sebak hati Rohani mendengar rungutan suaminya itu, tetapi dia tidak menghiraukannya, sebaliknya, Rohani hanya mendiamkan diri sahaja dan menahan kesakitannya yang hendak melahirkan itu. Rohani tahu sudah hampir 3 jam dia berada dalam bilik bersalin itu tetapi bayinya tidak juga mahu keluar. Itu kehendak Allah Taala, Rohani tidak mampu berbuat apa apa, hanya kepada Allahlah dia berserah.Sejak Rohani mengandung ada sahaja yang tidak kena dihati Zamri terhadapnya. Zamri seolah olah menaruh perasaan benci terhadap Rohani dan anak yang dikandungnya itu. Jururawat yang bertugas datang memeriksa kandungan Rohani dan kemudian bergegas memanggil Doktor Syamsul iaitu Doktor Peribadi Rohani. Doktor Syamsul segera datang dan bergegas menyediakan keperluan menyambut kelahiran bayi Rohani itu. Rohani hanya mendiamkan diri menahan kesakitan dan kelihatan air matanya meleleh panas dipipi gebunya itu. Rohani menangis bukan kerana takut atau sakit tetapi kerana terkenang akan rungutan Zamri tadi.
Saat melahirkan pun tiba. Doktor Syamsul menyuruh Rohani meneran ..."Come on Ani. You can do it...one more...one more Ani." Kata kata peransang Doktor Syamsul itulah yang membuatkan Rohani begitu bertenaga dan dengan sekali teran sahaja kepala bayinya itu sudah pun keluar...?Alhamdulillah,? bisik Rohani apabila dia melihat sahaja bayinya yang selamat dilahirkan itu.Tiba-tiba Rohani terasa sakit sekali lagi dan dia terus meneran untuk kali keduanya, sejurus itu juga keluar seorang lagi bayi, kembar rupanya. "Tahniah Rohani, You got twin, boy and girl, putih macam You juga." Begitulah kata kata pujian dari Doktor Syamsul. "Tahniah Zamri, it's a twin" Doktor Syamsul mengucapkan tahniah kepada Zamri pula. Zamri hanya mendiamkan diri sahaja setelah menyaksikan kelahiran anak pertamanya itu, kembar pula . Doktor Syamsul memang sengaja menyuruh Zamri melihat bagaimana keadaan kelahiran anak anaknya itu. Rohani sudah mula merancang akan nama untuk anak anaknya itu. Yang lelaki akan diberi nama Mohammad Fikri dan yang perempuan akan diberi nama Farhana. Rohani merasa begitu lega sekali setelah melahirkan kembarnya itu, tetapi sesekali bila dia teringat kata kata Zamri sebelum dia melahirkan hatinya menjadi begitu sebak dan sedih sekali.
Sebenarnya memang terlalu banyak kata-kata Zamri yang membuat Rohani berasa jauh hati sekali. Terutamanya sepanjang dia mengandung. Tetapi Rohani hanya bersabar, kerana dia tahu kalau dia mengadu pada emaknya tentu dia akan dimarahi semula. Jadi dia hanya mendiamkan diri dan memendam rasa sahaja. Kedua dua anaknya, Mohammad Fikri dan Farhana telah diletakkan dibawah jagaan Nursery di Hospital Universiti Singapura (NUH) untuk memberi peluang Rohani berehat sebentar, kemudian nanti dapatlah dia menyusukan kedua kembar yang comel itu.
Tiba tiba fikiran Rohani menerbang kembali kedetik detik semasa dia mengandung dahulu. Zamri memang selalu memarahinya, ada sahaja perkara yang tidak kena. Macam macam kata kata nista yang dilemparkan kearah Rohani. Ada sahaja tuduhan yang tidak masuk akal, semuanya dihamburkan pada Rohani seolah olah melepaskan geram. Tidak sanggup rasanya Rohani menghadapi itu semua tetapi demi kestabilan kandungannya, Rohani kuatkan juga semangat dan pendiriannya. Yang paling menyedihkan sekali ialah sewaktu Rohani mula mula disahkan mengandung. Zamri tidak percaya yang Rohani mengandung anaknya, dua kali dia membuat pemeriksaan Antenatal untuk mengesahkan kandungan isterinya itu. Keraguan timbul didalam hati Zamri tentang anak dalam kandungan Rohani itu. Zamri tidak boleh menerima kenyataan yang Rohani akan mengandung sebegitu awal sekali sedangkan mereka berkahwin baru 3 bulan. Kandungan Rohani sudah masuk 2 bulan... bermakna Rohani cuma kosong selama sebulan sahaja selepas mereka berkahwin. Bagi Rohani pula itu perkara biasa sahaja yang mungkin turut dilalui oleh pasangan lain juga.Setelah membuat pemeriksaan Doktor, Rohani pulang kerumahnya dalam keadaan sedih. Pada mulanya Rohani berasa sangat gembira bila dia disahkan mengandung tetapi sebaliknya bila Zamri tidak mahu menerima anak dalam kandungannya itu, perasaannya terus berubah menjadi duka pula. Zamri menuduh yang Rohani berlaku curang, dan anak dalam kandungannya itu adalah hasil dari kecurangan Rohani sendiri. Hati isteri mana yang tidak remuk. Hati isteri mana yang tidak kecewa apabila dituduh sebegitu rupa oleh suaminya sendiri. Rohani pasrah..... .Pernah suatu ketika Rohani bertengkar dengan suaminya. "Kenapa abang berlainan sekarang ni, tak macam dulu, pelembut, suka berjenaka, ini tidak asyik nak cari kesalahan Ani sahaja. Mengapa bang?" Rohani bertanya kepada Zamri .
"Kaulah penyebab segalanya. Tak payahlah nak tunjuk baik." Tempelak Zamri. Entah jantan mana yang kau dah layan kat opis kau tu." sergah Zamri lagi. "Abang syak Ani buat hubungan dengan lelaki lain ke? Subhanallah??.Kenapa Abang syak yang bukan-bukan ni, Anikan isteri Abang yang sah, tak kanlah Ani nak buat jahat dengan orang lain pulak, Bang"? sangkal Rohani pula. "Allah dah beri kita rezeki awal, tak baik cakap macam tu. Itu semua kehendak Allah." Rohani menghampiri sambil memeluk badan suaminya tetapi Zamri meleraikan pelukannya dengan kasar sekali sehingga tersungkur Rohani dibuatnya. Serentak itu juga Rohani menangis . Zamri langsung tidak mengendahkannya. Deraian airmata Rohani semakin laju. Rohani hanya mampu menangis sahaja. Amat pedih sekali Rohani rasakan untuk menahan semua tohmahan dari Zamri, suaminya yang sah.
"Woi, benda-benda tu boleh terjadilah Ani. Kawan baik dengan bini sendiri, suami sendiri, bapak dengan anak, hah! emak dengan menantu pun boleh terjadi tau, apatah lagi macam kau ni, tau tak. Dulu tu kawan lama kau yang satu opis dengan kau tu, Amran, bukan main baik lagi budak tu dengan kau." Bentak Zamri lagi. Tanpa disangka sangka rupanya Zamri menaruh cemburu terhadap isterinya.
"Entah-entah keturunan kau, darah daging kau pun tak senonoh ....heee teruk. Nasib aku lah dapat bini macam engkau ni." kutuk Zamri lagi pada Rohani. "Bawa mengucap Bang, jangan tuduh Ani yang bukan-bukan. Ani bukan perempuan yang tak tentu arah. Walaupun Ani hanya anak angkat dalam keluarga ni, Ani bukan jenis macam tu, Ani tau akan halal haram, hukum hakam agama.Memang Ani tak pernah tau asal usul keluarga kandung Ani, tapi Ani bersyukur dan berterima kasih pada emak angkat Ani kerana menjaga Ani sejak dari kecil lagi. Ani dianggapnya seperti darah daging sendiri.? Rohani mula membangkang kata kata nista suaminya itu. "Abang jangan cuba nak menghina keluarga kandung Ani kerana walaupun mereka tidak membesarkan Ani tetapi disebabkan merekalah, Ani lahir kedunia ini.? Tambah Rohani lagi dengan sebak didada.
Semenjak peristiwa pertengkaran itulah, setiap hari Rohani terpaksa pergi ke tempat kerja Zamri apabila habis waktu bekerjanya. Sementara menunggu Zamri pulang Rohani berehat di Surau tempat Zamri bekerja. Zamri bekerja sebagai seorang salesman handphone di salah sebuah Pusat membeli belah dan kerjanya mengikut shif. Kalau Zamri bekerja shif malam terpaksalah Rohani menunggu Zamri sampai tengah malam. Begitulah keadaannya sehingga apabila perutnya semakin membesar pun Zamri masih memaksanya. Terpaksalah Rohani berbohong kepada emak dan keluarganya yang lain dengan mengatakan yang dia buat kerja overtime semata mata untuk mengelakkan pertengkaran dan tuduhan serta kata nista suaminya itu. Dengan keadaan perut semakin membesar Rohani masih gagahkan juga dirinya pergi bekerja. Kadangkala apabila Zamri tidak menjemput Rohani ditempat kerja terpaksalah Rohani berasak asak menaiki bas untuk pulang . Begitulah keadaan Rohani sehinggalah hampir pada waktu bersalinnya. Pernah sekali Rohani minta dijemput kerana dia sudah larat benar tetapi sebaliknya Zamri membalasnya dengan kata kata kesat kepadanya, perempuan tak tau berdikarilah, berlagak senang lah, lagak kaya lah, perempuan tak sedar diri lah, tak layak jadi isterilah, menyusahkan dan macam macam lagi kata kata nista dilemparkan kepadanya.
Suatu hari Zamri dalam keadaan marah telah menarik rambut Rohani dan menghantukkan kepala Rohani ke dinding...Rohani hanya mampu menangis dan menanggung kesakitan. Ini semua gara-gara Rohani hendak pergi ke rumah Mak Saudaranya yang ingin mengahwinkan anaknya di Tampines. Emak Rohani sudah seminggu pergi kesana untuk menolong Mak Saudaranya itu. Hari sudah semakin petang jadi Rohani mendesak agar bertolak cepat sikit, lagipun langit sudah menunjukkan tanda tanda hendak hujan. "Hari dah nak hujan, Bang. Elok rasanya kalau kita pergi awal sikit bolehlah tolong apa yang patut.? Pinta Rohani.Tanpa disangka sangka kata kata Rohani itu membuatkan Zamri marah dan dengan dengan tiba-tiba sahaja Zamri bangun. Dengan muka bengisnya, Zamri memandang Rohani. "Kau tahu aku penatkan, tak boleh tunggu ke, aku punya sukalah nak pergi malam ke, siang ke, tak pergi lansung ke." marah Zamri. Rohani menjawab,"Itu Ani tau, Abang kan dah berehat dari pagi tadi takkan masih penat lagi. Sepantas kilat Zamri datang kepada Rohani dan direntapnya rambut Rohani lalu di hantukkan kepala Rohani kedinding. Rohani tidak berdaya untuk menghalangnya. Ya Allah! Sungguh tergamak Zamri berbuat demikian...terasa kebas kepala Rohani dan dirasakannya mula membengkak. Pening kepala Rohani dibuatnya.
"Ya Allah, berilah aku kekuatan untuk menerima semua ini. Kau lindungilah aku dan kandunganku ini dari segala bahaya dan azab sengsara, Ya Allah.? Doa Rohani dalam hatinya dengan penuh keluhuran. Rohani memencilkan dirinya disudut dinding dan menangis sepuas puasnya.... "Bang, Ani minta maaf jika kata kata Ani tadi membuatkan Abang marah." Rohani memohon maaf kepada suaminya sambil tersedu sedu.Hari itu seperti biasa Zamri ketempat kerjanya. Tiba tiba handphonenya berbunyi. Kedengaran suara Doktor Syamsul menyuruhnya datang segera ke hospital, kerana ada sesuatu yang berlaku terhadap Rohani.
Setibanya di hospital sahaja,"Zamri, kami sudah cuba untuk menyelamatkan Rohani tapi kuasa Allah melebihi segalanya, Rohani mengalami pendarahan otak yang serius, sebelum ini pernah tak Rohani jatuh atau... kepalanya terhantuk kuat pada sesuatu kerana sebelah kanan kepalanya kelihatan bengkak dan ada tanda lebam. Mungkin kesan dah lama ? Doktor Syamsul bertanya agak serius. Dia inginkan penjelasan sebenar dari Zamri. Zamri hanya mendiamkan diri.
Serentak itu juga Zamri teringat yang dia pernah menarik rambut Rohani dan menghantukkan kepala Rohani kedinding sekuat kuatnya...dan selepas kejadian itu Zakri tidak pernah sekali pun membawa Rohani ke Klinik untuk membuat pemeriksaan kepalanya. Rohani sering mengadu sakit kepala yang teruk ...namun Zamri tidak pernah mengendahkan kesakitan Rohani itu, malah baginya Rohani hanya mengada-ngadakan cerita ......saja buat buat sakit untuk minta simpati... Sambil menekap mukanya dengan tangan Zamri menyesal...."YA ALLAH apa yang aku dah buat ni."
Doktor Syamsul menjelaskan lagi,"Doktor Zain yang merawat Rohani kerana Rohani mengadu sakit kepala yang amat sangat sewaktu dia memberi susu pada kembarnya di Nursery. Jadi Doktor Zain telah membawa Rohani ke Lab untuk membuat scanning di kepalanya dan confirm otaknya ada darah beku tapi malangnya ia sudah ditahap yang kritikal dan kami tak mampu melakukan apa-apa kerana Rohani tidak mahu di operation sebelum meminta izin dari awak Zamri.Hanya satu permintaan terakhir arwahnya, dia minta awak membaca diarinya ini. I'm really sorry Zakri. Allah lebih menyayanginya.? kata Doktor Syamsul lagi lalu menyerahkan sebuah diari yang berbalut kemas dengan kain lampin bayi yang masih baru kepada Zamri.
BAHAGIAN KEDUA
Zamri mengambil diari tersebut. Satu lembaran kesatu lembaran dibukanya. Setiap lembaran tertulis rapi tulisan tangan Rohani mencoretkan peristiwa yang berlaku padanya setiap hari. Begitu tekun sekali Zamri membacanya dan ternyata banyak sekali keluhan, kesakitan & segala luahan rasa Rohani semuanya tertera didalam diari tersebut. Dan Zamri dapati setiap peristiwa itu semuanya adalah perlakuan buruk Zamri terhadap Rohani..."Ya Allah, kenapa aku buat isteriku begini." keluh hati kecil Zamri penuh penyesalan selepas membaca setiap lembaran diari itu. Dan apabila tiba ke muka surat terakhir, tiba tiba Zamri terpandang bunga ros merah yang telah kering...membuat Zakri tertarik untuk membacanya...
Untuk suamiku yang tersayang, Zamri. "SELAMAT HARI ULANG TAHUN PERKAHWINAN KITA YANG PERTAMA PADA HARI INI."Dengan air mata yang mula bergenang Zamri memulakan bacaannya....
Assalamualaikum.
Abang... Ingat tak bunga Ros merah ni, Abang berikan pada Ani pada pertemuan pertama kita dulu. Sudah lama Ani simpan bunga tu Bang...Bunga inilah lambang kasih sayang Ani pada Abang selama ini. Ia tidak pernah berubah pun walau telah kering.....Ani teramat menyayangi Abang. Ani sentiasa menyimpan setiap hadiah yang Abang berikan pada Ani. Abang tak pernah tahu kan... Itulah salah satu buktinya betapa sayangnya Ani pada Abang..
Terlebih dahulu Ani teringin sangat nak dengar Abang panggil Ani ?AYANG? seperti kita baru baru kahwin dulu...Abang panggil Ani ?AYANG?...terasa diri Ani dimanja bila Abang panggil macam tu...walaupun Ani cuma dapat merasa panggilan ?AYANG? itu seketika sahaja. Abang sudah banyak berubah sekarang. Perkataan ?AYANG? telah hilang dan tidak kedengaran untuk Ani lagi. Kenapa? Benci sangatkah Abang pada Ani? Ani telah melakukan kesalahan yang menyinggung perasaan Abang ke?
Abang...
Tulisan ini khas Ani tujukan untuk Abang. Bacalah semoga Abang tahu betapa mendalamnya kasihsayang Ani pada Abang. Abang tentu ingatkan hari ini merupakan hari ulangtahun perkahwinan kita yang pertama dan sebagai hadiahnya Ani berikan Abang.......Mohammad Fikri dan Farhana. Buat diri Ani, Ani tak perlukan apa apa pun dari Abang cukuplah dengan kasih sayang Abang pada Ani. Ani akan pergi mencari ketenangan dan kedamaian untuk diri Ani. Ani pergi untuk menemuiNya. Ani reda Bang....
Harapan Ani, Abang jagalah kedua kembar kita tu dengan baik dan jangan sekali-kali sakiti mereka. Mereka tidak tahu apa-apa. Itulah hadiah paling berharga dari diri Ani dan mereka adalah darah daging Abang. Janganlah seksa mereka. Abang boleh seksa Ani tapi bukan mereka. Sayangilah mereka...Dan yang terakhir sekali, Ani ingin mengatakan bahawa dalam hidup ini, Ani belum pernah mengadakan apa apa hubungan dengan sesiapa pun melainkan Abang sahaja di hati Ani. Jiwa dan raga Ani hanya untuk Abang seorang.
Ribuan terima kasih Ani ucapkan kerana Abang sudi mengahwini Ani walaupun Ani cuma menumpang kasih didalam sebuah keluarga yang menjaga Ani dari kecil hinggalah Ani bertemu dengan Abang dan berkahwin. Ani harap Abang tidak akan mensia siakan kembar kita tu dan Ani tidak mahu mereka mengikut jejak kehidupan Ani yang malang ini dan hanya menumpang kasih dari sebuah keluarga yang bukan dari darah daging sendiri...tapi Ani tetap bersyukur kerana dapat mengecapi kasih sayang sepenuhnya dari keluarga angkat Ani. Ani harap sangat Abang akan sentiasa memberitahu pada kembar kita yang Ani ibunya, akan sentiasa bersama disamping mereka berdua, walaupun Ani tidak berkesempatan membelai mereka dan cuma seketika sahaja dapat mengenyangkan mereka dengan air susu Ani.
Berjanjilah pada Ani, Bang! dan ingatlah Fikri dan Farhana adalah darah daging abang sendiri...Ampunkan Ani dan halalkan segala makan minum Ani selama setahun kita hidup bersama.Sekiranya Abang masih tidak sudi untuk menerima kehadiran Fikri dan Farhana dalam hidup Abang, berilah mereka pada emak Ani supaya emak dapat menjaga kembar kita itu. Tentang segala perbelanjaannya, janganlah Abang risau kerana Ani sudah pun masukkan nama emak dalam CPF Ani. Biarlah emak yang menjaga kembar kita itu, sekurang-kurang terubat juga rindu emak sekeluarga pada Ani nanti bila memandang kembar kita. Comel anak kita kan Bang!Mohammad Fikri mengikut raut muka Abang...sejuk kata orang dan Ani yakin mesti Farhana akan mengikut iras raut wajah Ani...Ibunya...sejuk perut Ani mengandungkan mereka.Inilah satu satunya harta peninggalan yang tidak ternilai dari Ani untuk Abang. Semoga Abang masih sudi menyayangi dan mengingati Ani walaupun Ani sudah tiada lagi disisi Abang dan kembar kita.
Salam sayang terakhir dari Ani Untuk Abang dan semua.Doakanlah Kesejahteraan Ani.Ikhlas dari isterimu yang malang,
Rohani
Sehabis membaca diari tersebut, Zamri meraung menangis sekuat kuat hatinya. Dia menyesal.......menyesal.......
"Sabarlah Zamri, Allah maha berkuasa. Kuatkan semangat kau, kau masih ada Fikri dan Farhana." pujuk Zul, kawan baiknya. Zamri hanya tunduk membisu. Ya Allah...Ani, maafkan Abang. Tubuh Zamri menjadi longlai dan diari ditangannya terlepas, tiba tiba sekeping gambar dihari pernikahan antara Zamri dan Rohani terjatuh dikakinya lalu segera Zamri mengambilnya.
Belakang gambar itu tertulis "SAAT PALING BAHAGIA DALAM HIDUPKU DAN KELUARGA. SEMOGA KEGEMBIRAAN DAN KEBAHAGIAAN INI AKAN SENTIASA MENYELUBUNGIKU HINGGA KEAKHIR HAYATKU.?
Zamri terjelepuk dilantai dengan berjuta penyesalan merangkumi seluruh tubuhnya. Dia seolah olah menjadi seperti orang yang hilang akal. Satu demi satu setiap perlakuan buruknya terhadap Rohani seperti terakam dalam kepala otaknya...setiap perbuatannya...seperti wayang jelas terpampang...kenapalah sampai begini jadinya...kejamnya aku...Ani, maafkan Abang?.maafkan Abang?. Abang menyesal!Sewaktu jenazah Rohani tiba dirumah suasananya amat memilukan sekali. Zamri sudah tidak berdaya lagi untuk melihat keluarga isterinya yang begitu sedih sekali diatas pemergian anak mereka. Walaubagaimanapun emak Ani kelihatan begitu tabah dan redha. Kedua dua kembar Zamri sentiasa berada didalam pangkuan nenek mereka.
Untuk kali terakhirnya, Zamri melihat muka Rohani yang kelihatan begitu tenang, bersih dan Zamri terus mengucup dahi Rohani. "Rohani, Abang minta ampun dan maaf." bisik Zamri perlahan pada telinga Rohani sambil menangis dengan berjuta penyesalan menimpa nimpa dirinya. Apabila Zamri meletakkan kembar disisi ibunya mereka diam dari tangisan dan tangan dari bedungan terkeluar seolah-olah mengusapi pipi ibu mereka buat kali terakhir dan terlihat oleh Zamri ada titisan airmata bergenang di tepi mata Rohani. Airmata itu meleleh perlahan-lahan bila kembar itu diangkat oleh Zamri.
Kembarnya menangis semula setelah diangkat oleh Zamri dan diberikan kepada neneknya. Jenazah Rohani dibawa ke pusara. Ramai saudara mara Rohani dan Zamri mengiringi jenazah, termasuklah kedua kembar mereka. Mungkin kedua kembar itu tidak tahu apa-apa tetapi biarlah mereka mengiringi pemergian Ani, Ibu mereka yang melahirkan mereka. Amat sedih sekali ketika itu. Zamri tidak mampu berkata apa-apa melainkan menangisi pemergian Rohani yang selama ini hidup merana atas perbuatannya.
Dan akhirnya Jenazah Rohani pun selamat dikebumikan. Satu persatu saudara mara meninggalkan kawasan pusara, tinggallah Zamri keseorangan di pusara Rohani yang masih merah tanahnya...meratapi pilu pemergian isterinya itu, berderai airmata Zamri dengan berjuta juta penyesalan ...
Sambil menadah tangannya, Zamri memohon pengampunan dari yang Maha Esa...
Ya Allah?.
Kuatkan semangat hambamu ini . Hanya Kau sahaja yang mengetahui segala dosa aku pada Rohani....ampunkan aku Ya Allah....
Dalam tangisan penyesalan itu, akhirnya Zamri terlelap disisi pusara Rohani. Sempat juga dia bermimpi, Rohani datang menghampirinya, mencium tangan, mengucup dahi dan memeluk tubuhnya dengan lembut mulus.
Zamri melihat Rohani tenang dan jelas kegembiraan terpancar dimuka Rohani yang putih bersih itu. Ani..., Ani..., Ani..., nak kemana Aniiiiiii. Zamri terjaga dari lenanya. Terngiang-ngiang suara kembarnya menangis. Emak dan keluarga mertuanya itu datang mendekati Zamri. Mereka semua menyabarkannya..... Semoga Allah mencucuri rahmat keatas Rohani......
Kecantikan
1. Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkan kata-kata kebaikan.
2. Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda
jumpai.
3. Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, berbagilah makanan dengan mereka
yang kelaparan.
4. Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya
dengan jemarinya setiap hari.
5. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan,
dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain,
perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni.
6. Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda apabila anda sudah melakukan
semuanya itu, ingatlah senantiasa, jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan
senantiasa ada tangan terulur.
7. Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua
tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri, dan satu lagi untuk menolong orang lain.
8. Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, bukan pada bentuk
tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya.
9. Kecantikan wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia. Kerana di
matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat
berkembang.
10. Kecantikan wanita, bukan pada kehalusan wajahnya, tetapi kecantikan yang murni,
terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang
dia berikan dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.
2. Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda
jumpai.
3. Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, berbagilah makanan dengan mereka
yang kelaparan.
4. Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya
dengan jemarinya setiap hari.
5. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan,
dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain,
perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni.
6. Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda apabila anda sudah melakukan
semuanya itu, ingatlah senantiasa, jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan
senantiasa ada tangan terulur.
7. Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua
tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri, dan satu lagi untuk menolong orang lain.
8. Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, bukan pada bentuk
tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya.
9. Kecantikan wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia. Kerana di
matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat
berkembang.
10. Kecantikan wanita, bukan pada kehalusan wajahnya, tetapi kecantikan yang murni,
terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang
dia berikan dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.
Gambaran Seorang Wanita
GAMBARAN SEBAIK-BAIK WANITA
“Wanita yang paling utama adalah yang paling tinggi apabila berdiri, yang paling besar apabila sedang duduk, yang paling benar apabila berbicara, yang bersikap halus apabila sedang marah, apabila tertawa dia hanya tersenyum, apabila berkarya dia memperindah karyanya, yang mentaati suaminya, yang berada di rumahnya, terhormat di tengah kaumnya dan hina tatkala sendirian. Banyak kasih sayangnya, banyak anaknya dn urusannya terpuji.”
GAMBARAN SEJAHAT-JAHAT WANITA
“Sejahat-jahat wanita adalah yang tertawa tidak kerana tertarik (kepada sesuatu), mengatakan yang dusta, mengajak bertengkar dengan suaminya, hidung di langit dan punggung di air.”
“Wanita yang paling utama adalah yang paling tinggi apabila berdiri, yang paling besar apabila sedang duduk, yang paling benar apabila berbicara, yang bersikap halus apabila sedang marah, apabila tertawa dia hanya tersenyum, apabila berkarya dia memperindah karyanya, yang mentaati suaminya, yang berada di rumahnya, terhormat di tengah kaumnya dan hina tatkala sendirian. Banyak kasih sayangnya, banyak anaknya dn urusannya terpuji.”
GAMBARAN SEJAHAT-JAHAT WANITA
“Sejahat-jahat wanita adalah yang tertawa tidak kerana tertarik (kepada sesuatu), mengatakan yang dusta, mengajak bertengkar dengan suaminya, hidung di langit dan punggung di air.”
Pesanan Buat Lelaki
Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita,tanpa mereka,fikiran dan perasan lelaki akan resah, Masih mencari, Walau ada segalanya,
Apa yang tiada dalam syurga?Namun Adam tetap rindukan Hawa..Dijadikan wanita dari tulang rusuk yang bengkok itu, untuk diluruskan oleh lelaki,
Tetapi seandainya Lelaki itu sendiri tidak lurus...
mana mungkinnkayu akan bengkok menghasilkan bayang yang lurus,Luruskan wanita dengan jalan ditunjukkan oleh Allah SWT, kerana mereka diciptakan sebegitu rupa oleh Allah,Didiklah mereka dengan panduan nya,Janganlah cuba menjinakkan dengan harta, Kerana nantinya mereka akan liat,
Janganlah hiburkan mereka dengan kecantikkan, Kerana nantinya mereka derita,
Kenalkanlah mereka kepada Allah, Zat yang kekal, Disitulah punca kekuatan dunia!!!
Akalnya senipis rambutnya, Tebalkan ia dengan ilmu,Hatinya separuh kaca, Kuatkanlah ia dengan iman,
Perasaannya selembut sutera, Hiasilah ia dengan akhlak,Suburkanlah ia, kerana daripada situlah nantinya,mereka akan lihat nilaian dan keadilan,
Tuhan,Bisikkanlah ke telinga mereka bahawa kelembutan bukan satu kelemahan,Ia bukan satu diskriminasi Tuhan, sebaliknya disitulah kasih dan sayang Tuhan,
Jinakkanlah diri kepada Allah, Nescaya akan jinaklah segala-galanya dibawah pimpinanmu lelaki,
Jangan mengharapkan isterimu semulia Fatimah Az Zahra,Andai dirimu tidak sehebat Saidina Ali Karamallahuwajhah
Terimalah wanita dengan seadanyakerana setiap ciptaan Allah tidak ada yang sia-sia
semuanya penuh makna..........
Apa yang tiada dalam syurga?Namun Adam tetap rindukan Hawa..Dijadikan wanita dari tulang rusuk yang bengkok itu, untuk diluruskan oleh lelaki,
Tetapi seandainya Lelaki itu sendiri tidak lurus...
mana mungkinnkayu akan bengkok menghasilkan bayang yang lurus,Luruskan wanita dengan jalan ditunjukkan oleh Allah SWT, kerana mereka diciptakan sebegitu rupa oleh Allah,Didiklah mereka dengan panduan nya,Janganlah cuba menjinakkan dengan harta, Kerana nantinya mereka akan liat,
Janganlah hiburkan mereka dengan kecantikkan, Kerana nantinya mereka derita,
Kenalkanlah mereka kepada Allah, Zat yang kekal, Disitulah punca kekuatan dunia!!!
Akalnya senipis rambutnya, Tebalkan ia dengan ilmu,Hatinya separuh kaca, Kuatkanlah ia dengan iman,
Perasaannya selembut sutera, Hiasilah ia dengan akhlak,Suburkanlah ia, kerana daripada situlah nantinya,mereka akan lihat nilaian dan keadilan,
Tuhan,Bisikkanlah ke telinga mereka bahawa kelembutan bukan satu kelemahan,Ia bukan satu diskriminasi Tuhan, sebaliknya disitulah kasih dan sayang Tuhan,
Jinakkanlah diri kepada Allah, Nescaya akan jinaklah segala-galanya dibawah pimpinanmu lelaki,
Jangan mengharapkan isterimu semulia Fatimah Az Zahra,Andai dirimu tidak sehebat Saidina Ali Karamallahuwajhah
Terimalah wanita dengan seadanyakerana setiap ciptaan Allah tidak ada yang sia-sia
semuanya penuh makna..........
Doa Seorang Isteri
Allah Ya Rahman Ya Rahim
Kau ampunilah dosa ku yg telah ku perbuat
Kau limpahkanlah aku dengan kesabaran yg tiada terbatas
Kau berikanlah aku kekuatan mental dan fisikal
Kau kurniakanlah aku dengan sifat keredhaan
Kau peliharalah lidahku dari kata-kata nista
Kau kuatkanlah semangatku menempuhi segala cabaranMu
Kau berikanlah aku sifat kasih sesama insan
Ya Allah
Sekiranya suami ku ini adalah pilihan Mu diArasy
Berilah aku kekuatan dan keyakinan untuk terus bersamanya
Sekiranya suami ku ini adalah suami yg akan membimbing tanganku dititianMu
Kurniakanlah aku sifat kasih dan redha atas segala perbuatannya
Sekiranya suami ku ini adalah bidadara untuk ku di Jannah Mu
Limpahkanlah aku dengan sifat tunduk dan tawaduk akan segala perintahnya
Sekiranya suami ku ini adalah yang terbaik untukku di DuniaMu
Peliharalah tingkah laku serta kata-kataku dari menyakiti perasaannya
Sekiranya suami ku ini jodoh yang dirahmati olehMu
Berilah aku kesabaran untuk menghadapi segala kerenah dan ragamnya
Tetapi Ya Allah
Sekiranya suami ku ini ditakdirkan bukan untuk diriku seorang
Kau tunjukkanlan aku jalan yg terbaik untuk aku harungi segala dugaanMu
Sekiranya suami ku tergoda dengan keindahan dunia Mu
Limpahkanlah aku kesabaran untuk terus membimbingnya
Sekiranya suami ku tunduk terhadap nafsu yang melalaikan
Kurniakanlah aku kekuatanMu untuk aku memperbetulkan keadaanya
Sekiranya suami ku menyintai kesesatan
Kau pandulah aku untuk menarik dirinya keluar dari terus terlena
Ya Allah
Kau yang Maha Megetahui apa yang terbaik untukku
Kau juga yang Maha Mengampuni segala kesilapan dan ketelanjuranku
Sekiranya aku tersilap berbuat keputusan
Bimbinglah aku ke jalan yang Engkau redhai
Sekiranya aku lalai dalam tanggungjawabku sebagai isteri
Kau hukumlah aku didunia tetapi bukan diakhiratMu
Sekiranya aku engkar dan derhaka
Berikanlah aku petunjuk kearah rahmatMu
Ya Allah sesungguhnya
Aku lemah tanpa petunjukMu
Aku buta tanpa bimbinganMu
Aku cacat tanpa hidayahMuAku hina tanpa RahmatMu
Ya AllahKuatkan hati dan semangatku
Tabahkan aku menghadapi segala cubaanMu
Jadikanlah aku isteri yang disenangi suami
Bukakanlah hatiku untuk menghayati agamaMu
Bimbinglah aku menjadi isteri SolehaHanya padaMu
Ya Allah k
u pohon segala harapan
Kerana aku pasrah dengan dugaanMu
Kerana aku sedar hinanya aku
Kerana aku insan lemah yg kerap keliru
Kerana aku leka dengan keindahan duniamu
Kerana kurang kesabaran ku menghadapi cabaranMu
Kerana pendek akal ku mengharungi ujianMu
Ya Allah Ya Tuhanku...
Aku hanya ingin menjadi isteri yang dirahmati
Isteri yang dikasihiIsteri yang soleha
Isteri yang sentiasa dihati
Amin, amin Ya Rabbal Allamin..
Tuesday, October 14, 2008
Cinta Sejati
Kecantikan seseorang bukan terletak pada fizikal tetapi di hati.
Cinta sejati bukan pada apa yang dilakukan dan dihebah-hebahkan
tetapi pengorbanan tanpa diketahui.
Selagi ibu kita ada didunia ini,
ciumlah dia, cium tangannya,
sentiasa minta ampun darinya,
berikan senyuman kepadanya,
bukannya dengan bermasam muka,
kasih ibu tiada tandingannya,
ingatlah SYURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU,
penyesalan di kemudian hari tidak berguna,
selagi hayatnya ada,
curahkanlah sepenuh kasih sayang kepadanya,
'love u mom''
HAYATILAH KRISTAL KITA'
Pengorbanan Seorang Kekasih Hati
Nurse, boleh saya tengok bayi saya?" ibu muda yang baru bersalin itu bersuara antara dengar dan tidak kepada seorang jururawat.Sambil tersenyum jururawat membawakan bayi yang masih merah itu. Si ibu menyambut dengan senyum meleret. Dibuka selimut yang menutup wajah comel itu, diciumnya berkali-kali sebaik bayi tersebut berada dipangkuan.Jururawat kemudian mengalihkan pandangannya ke luar tingkap. Tidak sanggup dia bertentang mata dengan si ibu yang terperanjat melihat bayinya dilahirkan tanpa kedua-dua cuping telinga.Namun gamamnya cuma seketika. Dakapan dan ciuman silih berganti sehingga bayi yang sedang lena itu merengek. Doktor bagaimanapun mengesahkan pendengaran bayi itu normal, sesuatu yang cukup mengembirakan si ibu.
Masa terus berlalu...Pulang dari sekolah suatu tengahari, anak yang tiada cuping telinga itu yang kini telah memasuki alam persekolahan menangis memberitahu bagaimana dia diejek rakan-rakan. "Mereka kata saya cacat," katanya kepada si ibu. Si ibu menahan sebak. Dipujuknya si anak dengan pelbagai kata.Si anak menerimanya dan dia muncul pelajar cemerlang dengan menyandang pelbagai jawatan di sekolah.
Bagaimanapun tanpa cuping telinga, si anak tetap merasa rendah diri walaupun si ibu terus memujuk Ayah kanak-kanak itu bertemu doktor. "Saya yakin dapat melakukannya jika ada penderma," kata pakar bedah. Bermulalah suatu pencarian bagi mencaripenderma yang sanggup berkorban.
Setahun berlalu..."Anakku, kita akan menemui doktor hujung minggu ini. Ibu dan ayah telah mendapatkan seorang penderma, tapi dia mahu dirinya dirahsiakan,"kata si ayah. Pembedahan berjalan lancar dan akhirnya si anak muncul sebagai manusia baru, kacak serta bijak. Pelajarannya tambah cemerlang dan rasa rendah diri yang kerap dialaminya hilang.Rakan-rakan memuji kecantikan parasnya. Si anak cukup seronok,bagaimanapun dia tidak mengabaikan pelajaran.
Pada usianya lewat 20-an, si anak menjawat jawatan tinggi dalam bidang diplomatik."Sebelum saya berangkat keluar negara, saya ingin tahu siapakah penderma telinga ini, saya ingin membalas jasanya," kata si anak berkali-kali. "Tak mungkin," balas si ayah. "Perjanjian antara ayah denganpenderma itu masih berjalan. Tunggulah, masanya akan tiba." "Bila?" tanya sianak. "Akan tiba masanya anakku," balas si ayah sambil ibunyamengangguk-angguk.
Keadaan terus kekal menjadi rahsia bertahun-tahun lamanya. Hari yang ditunggu tiba akhirnya. Ketika si anak berdiri di sisi kerandaibunya, perlahan-lahan si ayah menyelak rambut ibunya yang kaku. Gelap seketika pandangan si anak apabila melihat kedua-dua cuping telinga ibunya tiada."Ibumu tidak pernah memotong pendek rambutnya," si ayah berbisik ke telinga anaknya. "Tetapi tiada siapa pernah mengatakan ibumu cacat, dia tetap cantik, pada ayah dia satu-satunya wanita paling cantik yang pernah ayah temui. Tak percaya... tanyalah pada sesiapa pun kenalannya."
Masa terus berlalu...Pulang dari sekolah suatu tengahari, anak yang tiada cuping telinga itu yang kini telah memasuki alam persekolahan menangis memberitahu bagaimana dia diejek rakan-rakan. "Mereka kata saya cacat," katanya kepada si ibu. Si ibu menahan sebak. Dipujuknya si anak dengan pelbagai kata.Si anak menerimanya dan dia muncul pelajar cemerlang dengan menyandang pelbagai jawatan di sekolah.
Bagaimanapun tanpa cuping telinga, si anak tetap merasa rendah diri walaupun si ibu terus memujuk Ayah kanak-kanak itu bertemu doktor. "Saya yakin dapat melakukannya jika ada penderma," kata pakar bedah. Bermulalah suatu pencarian bagi mencaripenderma yang sanggup berkorban.
Setahun berlalu..."Anakku, kita akan menemui doktor hujung minggu ini. Ibu dan ayah telah mendapatkan seorang penderma, tapi dia mahu dirinya dirahsiakan,"kata si ayah. Pembedahan berjalan lancar dan akhirnya si anak muncul sebagai manusia baru, kacak serta bijak. Pelajarannya tambah cemerlang dan rasa rendah diri yang kerap dialaminya hilang.Rakan-rakan memuji kecantikan parasnya. Si anak cukup seronok,bagaimanapun dia tidak mengabaikan pelajaran.
Pada usianya lewat 20-an, si anak menjawat jawatan tinggi dalam bidang diplomatik."Sebelum saya berangkat keluar negara, saya ingin tahu siapakah penderma telinga ini, saya ingin membalas jasanya," kata si anak berkali-kali. "Tak mungkin," balas si ayah. "Perjanjian antara ayah denganpenderma itu masih berjalan. Tunggulah, masanya akan tiba." "Bila?" tanya sianak. "Akan tiba masanya anakku," balas si ayah sambil ibunyamengangguk-angguk.
Keadaan terus kekal menjadi rahsia bertahun-tahun lamanya. Hari yang ditunggu tiba akhirnya. Ketika si anak berdiri di sisi kerandaibunya, perlahan-lahan si ayah menyelak rambut ibunya yang kaku. Gelap seketika pandangan si anak apabila melihat kedua-dua cuping telinga ibunya tiada."Ibumu tidak pernah memotong pendek rambutnya," si ayah berbisik ke telinga anaknya. "Tetapi tiada siapa pernah mengatakan ibumu cacat, dia tetap cantik, pada ayah dia satu-satunya wanita paling cantik yang pernah ayah temui. Tak percaya... tanyalah pada sesiapa pun kenalannya."
Antara Kereta Sport dan Alquran
Seorang pemuda yang sedang berada di tahun akhir pengajiannya mengharapkan sebuah kereta sport daripada ayahnya...
lantas, si pemuda memberitahu hajatnya kepada ayahnya, seorang hartawan yang ternama...
si ayah hanya tersenyum... si anak bertambah yakin, andai keputusan peperiksaannya begitu cemerlang, pasti kereta itu akan menjadi miliknya..
Beberapa bulan berlalu...ternyata si anak, dengan berkat kesungguhannya. .telah beroleh kejayaan yang cukup cemerlang..hatinya berbunga keriangan...
satu hari...si ayah memanggil si anak ke bilik bacaannya..si ayah memuji anaknya...sambil menyatakan betapa bangga hati seorang bapa sepertinya dgn kejayaan si anak yang cukup cemerlang... si anak tersenyum puas...di ruang matanya terbayang kilauan kereta sport merah yang selama ini menjadi idamannya itu...
Si ayah yang bagaikan mengerti kehendak si anak, menghulurkan sebuah kotak yang berbungkus rapi dan cantik...si anak terkesima... sungguh.. .bukan itu yg kuhajatkan...
dengan hati yang berat...kotak itu bertukar tangan...matanya terarah kepada riak wajah ayahnya...yg tidak menunjukkan sebarang perubahan;
seolah2 tidak dapat membaca tanda tanya yang bersarang dihatinya... .
Dalam pada itu, si anak masih membuka pembalut yang membungkus kotak itu...penutup kotak dibuka...apa makna semua ini???..sebuah Al-Quran kecil;comel dgn cover kulit..tinta emas menghiasi tulisan khat di muka hadapan...si anak memandang ayahnya...terasa dirinya dipermainkan. ..amarahnya membuak...nafsu mudanya bergelojak.. . ayah sengaja mempermainkan saya...ayah bukannya x tahu betapa saya menyukai kereta tu...bukannya ayah x mampu utk membelikannya. .. sudah ayah...bukan al-Quran ni yang saya nak...katanya keras...Al-quran itu dihempaskan keatas meja bacaan...si anak terus meninggalkan siayah..tanpa memberi walau sesa'at utk si ayah bersuara...pakaiannya disumbatkan ke dalam beg..lantas, dia meninggalkan banglo mewahayahnya...Memulakan kehidupan baru dengan sekeping ijazah yg dimilikinya. ...
10 tahun berlalu..
si anak kini merupakan seorang yang berharta...punyai syarikat sendiri...dengan isteri yg cantik dan anak-anak yang sihat...cukup membahagiakan. ..namun hatinya tersentuh... Sudah 10 tahun..sejak peristiwa itu dia tidak pernah menjenguk ayahnya...sedang dia berkira2 sendiri...telefonnya berdering... dari peguam ayahnya...ayahnya meninggal dunia semalam...dengan mewariskan semua hartanya kepada si anak...si anak diminta pulang untuk menyelesaikan segala yg berkaitan perwarisan harta...
Dan buat pertama kalinya setelah dia bergelar bapa...si anak pulang ke banglo ayahnya...memerhati kan banglo yg menyimpan 1001 nostalgia dlm hidupnya...hatinya sebak..bertambah sebak apabila mendapati diatas meja dibilik bacaannya... Al-quran yang di hempaskannya masih lagi setia berada disitu...bagaikan setianya hati ayahnya mengharapkan kepulangannya selama ini...perlahan2 langkahnya menuju ke situ...mengambil al-quran itu..membelek2- nya dengan penuh keharuan...tiba- tiba...jatuh sesuatu dariAl-quran itu...segugus kunci...di muka belakang Al-quran itu...sebuah sampul surat ternyata di selotepkan disitu...Kunci itu segera dipungut...hatinya tertanya-tanya. ..nyata sekali...didalam sampul surat itu...terdapat resit pembelian kereta idamannya... dibeli pada hari konvokesyennya. .. Dengan bayaran yg telah dilunaskan oleh si ayah...sepucuk warkah..tulisan tangan org yg amat dikenalinya selamaini..
"hadiah teristimewa utk putera kesayanganku"
Air mata si anak menitis deras...hatinya bagai ditusuk sembilu..penyesalan mula bertandang.. Namun semuanya sudah terlambat... Sekadar renungan bersama: berapa banyak kita melupakan nikmat Allah, hanya semata-mata kerana nikmat itu tidak"dibungkus", didatangkan atau diberi dalam keadaan yg kita hajati?
lantas, si pemuda memberitahu hajatnya kepada ayahnya, seorang hartawan yang ternama...
si ayah hanya tersenyum... si anak bertambah yakin, andai keputusan peperiksaannya begitu cemerlang, pasti kereta itu akan menjadi miliknya..
Beberapa bulan berlalu...ternyata si anak, dengan berkat kesungguhannya. .telah beroleh kejayaan yang cukup cemerlang..hatinya berbunga keriangan...
satu hari...si ayah memanggil si anak ke bilik bacaannya..si ayah memuji anaknya...sambil menyatakan betapa bangga hati seorang bapa sepertinya dgn kejayaan si anak yang cukup cemerlang... si anak tersenyum puas...di ruang matanya terbayang kilauan kereta sport merah yang selama ini menjadi idamannya itu...
Si ayah yang bagaikan mengerti kehendak si anak, menghulurkan sebuah kotak yang berbungkus rapi dan cantik...si anak terkesima... sungguh.. .bukan itu yg kuhajatkan...
dengan hati yang berat...kotak itu bertukar tangan...matanya terarah kepada riak wajah ayahnya...yg tidak menunjukkan sebarang perubahan;
seolah2 tidak dapat membaca tanda tanya yang bersarang dihatinya... .
Dalam pada itu, si anak masih membuka pembalut yang membungkus kotak itu...penutup kotak dibuka...apa makna semua ini???..sebuah Al-Quran kecil;comel dgn cover kulit..tinta emas menghiasi tulisan khat di muka hadapan...si anak memandang ayahnya...terasa dirinya dipermainkan. ..amarahnya membuak...nafsu mudanya bergelojak.. . ayah sengaja mempermainkan saya...ayah bukannya x tahu betapa saya menyukai kereta tu...bukannya ayah x mampu utk membelikannya. .. sudah ayah...bukan al-Quran ni yang saya nak...katanya keras...Al-quran itu dihempaskan keatas meja bacaan...si anak terus meninggalkan siayah..tanpa memberi walau sesa'at utk si ayah bersuara...pakaiannya disumbatkan ke dalam beg..lantas, dia meninggalkan banglo mewahayahnya...Memulakan kehidupan baru dengan sekeping ijazah yg dimilikinya. ...
10 tahun berlalu..
si anak kini merupakan seorang yang berharta...punyai syarikat sendiri...dengan isteri yg cantik dan anak-anak yang sihat...cukup membahagiakan. ..namun hatinya tersentuh... Sudah 10 tahun..sejak peristiwa itu dia tidak pernah menjenguk ayahnya...sedang dia berkira2 sendiri...telefonnya berdering... dari peguam ayahnya...ayahnya meninggal dunia semalam...dengan mewariskan semua hartanya kepada si anak...si anak diminta pulang untuk menyelesaikan segala yg berkaitan perwarisan harta...
Dan buat pertama kalinya setelah dia bergelar bapa...si anak pulang ke banglo ayahnya...memerhati kan banglo yg menyimpan 1001 nostalgia dlm hidupnya...hatinya sebak..bertambah sebak apabila mendapati diatas meja dibilik bacaannya... Al-quran yang di hempaskannya masih lagi setia berada disitu...bagaikan setianya hati ayahnya mengharapkan kepulangannya selama ini...perlahan2 langkahnya menuju ke situ...mengambil al-quran itu..membelek2- nya dengan penuh keharuan...tiba- tiba...jatuh sesuatu dariAl-quran itu...segugus kunci...di muka belakang Al-quran itu...sebuah sampul surat ternyata di selotepkan disitu...Kunci itu segera dipungut...hatinya tertanya-tanya. ..nyata sekali...didalam sampul surat itu...terdapat resit pembelian kereta idamannya... dibeli pada hari konvokesyennya. .. Dengan bayaran yg telah dilunaskan oleh si ayah...sepucuk warkah..tulisan tangan org yg amat dikenalinya selamaini..
"hadiah teristimewa utk putera kesayanganku"
Air mata si anak menitis deras...hatinya bagai ditusuk sembilu..penyesalan mula bertandang.. Namun semuanya sudah terlambat... Sekadar renungan bersama: berapa banyak kita melupakan nikmat Allah, hanya semata-mata kerana nikmat itu tidak"dibungkus", didatangkan atau diberi dalam keadaan yg kita hajati?
Ukhwah Tidak Berpenghujung
:: SINOPSIS :
Dalam kita bermujahadah untuk melaksanakan dakwah, banyak perkara yang diambil remeh atau terlepas pandang yang mungkin akan mempengaruhi dakwah gred apa yang akan kita wariskan kepada generasi seterusnya. Penulis buku Al Awaiq, Muhammad Ar Rasyid berkata, "Setiap orang akan bertindak dan memiliki sikap positif sekadar mana dia memahami erti persaudaraan. Ada yang memiliki ketinggian ukhuwwah dan ada yang gugur kerana rendahnya erti ukhuwwah dalam dirinya."
Hayati mengemas pakaiannya ke dalam "back-pack"nya, sementara menunggu laptopnya "turn-off". Kemudian, dia memperosokkan sahaja laptopnya ke dalam "back-pack"nya. Zuraida, teman sebilik Hayati memasuki bilik sambil membawa secawan kopi yang baunya semerbak sehingga memenuhi atmosfera bilik mereka.
"Awak tak tido umah malam ni ke?" tanya Zuraida.Hayati sudah mengagak pertanyaan tersebut, lalu tersengih sahaja.
"Huhu.. Sedihnya saya tinggal sorang-sorang lagi dalam bilik malam ni, tak de orang nak tolong segarkan saya kalau mengantuk masa study," Zuraida merengek.
Hayati memakai tudungnya, sambil meniup-niup bucu tudungnya supaya kemas. "Alah awak ni, tiada keupayaan dan tiada kekuatan melainkan dengan Allah. Doa la banyak-banyak supaya Allah segarkan awak. Kadang-kadang, saya ni menggalakkan awak tido lagi ade lah." Zuraida mencebik. "Awak tido rumah sape pulak malam ni?"
"Rumah, err.. rumah.. Huda." Hayati teragak-agak ingin menyebut nama Huda, kerana ini merupakan kali ke 3 dalam minggu itu Hayati bermalam di rumah Huda. Huda merupakan junior kepada Hayati, dia merupakan seorang muslimah yan gmempunyai keperibadian yang tulus, walaupun masih belum memahami tanggungjawab dakwah dan masih belum memahami sepenuhnya erti islam yang syumul.
Sejak Huda baru sampai ke bumi "Down Under" ini, Hayati telah pun menjalinkan hubungan akrab dengannya. Maklumlah, sayanglah sekiranya jiwa yang baik disia-siakan potensinya."Awak nak ikut, Zuraida?" Hayati cuba menghangatkan suasana.Muka Zuraida terus berubah ceria, "Boleh juga!"
Walaubagaimanapun, ada konflik yang berlaku di dalam diri Hayati, dia dapati dalam dia memenangi hati mad’unya, kadang-kadang dia terasakan seperti mengabaikan hak sahabat-sahabatnya yang lain. Walaupun begitu, sahabat-sahabat serumahnya sangat "supportive" , dan sering memberi kata perangsang, serta ada kalanya sekiranya Hayati tidak sempat melaksanakan tugas mengikut "duty roster" rumah, pasti ada sahabatnya yang lain akan membantunya, terutama sekali Zuraida.
"Tunggu saya kemas barang saya kejap ye!" kelam kabut Zuraida meletakkan cawan kopinya dan terus mengemas barang serta menyalin pakaiannya.Hayati dan Zuraida berjalan menuju ke stesen bas. Zuraida melihat jadual bas, "Pukul 5.30 p.m baru bas sampai, sekarang baru pukul 5.15 p.m"Hayati mengangguk, "Tak pe lah, kita dok sini dulu sembang-sembang"Zuraida sengih lagi.
"Awak tau tak…" Zuraida memulakan bicara."Tak tau, hehe" Hayati berlawak."Tak pe lah.. tak jadi bagitau la kalau cam tu.." Zuraida terus merajuk. "Alah, awak ni.. Saya gurau je.." Hayati cuba memujuk.
Zuraida memaksa dirinya untuk senyum kembali. Entah mengapa, sejak akhir-akhir ini, dia sangat mudah terasa dengan Hayati. Jauh di lubuk hatinya, Hayati merupakan sahabat yang paling dia sayang di kalangan sahabat-sahabat serumahnya. Mungkin kerana itu dia mudah terasa dengan setiap tindak-tanduk Hayati. Namun begitu, Zuraida merupakan orang yang pandai menyembunyikan emosi di sebalik senyumannya yang kelihatan tenang.
"Awak tau tak, dalam banyak-banyak kawan kita.. Awak la yang paling saya….." belum sempat Zuraida menghabiskan ayatnya, tiba-tiba kedengaran bunyi hon dengan suatu suara kuat.
"Assalamualaikum. . Nak pegi mana tu?" Rupa-rupanya Sufiah. Sufiah "pull-over" kereta kecilnya yang berwarna merah. "Hayati, Zuraida.. Naiklah kereta saye ni. Tak sudi ke naik kereta buruk ni""Kami nak ke North Melbourne, are you heading that way as well?" tanya Hayati.
Zuraida yang belum sempat menghabiskan ayatnya, terkejut dengan kedatangan Sufiah. Zuraida tergelak kecil di dalam hatinya, dia terbayangkan Sufiah ibarat Mr Bean yang memandu kereta kumbang. Perbualannya dengan Hayati termati begitu sahaja.
"Come in, come in. Have a ride. I’m heading to Docklands. Boleh drop korang kat North Melbourne." Kata Sufiah.
Dalam kereta, Sufiah memasang lagu UNIC, Sahabat Sejati. Zuraida yang duduk di belakang tiba-tiba membuka bicara, "Yati, ni lagu untuk awak." Hayati senyum, "Terima Kasih". Sufiah pula mencelah, "Saya ni tak de orang nak dedicate lagu ke?". Ketiga-tiga orang sahabat tersebut tertawa.
Zuraidah memandang Hayati yang sibuk berceloteh bersama Sufiah. Zuraida mengalihkan pandangannya ke luar. Lagu terus berkumandang,
"Ku biarkan pena menulis Meluahkan hasrat di hati Moga terubat segala Keresahan di jiwa Tak pernah ku ingini"
Mungkin Hayati tidak mendapat mesej yang ingin disampaikan oleh Zuraida.
Zuraida sangat bersyukur kepada Allah, kerana mengurniakan seorang sahabat yang mempunyai semangat juang yang tinggi. Hayati merupakan sahabat fillah yang pertama yang Zuraida kenali. Hayati banyak memberi sokongan kepada Zuraida di dalam pelajaran, maklumlah Hayati pelajar yang cepat tangkap pelajaran. Namun begitu, sejak mereka melangkah ke tahun dua universiti, dan sejak mereka menerima kedatangan adik-adik baru, mereka jarang dapat menghabiskan masa bersama sepertimana dahulu. Zuraida sangat khuatir sekiranya dia ketinggalan, dari segi pelajaran, dari segi dakwah, dari segi tarbiyah, dari segi bilangan mad’u, dari segi segala segi.
Zuraida terus memerhatikan Hayati, ditenungnya sahabat itu puas-puas dan berdoa di dalam hatinya, "Ya Allah terimalah segala amal sahabat ku ini, dan ikhlaskan dia. Dan kuatkan dia sekira dia berasa lemah, dan ikhlaskan dia tatkala dia mengharapkan sesuatu selain Engkau"
Tiba-tiba, Zuraida terasa hatinya sangat lapang. Inilah yang dia mahu rasakan, selama ini perasaannya risau, sedih, bercampur-baur apabila Hayati sudah jarang bersamanya. Benarlah seperti nasihat Kak Elin, "sekiranya kita ada rasa berat hati dengan seseorang, kita segera doakan kebaikan untuk dia, insya-Allah, syaitan yang cuba hasut kita tu akan lari lintang pukang. Dan malaikat pula akan mendoakan perkara yang sama untuk kita."
Ini membuatkan Zuraida tersedar, bahawa kebergantungan yang mutlak itu terletak pada Allah. Dan sekiranya seorang insan itu tidak diberi penghargaan, dia tetap menjadi seperti pokok. Pokok yang menurunkan buah apabila dibaling batu.
Zuraida mahu berlari seperti orang lain, berlari menuju jannah insya-Allah, sama-sama tabah dan kuat dalam membawa risalah perjuangan anbiya’. Tapi, kadang-kadang, dia letih. Kerana lupa mengukur kapasiti diri. Mungkin kerana terlupa, Allah melihat usaha seseorang, dan bukan natijahnya.
Tapi, menjadi kebiasaan manusia. Sangat mengharapkan hasil positif di depan mata. Zuraida terkenangkan Nabi Nuh, kisah dakwahnya di dalam Al Quran. Di dalam surah Nuh, Nabi Nuh merintih kepada Allah, beratus-ratus tahun, pagi sehingga malam menyeru kaumnya, tetapi hasilnya, hanya menyebabkan kaumnya semakin jauh daripada Allah.
"Ah, masakan aku yang baru setahun jagung dalam dakwah ini, mudah sangat putus asa ," getus Zuraidah dalam hati.Hayati melihat "rear-view mirror", ternampak muka Zuraida yang serius. Hayati membisikkan sesuatu kepada Sufiah, dan Hayati membawa keluar "handphone"nya. Hayati menaip sms, "Salam, Huda. Maaf akak tak jadi ke rumah awak malam ni. Ada hal sikit. Nanti akak hantar pengganti akak pergi umah awak ye, hehe."Sufiah membuat "announcement" , "Baiklah, kita dah sampai Docklands. Selamat makan aiskrim Dairy Bell, jangan lupa saya."
Zuraida tercengang, Hayati turun dari kereta dan membuka pintu belakang, lalu menarik tangan Zuraida. Zuraida tercengang, "Eh, tadi Sufiah kata dia yang nak ke Docklands." Sufiah terus memecut laju ke destinasi barunya. Kereta kecil merahnya berderum hebat. "Jom la kita makan aiskrim sama-sama. Dah lama tak "outing" berdua," Hayati mengajak Zuraida.Zuraida akur sahaja. Dia terasa pelik, kenapa tiba-tiba Hayati tidak jadi pergi ke rumah Huda.
Hayati membeli aiskrim Chocolate Chips, dan mengambil 2 batang sudu kayu, "Jom dok kat tepi jeti tu.."
Hayati mula bicara, "Tadi kat stesen bas, awak nak cakap sesuatu kan…."Zuraida tersenyum sahaja.Hayati bicara lagi, "Awak tak boleh tipu saya dengan senyum tenang awak nih…."
Zuraida tersenyum lagi. Tapi, senyuman itu diikuti dengan air mata.
"Tadi saya nak cakap lain, tapi sekarang Allah ilhamkan saya untuk cakap sesuatu yang lain kepada awak," kata Zuraida, matanya berkaca-kaca.Hayati mengangguk, "Cakaplah..""Kalau awak nak masuk jannah, jangan tinggalkan saya." Zuraida berkata sambil menahan air matanya yang semakin laju.
Hayati sangat terharu. Dia tidak pernah terbayangkan bahawa ada orang yang akan berkata begitu kepadanya, Hayati tak tahu nak respon macam mana, sedangkan dia sendiri pun terhuyung-hayang dalam perjalanan mencari syurga Allah.
Maksud sepotong ayat Al Quran, " Di hari akhirat, terputus segala perhubungan kecuali orang-orang bertaqwa. " Sungguh mudah untuk bercakap soal ukhuwah islamiyah. Namun nak menzahirkannya payah, apatah lagi hendak mengukuhkannya di dalam hati.
"Saya tahu Allah beri awak banyak kelebihan berbanding saya, moga Allah melindungi saya daripada hasad dan dengki, dan moga Allah menjauhkan awak daripada ‘ujub dan riya’ ," Zuraidah menghela nafas panjang. Aiskrim Chocolate Chips tidak mampu menarik seleranya. Hayati terpaku. Dia seakan-akan dapat membaca apa yang dirasai oleh kawannya. Benarlah seperti apa yang dia rasai selama ini, tindak-tanduknya yang banyak mengabaikan hak-hak sahabat-sahabatnya mampu mengundang virus ukhuwah.
"Saya nak minta maaf atas salah silap saya. Saya tau saya banyak tinggalkan awak sorang-sorang. I am lost myself. Kononnya keluar berdakwah tapi, banyak yang lain pula saya abaikan," Hayati mula meluahkan isi hatinya.
Zuraidah berkata, "Saya pun minta maaf, asyik kadang cebik muka. Tapi, tak perlu lah kita mengungkit salah silap kita yang dahulu. Apa yang sudah tu sudah.."Hayati menyambung, "Betul? Kosong-kosong! "Zuraidah pula berkata, "Kosong-kosong! "
"Insya-Allah, kita akan saling mengigatkan. Time kena study, kita pulun habis-habisan. Time kena keluar berdakwah, kita mujahadah sehabis baik, jaga amal fardi.. Kejutkan qiyam, ingatkan supaya puasa sunat!" Hayati mula meng"list-out" perjanjian di antara mereka.
"Kena tunai hak pada semua pihak yang ada hak ke atas kita, kena berlapang dada dan menerima setiap sahabat kita seadanya, saling memperingatkan, walau kita "fastabiqul khairat", mudah-mudahan ada persaingan sihat.. dan last sekali …outing kat charcoal chicken dengan geng rumah dua minggu sekali, hehe.." Zuraida menyambung.
"Lillahi ta’ala!" Zuraida dan Hayati menyebut kalimah "kerana Allah ta’ala" serentak. Mereka tersenyum sesama sendiri.
"Jom makan aiskrim ni dah cair!!" Zuraida menyogok sesudu aiskrim kepada Hayati."Hehe.." Hayati tergelak kecil. "Er… kita nak tido mana ye malam ni?" Zuraida bertanya."Hehe.. tak pe, kita tido kat bilik kita yang best tu lah… Sufiah tido kat umah Huda, insya-Allah" jawab Hayati. Zuraida terbayang Sufiah bersama kereta merahnya menuju ke rumah Huda. Sufiah memang seorang sahabat yang "sporting" dan lucu.
Kedua-dua sahabat itu tersenyum. Moga Allah memberkati persahabatan mereka, dan meneguhkan hati-hati mereka di atas jalan dakwah hingga bertemu denganNya. Itulah doa mereka berdua.
Dalam kita bermujahadah untuk melaksanakan dakwah, banyak perkara yang diambil remeh atau terlepas pandang yang mungkin akan mempengaruhi dakwah gred apa yang akan kita wariskan kepada generasi seterusnya. Penulis buku Al Awaiq, Muhammad Ar Rasyid berkata, "Setiap orang akan bertindak dan memiliki sikap positif sekadar mana dia memahami erti persaudaraan. Ada yang memiliki ketinggian ukhuwwah dan ada yang gugur kerana rendahnya erti ukhuwwah dalam dirinya."
Hayati mengemas pakaiannya ke dalam "back-pack"nya, sementara menunggu laptopnya "turn-off". Kemudian, dia memperosokkan sahaja laptopnya ke dalam "back-pack"nya. Zuraida, teman sebilik Hayati memasuki bilik sambil membawa secawan kopi yang baunya semerbak sehingga memenuhi atmosfera bilik mereka.
"Awak tak tido umah malam ni ke?" tanya Zuraida.Hayati sudah mengagak pertanyaan tersebut, lalu tersengih sahaja.
"Huhu.. Sedihnya saya tinggal sorang-sorang lagi dalam bilik malam ni, tak de orang nak tolong segarkan saya kalau mengantuk masa study," Zuraida merengek.
Hayati memakai tudungnya, sambil meniup-niup bucu tudungnya supaya kemas. "Alah awak ni, tiada keupayaan dan tiada kekuatan melainkan dengan Allah. Doa la banyak-banyak supaya Allah segarkan awak. Kadang-kadang, saya ni menggalakkan awak tido lagi ade lah." Zuraida mencebik. "Awak tido rumah sape pulak malam ni?"
"Rumah, err.. rumah.. Huda." Hayati teragak-agak ingin menyebut nama Huda, kerana ini merupakan kali ke 3 dalam minggu itu Hayati bermalam di rumah Huda. Huda merupakan junior kepada Hayati, dia merupakan seorang muslimah yan gmempunyai keperibadian yang tulus, walaupun masih belum memahami tanggungjawab dakwah dan masih belum memahami sepenuhnya erti islam yang syumul.
Sejak Huda baru sampai ke bumi "Down Under" ini, Hayati telah pun menjalinkan hubungan akrab dengannya. Maklumlah, sayanglah sekiranya jiwa yang baik disia-siakan potensinya."Awak nak ikut, Zuraida?" Hayati cuba menghangatkan suasana.Muka Zuraida terus berubah ceria, "Boleh juga!"
Walaubagaimanapun, ada konflik yang berlaku di dalam diri Hayati, dia dapati dalam dia memenangi hati mad’unya, kadang-kadang dia terasakan seperti mengabaikan hak sahabat-sahabatnya yang lain. Walaupun begitu, sahabat-sahabat serumahnya sangat "supportive" , dan sering memberi kata perangsang, serta ada kalanya sekiranya Hayati tidak sempat melaksanakan tugas mengikut "duty roster" rumah, pasti ada sahabatnya yang lain akan membantunya, terutama sekali Zuraida.
"Tunggu saya kemas barang saya kejap ye!" kelam kabut Zuraida meletakkan cawan kopinya dan terus mengemas barang serta menyalin pakaiannya.Hayati dan Zuraida berjalan menuju ke stesen bas. Zuraida melihat jadual bas, "Pukul 5.30 p.m baru bas sampai, sekarang baru pukul 5.15 p.m"Hayati mengangguk, "Tak pe lah, kita dok sini dulu sembang-sembang"Zuraida sengih lagi.
"Awak tau tak…" Zuraida memulakan bicara."Tak tau, hehe" Hayati berlawak."Tak pe lah.. tak jadi bagitau la kalau cam tu.." Zuraida terus merajuk. "Alah, awak ni.. Saya gurau je.." Hayati cuba memujuk.
Zuraida memaksa dirinya untuk senyum kembali. Entah mengapa, sejak akhir-akhir ini, dia sangat mudah terasa dengan Hayati. Jauh di lubuk hatinya, Hayati merupakan sahabat yang paling dia sayang di kalangan sahabat-sahabat serumahnya. Mungkin kerana itu dia mudah terasa dengan setiap tindak-tanduk Hayati. Namun begitu, Zuraida merupakan orang yang pandai menyembunyikan emosi di sebalik senyumannya yang kelihatan tenang.
"Awak tau tak, dalam banyak-banyak kawan kita.. Awak la yang paling saya….." belum sempat Zuraida menghabiskan ayatnya, tiba-tiba kedengaran bunyi hon dengan suatu suara kuat.
"Assalamualaikum. . Nak pegi mana tu?" Rupa-rupanya Sufiah. Sufiah "pull-over" kereta kecilnya yang berwarna merah. "Hayati, Zuraida.. Naiklah kereta saye ni. Tak sudi ke naik kereta buruk ni""Kami nak ke North Melbourne, are you heading that way as well?" tanya Hayati.
Zuraida yang belum sempat menghabiskan ayatnya, terkejut dengan kedatangan Sufiah. Zuraida tergelak kecil di dalam hatinya, dia terbayangkan Sufiah ibarat Mr Bean yang memandu kereta kumbang. Perbualannya dengan Hayati termati begitu sahaja.
"Come in, come in. Have a ride. I’m heading to Docklands. Boleh drop korang kat North Melbourne." Kata Sufiah.
Dalam kereta, Sufiah memasang lagu UNIC, Sahabat Sejati. Zuraida yang duduk di belakang tiba-tiba membuka bicara, "Yati, ni lagu untuk awak." Hayati senyum, "Terima Kasih". Sufiah pula mencelah, "Saya ni tak de orang nak dedicate lagu ke?". Ketiga-tiga orang sahabat tersebut tertawa.
Zuraidah memandang Hayati yang sibuk berceloteh bersama Sufiah. Zuraida mengalihkan pandangannya ke luar. Lagu terus berkumandang,
"Ku biarkan pena menulis Meluahkan hasrat di hati Moga terubat segala Keresahan di jiwa Tak pernah ku ingini"
Mungkin Hayati tidak mendapat mesej yang ingin disampaikan oleh Zuraida.
Zuraida sangat bersyukur kepada Allah, kerana mengurniakan seorang sahabat yang mempunyai semangat juang yang tinggi. Hayati merupakan sahabat fillah yang pertama yang Zuraida kenali. Hayati banyak memberi sokongan kepada Zuraida di dalam pelajaran, maklumlah Hayati pelajar yang cepat tangkap pelajaran. Namun begitu, sejak mereka melangkah ke tahun dua universiti, dan sejak mereka menerima kedatangan adik-adik baru, mereka jarang dapat menghabiskan masa bersama sepertimana dahulu. Zuraida sangat khuatir sekiranya dia ketinggalan, dari segi pelajaran, dari segi dakwah, dari segi tarbiyah, dari segi bilangan mad’u, dari segi segala segi.
Zuraida terus memerhatikan Hayati, ditenungnya sahabat itu puas-puas dan berdoa di dalam hatinya, "Ya Allah terimalah segala amal sahabat ku ini, dan ikhlaskan dia. Dan kuatkan dia sekira dia berasa lemah, dan ikhlaskan dia tatkala dia mengharapkan sesuatu selain Engkau"
Tiba-tiba, Zuraida terasa hatinya sangat lapang. Inilah yang dia mahu rasakan, selama ini perasaannya risau, sedih, bercampur-baur apabila Hayati sudah jarang bersamanya. Benarlah seperti nasihat Kak Elin, "sekiranya kita ada rasa berat hati dengan seseorang, kita segera doakan kebaikan untuk dia, insya-Allah, syaitan yang cuba hasut kita tu akan lari lintang pukang. Dan malaikat pula akan mendoakan perkara yang sama untuk kita."
Ini membuatkan Zuraida tersedar, bahawa kebergantungan yang mutlak itu terletak pada Allah. Dan sekiranya seorang insan itu tidak diberi penghargaan, dia tetap menjadi seperti pokok. Pokok yang menurunkan buah apabila dibaling batu.
Zuraida mahu berlari seperti orang lain, berlari menuju jannah insya-Allah, sama-sama tabah dan kuat dalam membawa risalah perjuangan anbiya’. Tapi, kadang-kadang, dia letih. Kerana lupa mengukur kapasiti diri. Mungkin kerana terlupa, Allah melihat usaha seseorang, dan bukan natijahnya.
Tapi, menjadi kebiasaan manusia. Sangat mengharapkan hasil positif di depan mata. Zuraida terkenangkan Nabi Nuh, kisah dakwahnya di dalam Al Quran. Di dalam surah Nuh, Nabi Nuh merintih kepada Allah, beratus-ratus tahun, pagi sehingga malam menyeru kaumnya, tetapi hasilnya, hanya menyebabkan kaumnya semakin jauh daripada Allah.
"Ah, masakan aku yang baru setahun jagung dalam dakwah ini, mudah sangat putus asa ," getus Zuraidah dalam hati.Hayati melihat "rear-view mirror", ternampak muka Zuraida yang serius. Hayati membisikkan sesuatu kepada Sufiah, dan Hayati membawa keluar "handphone"nya. Hayati menaip sms, "Salam, Huda. Maaf akak tak jadi ke rumah awak malam ni. Ada hal sikit. Nanti akak hantar pengganti akak pergi umah awak ye, hehe."Sufiah membuat "announcement" , "Baiklah, kita dah sampai Docklands. Selamat makan aiskrim Dairy Bell, jangan lupa saya."
Zuraida tercengang, Hayati turun dari kereta dan membuka pintu belakang, lalu menarik tangan Zuraida. Zuraida tercengang, "Eh, tadi Sufiah kata dia yang nak ke Docklands." Sufiah terus memecut laju ke destinasi barunya. Kereta kecil merahnya berderum hebat. "Jom la kita makan aiskrim sama-sama. Dah lama tak "outing" berdua," Hayati mengajak Zuraida.Zuraida akur sahaja. Dia terasa pelik, kenapa tiba-tiba Hayati tidak jadi pergi ke rumah Huda.
Hayati membeli aiskrim Chocolate Chips, dan mengambil 2 batang sudu kayu, "Jom dok kat tepi jeti tu.."
Hayati mula bicara, "Tadi kat stesen bas, awak nak cakap sesuatu kan…."Zuraida tersenyum sahaja.Hayati bicara lagi, "Awak tak boleh tipu saya dengan senyum tenang awak nih…."
Zuraida tersenyum lagi. Tapi, senyuman itu diikuti dengan air mata.
"Tadi saya nak cakap lain, tapi sekarang Allah ilhamkan saya untuk cakap sesuatu yang lain kepada awak," kata Zuraida, matanya berkaca-kaca.Hayati mengangguk, "Cakaplah..""Kalau awak nak masuk jannah, jangan tinggalkan saya." Zuraida berkata sambil menahan air matanya yang semakin laju.
Hayati sangat terharu. Dia tidak pernah terbayangkan bahawa ada orang yang akan berkata begitu kepadanya, Hayati tak tahu nak respon macam mana, sedangkan dia sendiri pun terhuyung-hayang dalam perjalanan mencari syurga Allah.
Maksud sepotong ayat Al Quran, " Di hari akhirat, terputus segala perhubungan kecuali orang-orang bertaqwa. " Sungguh mudah untuk bercakap soal ukhuwah islamiyah. Namun nak menzahirkannya payah, apatah lagi hendak mengukuhkannya di dalam hati.
"Saya tahu Allah beri awak banyak kelebihan berbanding saya, moga Allah melindungi saya daripada hasad dan dengki, dan moga Allah menjauhkan awak daripada ‘ujub dan riya’ ," Zuraidah menghela nafas panjang. Aiskrim Chocolate Chips tidak mampu menarik seleranya. Hayati terpaku. Dia seakan-akan dapat membaca apa yang dirasai oleh kawannya. Benarlah seperti apa yang dia rasai selama ini, tindak-tanduknya yang banyak mengabaikan hak-hak sahabat-sahabatnya mampu mengundang virus ukhuwah.
"Saya nak minta maaf atas salah silap saya. Saya tau saya banyak tinggalkan awak sorang-sorang. I am lost myself. Kononnya keluar berdakwah tapi, banyak yang lain pula saya abaikan," Hayati mula meluahkan isi hatinya.
Zuraidah berkata, "Saya pun minta maaf, asyik kadang cebik muka. Tapi, tak perlu lah kita mengungkit salah silap kita yang dahulu. Apa yang sudah tu sudah.."Hayati menyambung, "Betul? Kosong-kosong! "Zuraidah pula berkata, "Kosong-kosong! "
"Insya-Allah, kita akan saling mengigatkan. Time kena study, kita pulun habis-habisan. Time kena keluar berdakwah, kita mujahadah sehabis baik, jaga amal fardi.. Kejutkan qiyam, ingatkan supaya puasa sunat!" Hayati mula meng"list-out" perjanjian di antara mereka.
"Kena tunai hak pada semua pihak yang ada hak ke atas kita, kena berlapang dada dan menerima setiap sahabat kita seadanya, saling memperingatkan, walau kita "fastabiqul khairat", mudah-mudahan ada persaingan sihat.. dan last sekali …outing kat charcoal chicken dengan geng rumah dua minggu sekali, hehe.." Zuraida menyambung.
"Lillahi ta’ala!" Zuraida dan Hayati menyebut kalimah "kerana Allah ta’ala" serentak. Mereka tersenyum sesama sendiri.
"Jom makan aiskrim ni dah cair!!" Zuraida menyogok sesudu aiskrim kepada Hayati."Hehe.." Hayati tergelak kecil. "Er… kita nak tido mana ye malam ni?" Zuraida bertanya."Hehe.. tak pe, kita tido kat bilik kita yang best tu lah… Sufiah tido kat umah Huda, insya-Allah" jawab Hayati. Zuraida terbayang Sufiah bersama kereta merahnya menuju ke rumah Huda. Sufiah memang seorang sahabat yang "sporting" dan lucu.
Kedua-dua sahabat itu tersenyum. Moga Allah memberkati persahabatan mereka, dan meneguhkan hati-hati mereka di atas jalan dakwah hingga bertemu denganNya. Itulah doa mereka berdua.
Mahar Perkahwinan Adam
Pergaulan hidup adalah persahabatan! Dan pergaulan antara lelaki dengan wanita akan berubah menjadi perkahwinan apabila disertai dengan mahar. Dan kini apakah bentuk mahar yang harus diberikan? Itulah yang sedang difikirkan Adam.
Untuk keluar dari keraguan, Adam a.s berseru: “Ilahi, Rabbi! Apakah gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah, intankah, perak atau permata?”.
“Bukan!” kata Tuhan.
“Apakah hamba akan berpuasa atau solat atau bertasbih untuk-Mu sebagai maharnya?” tanya Adam a.s dengan penuh pengharapan.
“Bukan!” tegas suara Ghaib.
Adam diam, mententeramkan jiwanya. Kemudian bermohon dengan tekun: “Kalau begitu tunjukilah hamba-Mu jalan keluar!”.
Allah SWT. berfirman: “Mahar Hawa ialah selawat sepuluh kali atas Nabi-Ku, Nabi yang bakal Kubangkit yang membawa pernyataan dari sifat-sifat-Ku: Muhammad, cincin permata dari para anbiya’ dan penutup serta penghulu segala Rasul. Ucapkanlah sepuluh kali!”.
Adam a.s merasa lega. Ia mengucapkan sepuluh kali salawat ke atas Nabi Muhammad SAW. sebagai mahar kepada isterinya. Suatu mahar yang bernilai spiritual, kerana Nabi Muhammad SAW adalah rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam).
Hawa mendengarkannya dan menerimanya sebagai mahar. “Hai Adam, kini Aku halalkan Hawa bagimu”, perintah Allah, “dan dapatlah ia sebagai isterimu!”. Adam a.s bersyukur lalu memasuki isterinya dengan ucapan salam. Hawa menyambutnya dengan segala keterbukaan dan cinta kasih yang seimbang.
Allah SWT. berfirman kepada mereka: “Hai Adam, diamlah engkau bersama isterimu di dalam syurga dan makanlah (serta nikmatilah) apa saja yang kamu berdua ingini, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini kerana (apabila mendekatinya) kamu berdua akan menjadi zalim”.
(Al-A’raaf: 19).
Dengan pernikahan ini Adam a.s tidak lagi merasa kesepian di dalam syurga. Inilah percintaan dan pernikahan yang pertama dalam sejarah ummat manusia, dan berlangsung di dalam syurga yang penuh kenikmatan. Iaitu sebuah pernikahan agung yang dihadiri oleh para bidadari, jin dan disaksikan oleh para malaikat.
Peristiwa pernikahan Adam dan Hawa terjadi pada hari Jumaat. Entah berapa lama keduanya berdiam di syurga, hanya Allah SWT yang tahu. Lalu keduanya diperintahkan turun ke bumi. Turun ke bumi untuk menyebar luaskan keturunan yang akan mengabdi kepada Allah SWT dengan janji bahawa syurga itu tetap tersedia di hari kemudian bagi hamba-hamba yang beriman dan beramal soleh.
Firman Allah SWT.: “Kami berfirman: Turunlah kamu dari syurga itu. Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, nescaya tidak ada kekhuatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
(Al-Baqarah: 38)
Untuk keluar dari keraguan, Adam a.s berseru: “Ilahi, Rabbi! Apakah gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah, intankah, perak atau permata?”.
“Bukan!” kata Tuhan.
“Apakah hamba akan berpuasa atau solat atau bertasbih untuk-Mu sebagai maharnya?” tanya Adam a.s dengan penuh pengharapan.
“Bukan!” tegas suara Ghaib.
Adam diam, mententeramkan jiwanya. Kemudian bermohon dengan tekun: “Kalau begitu tunjukilah hamba-Mu jalan keluar!”.
Allah SWT. berfirman: “Mahar Hawa ialah selawat sepuluh kali atas Nabi-Ku, Nabi yang bakal Kubangkit yang membawa pernyataan dari sifat-sifat-Ku: Muhammad, cincin permata dari para anbiya’ dan penutup serta penghulu segala Rasul. Ucapkanlah sepuluh kali!”.
Adam a.s merasa lega. Ia mengucapkan sepuluh kali salawat ke atas Nabi Muhammad SAW. sebagai mahar kepada isterinya. Suatu mahar yang bernilai spiritual, kerana Nabi Muhammad SAW adalah rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam).
Hawa mendengarkannya dan menerimanya sebagai mahar. “Hai Adam, kini Aku halalkan Hawa bagimu”, perintah Allah, “dan dapatlah ia sebagai isterimu!”. Adam a.s bersyukur lalu memasuki isterinya dengan ucapan salam. Hawa menyambutnya dengan segala keterbukaan dan cinta kasih yang seimbang.
Allah SWT. berfirman kepada mereka: “Hai Adam, diamlah engkau bersama isterimu di dalam syurga dan makanlah (serta nikmatilah) apa saja yang kamu berdua ingini, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini kerana (apabila mendekatinya) kamu berdua akan menjadi zalim”.
(Al-A’raaf: 19).
Dengan pernikahan ini Adam a.s tidak lagi merasa kesepian di dalam syurga. Inilah percintaan dan pernikahan yang pertama dalam sejarah ummat manusia, dan berlangsung di dalam syurga yang penuh kenikmatan. Iaitu sebuah pernikahan agung yang dihadiri oleh para bidadari, jin dan disaksikan oleh para malaikat.
Peristiwa pernikahan Adam dan Hawa terjadi pada hari Jumaat. Entah berapa lama keduanya berdiam di syurga, hanya Allah SWT yang tahu. Lalu keduanya diperintahkan turun ke bumi. Turun ke bumi untuk menyebar luaskan keturunan yang akan mengabdi kepada Allah SWT dengan janji bahawa syurga itu tetap tersedia di hari kemudian bagi hamba-hamba yang beriman dan beramal soleh.
Firman Allah SWT.: “Kami berfirman: Turunlah kamu dari syurga itu. Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, nescaya tidak ada kekhuatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
(Al-Baqarah: 38)
Malaikat Dan Para Bidadari Berdatangan
Setelah akad nikah selesai berdatanganlah para malaikat dan para bidadari menyebarkan mutiara-mutiara yaqut dan intan-intan permata kemilau kepada kedua pengantin agung tersebut. Selesai upacara akad, dihantarlah Adam a.s mendapatkan isterinya di istana megah yang akan mereka diami. Hawa menuntut haknya. Hak yang disyariatkan Tuhan sejak semula. “Mana mahar?” tanyanya. Ia menolak persentuhan sebelum mahar pemberian ditunaikan dahulu.
Adam a.s bingung seketika. Lalu sedar bahawa untuk menerima haruslah sedia memberi. Ia insaf bahawa yang demikian itu haruslah menjadi kaedah pertama dalam pergaulan hidup.
Sekarang ia sudah mempunyai kawan. Antara sesama kawan harus ada saling memberi dan saling menerima. Pemberian pertama pada pernikahan untuk menerima kehalalan ialah mahar. Oleh kerananya Adam a.s menyedari bahawa tuntutan Hawa untuk menerima mahar adalah benar.
Adam a.s bingung seketika. Lalu sedar bahawa untuk menerima haruslah sedia memberi. Ia insaf bahawa yang demikian itu haruslah menjadi kaedah pertama dalam pergaulan hidup.
Sekarang ia sudah mempunyai kawan. Antara sesama kawan harus ada saling memberi dan saling menerima. Pemberian pertama pada pernikahan untuk menerima kehalalan ialah mahar. Oleh kerananya Adam a.s menyedari bahawa tuntutan Hawa untuk menerima mahar adalah benar.
Perkahwinan Adam Dan Hawa
Allah SWT. Yang Maha Pengasih untuk menyempurnakan nikmatnya lahir dan batin kepada kedua hamba-Nya yang saling memerlukan itu, segera memerintahkan gadis-gadis bidadari penghuni syurga untuk menghiasi dan menghibur mempelai perempuan itu serta membawakan kepadanya hantaran-hantaran berupa perhiasan-perhiasan syurga. Sementara itu diperintahkan pula kepada malaikat langit untuk berkumpul bersama-sama di bawah pohon “Syajarah Thuba”, menjadi saksi atas pernikahan Adam dan Hawa.
Diriwayatkan bahawa pada akad pernikahan itu Allah SWT. berfirman: “Segala puji adalah kepunyaan-Ku, segala kebesaran adalah pakaian-Ku, segala kemegahan adalah hiasan-Ku dan segala makhluk adalah hamba-Ku dan di bawah kekuasaan-Ku. Menjadi saksilah kamu hai para malaikat dan para penghuni langit dan syurga bahawa Aku menikahkan Hawa dengan Adam, kedua ciptaan-Ku dengan mahar, dan hendaklah keduanya bertahlil dan bertahmid kepada-Ku!”.
Diriwayatkan bahawa pada akad pernikahan itu Allah SWT. berfirman: “Segala puji adalah kepunyaan-Ku, segala kebesaran adalah pakaian-Ku, segala kemegahan adalah hiasan-Ku dan segala makhluk adalah hamba-Ku dan di bawah kekuasaan-Ku. Menjadi saksilah kamu hai para malaikat dan para penghuni langit dan syurga bahawa Aku menikahkan Hawa dengan Adam, kedua ciptaan-Ku dengan mahar, dan hendaklah keduanya bertahlil dan bertahmid kepada-Ku!”.
Adam Terpikat
Adam terpikat pada rupa Hawa yang jelita, yang bagaikan kejelitaan segala puteri-puteri yang bermastautin di atas langit atau bidadari-bidadari di dalam syurga.
Tuhan menanam asmara murni dan hasrat berahi di hati Adam a.s serta menjadikannya orang yang paling asyik dilamun cinta, yang tiada taranya dalam sejarah, iaitu kisah cinta dua insan di dalam syurga. Adam a.s ditakdirkan jatuh cinta kepada puteri yang paling cantik dari segala yang cantik, yang paling jelita dari segala yang jelita, dan yang paling harum dari segala yang harum.
Adam a.s dibisikkan oleh hatinya agar merayu Hawa. Ia berseru: “Aduh, hai si jelita, siapakah gerangan kekasih ini? Dari manakah datangmu, dan untuk siapakah engkau disini?” Suaranya sopan, lembut, dan penuh kasih sayang. “Aku Hawa,” sambutnya ramah. “Aku dari Pencipta!” suaranya tertegun seketika. “Aku....aku....aku, dijadikan untukmu!” tekanan suaranya menyakinkan.
Tiada suara yang seindah dan semerdu itu walaupun berbagai suara merdu dan indah terdengar setiap saat di dalam syurga. Tetapi suara Hawa....tidak pernah di dengarnya suara sebegitu indah yang keluar dari bibir mungil si wanita jelita itu. Suaranya membangkit rindu, gerakan tubuhnya menimbulkan semangat.
Kata-kata yang paling segar didengar Adam a.s ialah tatkala Hawa mengucapkan terputus-putus: “Aku....aku....aku, dijadikan untukmu!” Kata-kata itu nikmat, menambah kemesraan Adam kepada Hawa.
Adam a.s sedar bahawa nikmat itu datang dari Tuhan dan cintapun datang dari Tuhan. Ia tahu bahawa Allah SWT itu cantik, suka kepada kecantikan. Jadi, kalau cinta kepada kecantikan berertilah pula cinta kepada Tuhan. Jadi cinta itu bukan dosa tetapi malah suatu pengabdian. Dengan mengenali cinta, makrifah kepada Tuhan semakin mendalam. Cinta kepada Hawa bererti cinta kepada Pencipta. Dengan keyakinan demikian Adam a.s menjemput Hawa dengan berkata: “Kekasihku, ke marilah engkau!” Suaranya halus, penuh kemesraan.
“Aku malu!” balas Hawa seolah-olah menolak. Tangannya, kepalanya, memberi isyarat menolak seraya memandang Adam dengan penuh ketakjuban.
“Kalau engkau yang inginkan aku, engkaulah yang ke sini!” Suaranya yang bagaikan irama seolah-olah memberi harapan.
Adam tidak ragu-ragu. Ia mengayuh langkah gagah mendatangi Hawa. Maka sejak itulah teradat sudah bahawa wanita itu didatangi, bukan mendatangi.
Hawa bangkit dari tempat duduknya, menggeser surut beberapa langkah. Ia sedar bahawa walaupun dirinya diperuntukkan bagi Adam a.s, namunlah haruslah mempunyai syarat-syarat tertentu. Di dalam sanubarinya, ia tak dapat menyangkal bahawa iapun terpesona dan tertarik kepada rupa Adam a.s yang sungguh indah.
Adam a.s tidak putus asa. Ia tahu itu bukan dosa. Ia tahu membaca isi hati. Ia tahu bukannya Hawa menolak, tetapi menghindarnya itu memanglah suatu perbuatan wajar dari sikap malu seorang gadis yang berbudi. Ia tahu bahawa di balik “malu” terselit “rasa mahu”. Kerananya ia yakin pada dirinya bahawa Hawa diperuntukkan baginya. Naluri insaninya bergelora.
Tatkala sudah dekat ia pada Hawa serta hendak mengulurkan tangan sucinya kepadanya, maka tiba-tiba terdengarlah panggilan ghaib berseru: “Hai Adam....tahanlah dirimu. Pergaulanmu dengan Hawa tidak halal kecuali dengan mahar dan menikah!”.
Adam a.s tertegun, balik ke tempatnya dengan taat. Hawa pun mendengar teguran itu dan hatinya tenteram. Kedua-dua manusia syurga itu sama terdiam seolah-olah menunggu perintah.
Tuhan menanam asmara murni dan hasrat berahi di hati Adam a.s serta menjadikannya orang yang paling asyik dilamun cinta, yang tiada taranya dalam sejarah, iaitu kisah cinta dua insan di dalam syurga. Adam a.s ditakdirkan jatuh cinta kepada puteri yang paling cantik dari segala yang cantik, yang paling jelita dari segala yang jelita, dan yang paling harum dari segala yang harum.
Adam a.s dibisikkan oleh hatinya agar merayu Hawa. Ia berseru: “Aduh, hai si jelita, siapakah gerangan kekasih ini? Dari manakah datangmu, dan untuk siapakah engkau disini?” Suaranya sopan, lembut, dan penuh kasih sayang. “Aku Hawa,” sambutnya ramah. “Aku dari Pencipta!” suaranya tertegun seketika. “Aku....aku....aku, dijadikan untukmu!” tekanan suaranya menyakinkan.
Tiada suara yang seindah dan semerdu itu walaupun berbagai suara merdu dan indah terdengar setiap saat di dalam syurga. Tetapi suara Hawa....tidak pernah di dengarnya suara sebegitu indah yang keluar dari bibir mungil si wanita jelita itu. Suaranya membangkit rindu, gerakan tubuhnya menimbulkan semangat.
Kata-kata yang paling segar didengar Adam a.s ialah tatkala Hawa mengucapkan terputus-putus: “Aku....aku....aku, dijadikan untukmu!” Kata-kata itu nikmat, menambah kemesraan Adam kepada Hawa.
Adam a.s sedar bahawa nikmat itu datang dari Tuhan dan cintapun datang dari Tuhan. Ia tahu bahawa Allah SWT itu cantik, suka kepada kecantikan. Jadi, kalau cinta kepada kecantikan berertilah pula cinta kepada Tuhan. Jadi cinta itu bukan dosa tetapi malah suatu pengabdian. Dengan mengenali cinta, makrifah kepada Tuhan semakin mendalam. Cinta kepada Hawa bererti cinta kepada Pencipta. Dengan keyakinan demikian Adam a.s menjemput Hawa dengan berkata: “Kekasihku, ke marilah engkau!” Suaranya halus, penuh kemesraan.
“Aku malu!” balas Hawa seolah-olah menolak. Tangannya, kepalanya, memberi isyarat menolak seraya memandang Adam dengan penuh ketakjuban.
“Kalau engkau yang inginkan aku, engkaulah yang ke sini!” Suaranya yang bagaikan irama seolah-olah memberi harapan.
Adam tidak ragu-ragu. Ia mengayuh langkah gagah mendatangi Hawa. Maka sejak itulah teradat sudah bahawa wanita itu didatangi, bukan mendatangi.
Hawa bangkit dari tempat duduknya, menggeser surut beberapa langkah. Ia sedar bahawa walaupun dirinya diperuntukkan bagi Adam a.s, namunlah haruslah mempunyai syarat-syarat tertentu. Di dalam sanubarinya, ia tak dapat menyangkal bahawa iapun terpesona dan tertarik kepada rupa Adam a.s yang sungguh indah.
Adam a.s tidak putus asa. Ia tahu itu bukan dosa. Ia tahu membaca isi hati. Ia tahu bukannya Hawa menolak, tetapi menghindarnya itu memanglah suatu perbuatan wajar dari sikap malu seorang gadis yang berbudi. Ia tahu bahawa di balik “malu” terselit “rasa mahu”. Kerananya ia yakin pada dirinya bahawa Hawa diperuntukkan baginya. Naluri insaninya bergelora.
Tatkala sudah dekat ia pada Hawa serta hendak mengulurkan tangan sucinya kepadanya, maka tiba-tiba terdengarlah panggilan ghaib berseru: “Hai Adam....tahanlah dirimu. Pergaulanmu dengan Hawa tidak halal kecuali dengan mahar dan menikah!”.
Adam a.s tertegun, balik ke tempatnya dengan taat. Hawa pun mendengar teguran itu dan hatinya tenteram. Kedua-dua manusia syurga itu sama terdiam seolah-olah menunggu perintah.
Pertemuan Adam dan Hawa
Hawa duduk bersandar pada bantal lembut di atas tempat duduk megah yang bertatahkan emas dan permata-permata bermutu manikam, sambil terpesona memperhatikan kecerahan wajah dari seorang lelaki kacak yang sedang terbaring, tak jauh di depannya.
Butir-butir fikiran yang menggelombang di dalam sanubari Hawa seolah-olah merupakan arus-arus tenaga elektrik yang datang mengetuk kalbu Adam a.s, yang langsung menerimanya sebagai mimpi yang berkesan di dalam gambaran jiwanya seketika itu.
Adam terjaga....! Alangkah terkejutnya ia ketika dilihatnya ada makhluk manusia seperti dirinya hanya beberapa langkah di hadapannya. Ia seolah tak percaya pada penglihatannya. Ia masih terbaring mengusap matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang sedang dilihatnya.
Hawa yang diciptakan lengkap dengan perasaan malu, segera memutar badannya sekadar untuk menyembunyikan bukit-bukit di dadanya, seraya mengirimkan senyum manis bercampur manja, diiringi pandangan melirik dari sudut mata yang memberikan sinar harapan bagi hati yang melihatnya.
Memang dijadikan Hawa dengan bentuk dan paras rupa yang sempurna. Ia dihiasi dengan kecantikan, kemanisan, keindahan, kejelitaan, kehalusan, kelemah-lembutan, kasih-sayang, kesucian, keibuan dan segala sifat-sifat keperibadian yang terpuji di samping bentuk tubuhnya yang mempesona serta memikat hati setiap yang memandangnya.
Ia adalah wanita tercantik yang menghiasai syurga, yang kecantikannya itu akan diwariskan turun temurun di hari kemudian, dan daripadanyalah maka ada kecantikan yang diwariskan kepada wanita-wanita yang datang dibelakangnya.
Adam a.s pun tak kurang gagah dan kacaknya. Tidak dijumpai cacat pada dirinya kerana ia adalah satu-satunya makhluk insan yang dicipta oleh Allah SWT secara langsung tanpa perantaraan.
Semua kecantikan yang diperuntukkan bagi lelaki terhimpun padanya. Kecantikan itu pulalah yang diwariskan turun temurun kepada orang-orang di belakangnya sebagai anugerah Allah SWT kepada makhluk-Nya yang bergelar manusia. Bahkan diriwayatkan bahawa kelak semua penduduk syurga akan dibangkitkan dengan pantulan dari cahaya rupa Adam a.s.
Adam a.s bangkit dari pembaringannya, memperbaiki duduknya. Ia membuka matanya, memperhatikan dengan pandangan tajam. Ia sedar bahawa orang asing di depannya itu bukanlah bayangan selintas pandang, namun benar-benar suatu kenyataan dari wujud insani yang mempunyai bentuk fizikal seperti dirinya. Ia yakin ia tidak salah pandang. Ia tahu itu manusia seperti dirinya, yang hanya berbeza kelaminnya saja. Ia serta merta dapat membuat kesimpulan bahawa makhluk di depannya adalah perempuan. Ia sedar bahawa itulah dia jenis yang dirindukannya. Hatinya gembira, bersyukur, bertahmid memuji Zat Maha Pencipta.
Ia tertawa kepada gadis jelita itu, yang menyambutnya tersipu-sipu seraya menundukkan kepalanya dengan pandangan tak langsung, pandangan yang menyingkap apa yang terselit di kalbunya.
Butir-butir fikiran yang menggelombang di dalam sanubari Hawa seolah-olah merupakan arus-arus tenaga elektrik yang datang mengetuk kalbu Adam a.s, yang langsung menerimanya sebagai mimpi yang berkesan di dalam gambaran jiwanya seketika itu.
Adam terjaga....! Alangkah terkejutnya ia ketika dilihatnya ada makhluk manusia seperti dirinya hanya beberapa langkah di hadapannya. Ia seolah tak percaya pada penglihatannya. Ia masih terbaring mengusap matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang sedang dilihatnya.
Hawa yang diciptakan lengkap dengan perasaan malu, segera memutar badannya sekadar untuk menyembunyikan bukit-bukit di dadanya, seraya mengirimkan senyum manis bercampur manja, diiringi pandangan melirik dari sudut mata yang memberikan sinar harapan bagi hati yang melihatnya.
Memang dijadikan Hawa dengan bentuk dan paras rupa yang sempurna. Ia dihiasi dengan kecantikan, kemanisan, keindahan, kejelitaan, kehalusan, kelemah-lembutan, kasih-sayang, kesucian, keibuan dan segala sifat-sifat keperibadian yang terpuji di samping bentuk tubuhnya yang mempesona serta memikat hati setiap yang memandangnya.
Ia adalah wanita tercantik yang menghiasai syurga, yang kecantikannya itu akan diwariskan turun temurun di hari kemudian, dan daripadanyalah maka ada kecantikan yang diwariskan kepada wanita-wanita yang datang dibelakangnya.
Adam a.s pun tak kurang gagah dan kacaknya. Tidak dijumpai cacat pada dirinya kerana ia adalah satu-satunya makhluk insan yang dicipta oleh Allah SWT secara langsung tanpa perantaraan.
Semua kecantikan yang diperuntukkan bagi lelaki terhimpun padanya. Kecantikan itu pulalah yang diwariskan turun temurun kepada orang-orang di belakangnya sebagai anugerah Allah SWT kepada makhluk-Nya yang bergelar manusia. Bahkan diriwayatkan bahawa kelak semua penduduk syurga akan dibangkitkan dengan pantulan dari cahaya rupa Adam a.s.
Adam a.s bangkit dari pembaringannya, memperbaiki duduknya. Ia membuka matanya, memperhatikan dengan pandangan tajam. Ia sedar bahawa orang asing di depannya itu bukanlah bayangan selintas pandang, namun benar-benar suatu kenyataan dari wujud insani yang mempunyai bentuk fizikal seperti dirinya. Ia yakin ia tidak salah pandang. Ia tahu itu manusia seperti dirinya, yang hanya berbeza kelaminnya saja. Ia serta merta dapat membuat kesimpulan bahawa makhluk di depannya adalah perempuan. Ia sedar bahawa itulah dia jenis yang dirindukannya. Hatinya gembira, bersyukur, bertahmid memuji Zat Maha Pencipta.
Ia tertawa kepada gadis jelita itu, yang menyambutnya tersipu-sipu seraya menundukkan kepalanya dengan pandangan tak langsung, pandangan yang menyingkap apa yang terselit di kalbunya.
Subscribe to:
Posts (Atom)